Aku dan anak-anakku sampai di rumah ibu menjelang siang. Dan saat baru saja sampai di depan rumah,Lisa keluar dari rumah ibu. Dia berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam ke arahku. Ternyata dia berani datang ke rumah ibuku,hal yang tidak pernah terlintas di benakku.
Kedua anakku langsung terpaku di tempatnya berdiri saat melihat ibunya. Aku yang kagetpun sempat terdiam tapi aku berusaha menguasai diri. Aku lalu mengajak kedua anakku masuk ke rumah ibu melalui pintu samping.
"Andre,Alya!" teriak Lisa.
Aku lalu menyuruh kedua anakku masuk ke kamar ibu lalu aku menemui istriku,yang sebentar lagi akan jadi mantan istriku. Sayang proses cerai membutuhkan waktu yang tidak sebentar,kalau bisa detik ini juga aku ingin segera sah bercerai darinya. Aku tidak ingin menyimpan rasa sakit ini terlalu lama.
Aku duduk di sudut sofa di dekat pintu kamar adikku sedangkan Lisa duduk di sofa yang berada di dekat pintu masuk.
"Ada apa?" tanyaku tanpa basa basi.
"Ada apa? Kamu bawa anak-anakku tanpa ijin dari aku!" protesnya.
"Mereka juga anak-anakku! Mereka yang ingin ikut denganku karena ibunya menelantarkan mereka!" ucapku sinis.
"Siapa yang menelantarkan mereka? Jangan asal fitnah! Kalau benci sama aku,jangan menghasut anak-anakku agar ikut membenciku!" ucapnya dengan nada tinggi.
Aku ingin menjawab omongannya tapi aku tidak mau ribut terlebih anak-anakku pasti mendengar dari kamar. Aku tidak mau anak-anakku sedih dan trauma.
"Kalau sudah sah,aku yang akan merawat mereka. Kamu bisa bebas mau pergi dengan siapapun,kapanpun,tanpa perlu memikirkan mereka lagi!"
"Ngomong apa sih? Jangan menjelek-jelekkan aku di depan anak-anak!"
Aku menarik nafasku berat, "Aku nggak pernah menjelek-jelekkanmu di depan mereka! Mereka bahkan nggak tau perbuatan kamu di luaran sana! Mereka sendiri yang ingin ikut denganku karena ibunya sudah meninggalkan mereka!"
"Huuhh,nggak salah ngomong? Bukannya ayahnya yang meninggalkan mereka berapa hari ini?" ucapnya ketus.
"Aku bisa saja membawa mereka beberapa hari yang lalu tapi aku masih mandang kamu sebagai ibunya! Sekarang kamu tanya saja sama mereka,mereka ingin ikut dengan siapa! Aku nggak mau ribut dan tolong jangan ribut di rumah ibuku!" tegasku yang segera berlalu meninggalkannya sendirian di ruang tamu. Aku malas harus berlama-lama bicara dengannya.
Lisa lalu mengetuk pintu kamar ibu memanggil Andre dan Alya tapi tidak ada sahutan. Lisa terus mengetuk dan memanggil anak-anak. Sepuluh menit berlalu,aku dengar Andre keluar dari kamar.
"Sayang,mana adik kamu? Kita pulang ke kost yuk!"
"Adek Alya mau di rumah nenek saja,bu. Mas juga," jawab Andre.
"Apa yang ayah kamu bilang sampai kamu nggak mau kembali ke kost sama ibu,hmm?"
"Ayah nggak bilang apa-apa."
"Bohong! Jangan belajar bohong ya,Ndre!"
"Mas Andre nggak bohong,bu! Aku sama mas Andre nggak mau kembali ke kost!" teriak Alya.
Lisa gegas mendekati si bungsu, "Sayang,kenapa kamu nggak mau kembali ke kost? Pasti karena di kost sempit kan,nggak seperti di rumah nenek," ucap Lisa sinis.
"Bukan! Tapi karena ibu suka pergi-pergi sampai lama! Aku sama mas Andre kemarin kelaparan. Ibu malam nggak pulang! Ibu jahat!" teriak Alya histeris.
"Sayang,tolong maafkan ibu. Ibu ada perlu penting dan uang ibu di copet jadi ibu nggak punya uang untuk ongkos pulang. Jadi ibu terpaksa menginap di rumah teman. Bukankan sudah ibu jelaskan waktu itu?"
