bab 6

Aku pulang di jam-jam seperti biasa. Aku lihat dari jauh kamar kostku sepi. Aku pikir anak-anakku sedang tidur ternyata aku salah. Di kost hanya ada Lisa sendirian. Kemana anak-anakku? Mau menanyakan sama wanita yang masih berstatus istriku itu rasanya sungkan. Melihat wajahnya saja aku sudah malas.

Tapi sampai kapan keadaan akan terus seperti ini. Aku tetap harus mengambil keputusan. Memaafkannya dengan terus melanjutkan pernikahan ini atau justru akan mengakhirinya. Aku bingung karena memikirkan juga nasib kedua buah hatiku.

Aku masuk ke kamar lantas segera pergi mandi tanpa bicara sepatah katapun. Selesai mandi aku langsung ingin ke masjid walau masih setengah jam lagi azan maghrib. Daripada harus berduaan dengan Lisa di kamar,aku benar-benar sudah malas.

Tapi baru saja aku handak melangkah keluar,Lisa menarik tanganku. Aku sontak saja kaget dan langsung menoleh ke arahnya.

"Yah. . ." panggilnya lembut tidak ketus seperti biasanya.

Aku langsung menepiskan tangannya. Entahlah rasanya geli saja saat dia menyentuh kulitku walau hanya tangan saja. Aku kembali ingat saat aku memergokinya selingkuh. Ah dadaku kembali sakit.

"Ada apa?" Sahutku ketus. Aku sudah tidak bisa lagi bersikap lembut padanya. Setiap melihatnya aku sellalu emosi.

"Yah, tolong maafin ibu. Ibu khilaf. Ibu janji nggak akan mengulanginya lagi," pintanya dengan wajah memohon seraya tetap memaksa untuk memegang tanganku namun kembali aku tepiskan.

Dari sudut mataku aku bisa melihat kalau Lisa sedang menangis. Menangis tanpa suara,mungkin malu kalau sampai terdengar oleh tetangga sebelah. Dulu, aku akan dengan mudahnya memaafkan. Mudahnya terenyuh setiap kali melihat dia menangis. Tapi sayangnya kesalahannya sangat fatal dan tidak akan bisa aku lupakan seumur hidupku. Itu pulalah yang membuatku tidak bisa memaafkannya dan tentu saja aku ingin berpisah darinya karena aku tidak ingin mengingat kejadian memalukan itu lagi.

"Alhamdulillah kalau kamu nggak akan mengulanginya lagi. Ingat,bukan cuma keluarga ini yang kamu sakiti tapi juga keluarga dari kekasihmu itu!" tegasku.

"Iya ayah,aku tau. Jadi ayah mau kan memaafkan aku?" tanyanya lagi.

Hhh,aku manarik nafasku berat. Aku harus mengambil keputusan.

"Aku sudah memaafkan kamu. Tapi untuk percaya lagi sama kamu mungkin sudah nggak bisa." ucapku pelan namun dengan penekanan.

"Aku mohon percaya sama aku,yah. Aku janji nggak akan melakukan itu lagi. Aku khilaf hari itu, yah. Aku baru sekali melakukannya," kali ini suara tangisnya mulai terdengar.

Huuhh,aku nggak akan terkecoh lagi dengan kata-kata manisnya," Baru sekali yang ketahuan oleh ku, kan?" hardikku.

Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sungguh,yah. Aku baru sekali itu," ucapnya sedikit terisak

"Andai hari itu aku nggak ada di sana, sampai detik ini mungkin kamu akan terus bermain di belakangku dan aku akan terus kamu bodohi, Lisa!" ucapku keras.

"Yah,percaya sama aku." Lisa terus memohon.

Kamu masih juga nggak mau mengaku,Lisa. Baiklah,aku nggak akan tertipu lagi oleh mulutmu itu. Aku membatin lalu bergegas keluar dari kamar tapi Lisa kembali menarik tanganku.

"Ayah percaya kan sama aku?"

"Hanya orang bodoh dan buta saja yang mau percaya! Minggir, aku mau ke masjid. Nggak ada guna menghabiskan waktu bicara sama kamu!" Aku hempaskan kasar tangannya yang memegangi tanganku.

Rasa sakit itu kembali aku rasakan. Mungkin nanti malam aku akan istigharah. Aku juga nggak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Apalagi ini juga menyangkut kedua buah hatiku.

***

Esoknya, sebelum azan subuh aku sudah mandi. Semalam selesai sholat istigharah,aku seperti mendapatkan pencerahan bagaimana kelanjutan pernikahanku. Walau berat,aku harus mengambil keputusan.

