Keesokan harinya saat istirahat siang,aku pamit pergi dari toko sebentar. Aku kayuh sepedaku dengan kencang agar cepat sampai. Sepuluh menit,aku sampai di bengkel yang sesuai dengan alamat yang ada di brosur yang aku minta dari seseorang kemarin.
Aku lalu menemui pemilik bengkel untuk bertanya-tanya. Setelah di rasa cukup jelas,aku pun segera pamit agar tidak telat sampai kembali ke toko.
Sampai di toko,aku bekerja seperti biasa sampai menjelang sore toko tutup.
Pulang dari toko,aku tidak langsung pulang melainkan keliling dulu di gang-gang yang dekat dengan toko. Aku sengaja mencari rumah-rumah atau toko yang sedang di bangun. Aku akan menawari mereka agar mau memesan pagar pintu atau jendela atau apa saja yang ada di gambar yang ada di dalam brosur yang aku bawa.
Setelah berkeliling,aku lihat ada satu rumah yang sedang di bangun. Aku mencoba mendekati pemilik rumah untuk memperlihatkan brosur yang aku bawa. Tapi mungkin bukan rezekiku ternyata pemilik rumah sudah memesan beberapa hari yang lalu di bengkel lain.
Karena setengah jam lagi waktunya maghrib,aku gegas pulang ke rumah ibuku. Besok-besok aku akan keliling lagi.
Sampai di rumah ibu ternyata ada Andre,anakku. Dia berdiri di depan pagar rumah ibuku.
"Ayah," serunya saat melihatku yang baru datang.
"Ndre?"
Andre lalu mencium punggung tanganku, "Kok ayah baru pulang?" tanyanya heran.
"Ayah ada kerjaan dikit tadi. Kamu tumben ke rumah nenek? Sama siapa?" tanyaku seraya menuntun sepedaku masuk ke teras.
"Ada yang mau aku bilang sama ayah," ucapnya dengan wajah sedih.
"Ayo masuk dulu," ajakku.
"Assalammu'alaikum," ucapku seraya melepaskan sandal.
"Wa'alaikumsalam," sahut ibuku dari dalam.
Aku dan Andre duduk di ruang tamu.
"Andre sudah nungguin kamu dari tadi," jelas ibu.
"Ayah kapan pulang? Semalam aku sama Alya tidur berdua saja di kost. Ibu baru pulang tadi pagi," jelas Andre dengan wajah sedih. Aku yang mendengar ceritanya langsung emosi. Bisa-bisanya Lisa meninggalkan anaknya berdua saja. Batinku geram.
"Kenapa semalam kamu nggak nelpon tante Aminah?" tanyaku.
"Handphone di bawa sama ibu,yah."
"Astagfirullah. Lisa benar-benar keterlaluan," gumamku.
"Sekarang ibu kamu ada di kost,nggak?"
Andre mengangguk, "Ada,yah. Tapi aku mau ayah pulang," pintanya dengan wajah memohon.
Aku jadi bingung, "Hhmm,yasudah kamu menginap di sini saja malam ini,ya!"
Andre menggeleng cepat, "Tadi adek Alya pesan supaya aku cepat pulang. Jangan ikutan tidur di rumah nenek."
"Kamu pulanglah,To!" titah ibuku.
Aku menggelengkan kepala, " Nggak bisa,bu."
"Kenapa nggak bisa,yah? Kenapa ayah nggak mau pulang?"
Aku menghela nafas berat. Apa aku harus jujur sekarang pada anakku? Apa reaksinya nanti? Sekarang saja dia terlihat begitu sedih, "Maafin ayah,nak. Ayah dan ibu sudah nggak bisa sama-sama lagi."
Mata Andre membulat, "Apa,yah? Maksud ayah apa?"
"Kamu masih kecil,kamu nggak akan bisa mengerti tapi tolong ya,biarkan ayah tinggal di rumah nenek. Nanti kalau ada rezeki,ayah akan cari tempat tinggal yang baru."
Wajah Andre makin terlihat bingung, "Tapi,yah?"
"Ayah antar ke kost ya. Jagain adik kamu," ucapku.
"Kalian makan saja dulu," titah ibuku.
"Ayo,nak. Kita makan dulu," ajakku.
Andre menggeleng dengan wajah sedih, "Adek Alya saja belum makan."
"Apa? Ibu kamu nggak masak?" tanyaku kaget.
"Tadi siang aku bikin mi sama adek Alya."