"Ibu bohong!" sungut Alya. Bungsuku itu mulai terisak.
"Ayah bilang apa sama kamu? Kenapa kamu jadi gini sama ibu?" Lisa mulai menuduhku.
"Ayah nggak bilang apa-apa! Pokoknya aku nggak mau kembali ke kost. Aku mau sama ayah saja!" ucapnya yang segera berlari masuk kembali ke kamar neneknya.
Aku lalu menemuinya di ruang keluarga, "Tolong jangan bikin ribut di rumah ibuku. Harusnya kamu senang kan,anak-anak nggak akan merepotkan kamu lagi. Mengganggu kebebasan kamu lagi!"
"Kamu ngomong apa sih? Bukannya kamu yang ninggalin mereka dan enak-enak tinggal di rumah ibu!"
"Terserahlah kamu mau ngomong apa. Tanya saja sama Andre. Ajak anak-anak sama kamu kalau mereka mau. Kalau nggak mau tolong jangan di paksa!" tegasku. Aku lalu meninggalkannya ke dapur.
Hhh,ibu pasti pusing karena masalahku. Aku harus cari kost untukku dan anak-anak agar hidup ibu kembali tenang. Kalau terus di sini,bisa-bisa nanti Lisa sering datang untuk mempengaruhi kedua anakku.
Aku masih dengar Lisa merayu Andre agar kembali ke kost bersamanya tapi Andre tetap tidak mau bahkan saat Lisa merayunya akan membelikannya tas dan sepatu baru,Andre tetap tidak mau. Dari mana dia uang? Bukannya tadi dia bilang kalau uanganya di copet hingga tidak bisa pulang? Lalu dia bisa pulang dapat uang dari mana? Kebohongan apa lagi yang kamu sembunyikan,Lisa.
Tak lama kemudian,pintu rumah ibu di tutup kasar hingga membuatku kaget. Aku gegas ke ruang tamu. Andre sedang duduk di sofa dengan mata yang sedikit merah.
Aku lalu duduk di sampingnya, "Maafkan ayah," ucapku lembut.
Andre menoleh lalu menatapku, "Ayah nggak salah," ucapnya lirih.
Aku lalu memeluknya erat, "Nonton tv yuk," ajakku yang di beri anggukan oleh Andre.
Aku lalu menyalakan tv. Kami sepakat nonton pertunjukkan bola. Aku lihat putraku mulai melupakan kejadian tadi. Dia fokus nonton bola hingga ruang tamu ibu ramai oleh suaraku dan juga suara Andre yang mengomentari pertunjukkan bola.
***
Sore hari saat aku dan anakku baru saja selesai sholat,kami kumpul-kumpul di teras rumah. Tiba-tiba aku ingin keluar lagi seperti tadi pagi. Siapa tau ada rezeki ketemu orang yang mau pesan terali.
"Mas Andre mau ikut ayah,nggak?" tanyaku.
"Ayah mau kemana?"
"Seperti tadi pagi,jalan-jalan saja."
"Ayo yah,mumpung cuaca cerah nggak panas nggak hujan," sahutnya bersemangat.
"Ayo!"
Aku lalu mengambil sepedaku. Kebetulan Alya sedang bermain dengan keponakanku yang sama-sama perempuan.
"Alya main sama adik Lani dulu,ya. Ayah sama mas Andre mau keluar sebentar," pamitku pada si bungsu.
Dia diam sesaat lalu menganggukkan kepalanya, "Tapi jangan lama-lama ya,yah!" pintanya.
"Iya sayang. Alya minta di bawain apa sama ayah,hmm?"
Alya menggelengkan kepalanya, "Aku nggak mau apa-apa,yah. Tapi ayah harus cepat pulang!" pintanya dengan penekanan.
"Iya,sayang. Kamu sama adik mainnya di dalam saja ya!" titahku yang di beri anggukan oleh Alya. Dia lalu mengajak Lani masuk ke dalam rumah.
Aku lalu pamit pada ibu sebelum pergi. Berdua Andre aku keliling gang berharap dapat orang yang mau memesan apa yang ada di dalam brosur yang selalu aku bawa.
.
.
.
.
.
.
15
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GAK USAH DISERAHIN KE LISA TU ANAK2,,, HNCUR NNTI HIDUP ANAK2 KLO DIURUS LISA
2022-10-06
0
Aris Pujiono
hah payah
2022-01-04
0
Вet¡¡πа ♡
semangat kak..
2021-12-28
0