Aku pulang dari masjid pukul enam. Aku banyak merenung juga di masjid tadi karena suasananya sudah mulai sepi jadi aku bisa berpikir lebih tenang. Dan saat sampai di kost, ternyata kedua anakku sudah menungguku.

"Ayah, kok sudah siang begini baru pulang dari masjid?" tanya Alya sembari menarik tanganku manja.

"Ayah tadi ngobrol-ngobrol dulu sama bapak-bapak di masjid,," jawabku bohong.

"Ayo yah, kita sarapan," ajak si sulung.

Sebenarnya aku males makan,tapi aku mau kasih alasan apa lagi? Ini hari jumat masa aku bilang sedang puasa. Hhh.

"Nak,ayah buru-buru ke toko. Ada pesanan pagi-pagi sekali. Kalian makanlah!" tolakku halus. Maaf ayah harus berbohong. Batinku. Tak ku hiraukan Lisa yang sedang mengambilkan piring dan gelas untukku. Hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Kini, apapun yang dia lakukan untuk menarik simpatiku, itu tidak akan bisa merubah apapun. Itu tidak akan mengembalikannya utuh seperti sebelum tersentuh laki-laki lain. Ya, aku tidak bisa menyingkirkan bayangan itu dalam benakku.

Aku gegas mengambil sepedaku lalu segera pergi. Tatapan penuh tanda tanya mulai aku rasakan saat menatap putraku. Mungkin dia mulai curiga karena beberapa hari ini aku tidak pernah lagi makan di rumah.

Aku kayuh sepedaku ke arah rumah Budi. Aku tau sahabatku itu pastilah belum berangkat ke toko. Dan benar saja,dia masih sibuk memberi makan ayam peliharaannya.

"Bud!" panggilku.

Budi menoleh lalu menatapku dengan dahi berkerut, "Ada apa ke mari? Tumben?" tanyanya heran.

"Hehee, aku hanya mampir saja," jawabku enteng.

"Kamu kenapa, nggak seperti biasanya seperti ini?"

"Hhmm, kamu janji jangan cerita sama siapa-siapa, ya? Termasuk juga sama bos!" ucapku pelan namun dengan penekanan.

Budi menganggukkan kepalanya, "Beres!"

Aku menarik nafas berat. Aku butuh seseorang tempat bercerita dan meminta pendapat walau semua kembali lagi pada diriku sendiri.

"Aku ingin bercerai!" ucapku lirih tanpa melihat ke arah Budi.

"A-apa? Kamu nggak salah ngomong,kan? Kamu kesambet,ya?" Budi menatapku seakan tidak percaya.

"Aku sudah pikirkan masak-masak. Semalam aku juga sudah istikharah,"

"Tapi kenapa,To? Suami istri bertengkar itu biasa. Apalagi kalian sudah mempunyai dua orang anak yang masih butuh kalian. Dan ingat bagaimana dulu perjuangan kalian untuk bisa bersama. Pikirkan lagi!" sahut Budi.

"Bukan pertengkaran biasa. Sudah dua hari ini aku memikirkannya. Aku tidak main-main dengan keputusanku ini!'

"Hhmm,kamu menyukai wanita lain?"

"Ck. Aku bukan orang seperti itu,Bud!" desisku.

"Tetap saja aku tidak bisa mengerti jalan pikiran kamu. Semua kan ada alasannya."

"Kalau kamu tau alasannya,kamu pasti kaget."

"Ya gimana aku mau kaget,lah kamu cerita nggak jelas gitu." gerutu Budi.

"Aku hanya ingin menutupi aib saja. Cukup aku dan istriku yang tau. Dan Allah tentunya."

"Hhuuhh, kamu itu. Cerita kok setengah-setengah."

"Hhmm, intinya aku sudah sangat kecewa dan sakit hati karena ulah Lisa."

"Tapi keputusan cerai itu bukan main-main,To. Nanti kamu menyesal."

"Aku memang sudah menyesal. Ah sudahlah, kamu doakan saja proses ceraiku berjalan lancar. Ayo kita berangkat kerja sekarang. Sudah jam tujuh ini," ajakku lalu naik ke sepeda.

Budi mengikuti langkahku. Dengan bersepeda, kami berangkat ke toko yang tidak terlalu jauh dari rumah Budi.

***

Pulang kerja,aku lihat kedua anakku masih bermain bersama teman-temannya di jalanan di depan kost. Aku segera masuk. Saat aku membuka pintu kost,aku lihat Lisa sedang tiduran membelakangiku. Dan dia langsung bangkit dari tidurnya saat menyadari kedatanganku.

"Ayah. . ." sapanya lembut.

Sejak kejadian itu,Lisa memang tidak pernah lagi bicara tinggi padaku. Aku diam saja tanpa mempedulikannya. Segera aku ambil handuk dan pakaian ganti lalu pergi mandi.