Dadaku sesak. Lisa,dia benar-benar tidak bisa di andalkan. Padahal aku baru kemarin memberinya uang belanja,tapi dia tidak mau masak untuk anak-anaknya sendiri.
Aku menoleh ke arah ibuku, "Bu,aku boleh ajak anak-anaku menginap di sini malam ini saja? Besok aku baru akan cari kost?"
Ibu terlihat menghela nafas berat, "Terserah kamu saja,To,?" jawabnya dan segera berlalu dari hadapanku,masuk ke kamarnya.
Mungkin ibuku marah dengan keputusanku. Aku juga belum cerita pada beliau hingga mungkin beliau jadi salah paham. Akhirnya aku putuskan untuk cerita saja sama ibu.
"Andre tunggu sebentar ya,ayah mau bicara dulu sama nenek!" titahku pada Andre. Aku gegas menemui ibu di kamarnya.
Tok tok tok. Aku ketuk pintu kamar ibu. Ceklek.
"To?" Dahi ibu mengernyit.
"Boleh aku masuk,bu?"
"Masuklah."
Aku masuk lalu duduk di kursi di samping tempat tidur. Ibu melanjutkan membereskan lemari pakaiannya.
"Aku mau bicara penting," ucapku seraya menatap langit-langit kamar.
"Hhmm."
"Lisa selingkuh,bu. Makanya aku sudah bulat ingin bercerai," ucapku pelan agar tidak ada orang lain yang mendengar termasuk Andre.
Ibu menoleh lalu mengernyitkan dahinya, "Tau dari mana kamu?"
"Aku lihat sendiri,bu. Aku yang memergokinya."
Hhh,ibu seperti menarik nafasnya berat.
"Tolong doakan aku,bu. Aku boleh kan menginap di sini bersama anak-anakku?"
"Hhmm,ijin dulu sama ibunya kalau mau membawa Andre dan Alya kesini."
"Terimakasih,bu. Aku pergi dulu mau jemput Alya," pamitku lalu segera keluar dari kamar ibu.
Andre masih duduk terpaku melihat ke arah kamar ibu.
"Ayo,kita jemput adik kamu!" ajakku pada Andre.
Dengan mengayuh sepeda,aku pergi ke kost bersama anakku yang membawa sepedanya sendiri.
Sampai di kost,aku menunggu di depan kamar sementara Andre langsung masuk. Aku dengar suara putriku yang langsung menangis saat kakaknya datang.
Tiba-tiba Andre keluar, "Yah,ibu nggak ada di kamar."
Aku langsung mengelus dada. Lisa tega meninggalkan putriku sendirian di kost saat hari sudah gelap begini. Aku gegas masuk ke kamar dan Alya langsung memelukku, "Ayah,jangan pergi!" teriaknya di sela isak tangis. Aku memeluknya erat. Jelas sekali kalau putriku ini sedang ketakutan. Aku usap lembut pucuk kepalanya, "Tenanglah,ada ayah di sini," bujukku.
"Ayah tidur di sini,kan?" tanya Andre.
Aku lalu menoleh ke arah putra sulungku, "Bereskan pakaianmu dan adek. Kita ke rumah nenek!" titahku.
Andre gegas mengambil kantong kresek yang berukuran besar lalu memasukkan beberapa helai pakaiannya dan juga pakaian adiknya ke dalam kantong kresek.
Setelah putriku sedikit tenang,aku lepaskan pelukannya.
"Kamu bawa kantong kreseknya di sepeda kamu ya,nak. Biar adek di bonceng sama ayah," titahku pada Andre yang langsung menganggukkan kepalanya.
Beruntung suasana kost sedikit sepi,mungkin penghuninya sedang di dalam jadi tidak akan ada yang melihat aku membawa kedua anakku.
Alya hanya menurut saja saat aku suruh naik ke boncenģan sepedaku. Aku lihat dia sudah tidak lagi menangis.
Selama aku bonceng,putriku itu memeluk pinggangku dengan sangat erat tidak seperti biasanya. Aku benar-benar menyesal sudah meninggalkannya bersama ibunya. Lisa,kamu benar-benar tidak punya hati,bahkan terhadap putrinya sendiri.
.
.
.
.
.
.
16
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KASIAN ANDRE & ALYA.. PNY IBU KHIANAT SPRTI LISA
2022-10-06
0
Oyiib Pw
si anto dibikin sukses biar nyesel seumur hidup tu jbly
2022-03-17
3
Oyiib Pw
bukannya sadar tuh sijablay malah menjadi jadi
2022-03-17
0