Setelah mandi,ternyata Lisa sudah menungguku di depan pintu.

"Ayah,kenapa beberapa hari ini nggak mau makan? Ayah masih marah sama ibu?"

"Aku sudah mengambil keputusan. Dan aku yakin,kamu tidak akan keberatan dengan keputusanku ini!" ucapku pelan agar tidak ada tetangga yang mendengar suaraku.

"Keputusan apa, yah?" tanya calon mantan istriku itu dengan dahi berkerut.

"Aku akan menceraikan kamu! Semoga kamu senang, bisa melakukan apapun semau kamu tanpa larangan dariku lagi!" ucapku pelan namun penuh penekanan.

Lisa kaget. Matanya membulat dan menatapku seakan tidak percaya dengan pendengarannya.

"Ayah,bukankah ayah bilang sudah memaafkan aku? Kenapa harus cerai?" Lisa seperti tidak terima dengan keputusanku.

"Aku sudah bilang kalau aku sudah memaafkan kamu. Tapi untuk percaya lagi itu sangat sulit. Dan aku nggak akan bisa hidup dengan orang yang nggak bisa aku percaya. Aku nggak ingin hidupku penuh kecurigaan. Aku ingin hidup tenang!"

"Tapi,yah. Bagaimana dengan anak-anak?"

"Kenapa sekarang kamu memikirkan anak-anak? Bukankan saat melakukannya kamu sama sekali tidak memikirkan mereka?"

"Nggak,yah. Aku nggak mau cerai!" Lisa terlihat menahan tangisnya.

"Mulai malam ini aku akan tinggal di rumah ibuku. Kamu nggak usah khawatir,aku masih akan menafkahi kamu selama masa iddah!" ucapku seraya mengambil beberapa helai pakaianku lalu memasukkannya ke dalam tas.

"Tapi kenapa kamu harus tinggal di rumah ibu?"

"Tolong mengertilah. Aku sudah nggak bisa tinggal lagi seatap denganmu!" tegasku lalu segera keluar dari kost.

Aku tidak tau harus menjelaskan apa jika ibuku bertanya. Apalagi anak-anakku. Tapi keputusanku sudah bulat. Ini semua demi kebaikan walau aku tidak tahu ini baik apa tidak untuk kedua anakku. Semoga saja mereka mau mengerti.

.

.

.

.

.

.

.

.

12

Terpopuler

Comments

Rohad™

Rohad™

Adehhh, cih dasar freak nih si Lisa pas selingkuh tidak berfikir 2 kali apa, resiko dan akibat buruk untuk anak-anaknya.

2023-10-27

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BIAR HIDUP MISKIN, TAPI ANTO PNY HARGA DIRI, HNYA SUAMI BODOH YG MAU TERIMA ISTRI YG SDH BEZINAH DGN LAKI2 LAIN, DRIPADA SELINGKUH DN BRZINA BGITU, BAGUS NGELONTE SEKALIAN.. INI YG KETAHUAN ANTO, YG GK KTAHUAN YG SERING BOHONG BILANG BANTU CATHERING, ITU PASTI PERGI BUAT BERIKN MEMEKNYA PADA SELINGKUHANNYA.. KLO SKDAR SELINGKUH TPI BLM BRBUAT JAUH HINGGA BRZINAH, MSH MGKINLH DITERIMA KEMBALI

2022-10-06

1

~R@tryChayankNov4n~

~R@tryChayankNov4n~

baru sekali yg ketauan ya.. yg lainnya enggk🥴🙃

2022-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
132 bab 132
133 bab 133
134 bab 134
135 bab 135
136 bab 136
137 bab 137
138 bab 138
139 bab 139
140 bab 140
141 bab 141
142 bab 142
143 bab 143
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 bab 147
148 bab 148
149 bab 149
150 bab 150
151 bab 151
152 bab 152
153 bab 153
154 bab 154
155 bab 155
156 bab 156
157 bab 157
158 bab 158
159 bab 159
160 bab 160
161 bab 161
162 bab 162
163 bab 163
164 bab 164
165 bab 165
166 bab 166
167 bab 167
168 bab 168
169 bab 169
170 bab 170
171 bab 171
172 bab 172
173 bab 173
174 bab 174
175 bab 175
176 bab 176
177 bab 177
178 bab 178
179 bab 179
180 bab 180
181 bab 181
182 bab 182
183 bab 183
184 bab 184
185 bab 185
186 bab 186
187 bab 187
188 bab 188
189 bab 189
190 bab 190
191 bab 191
192 bab 192
193 bab 193
194 bab 194
195 bab 195
196 bab 196
197 bab 197
198 bab 198
199 bab 199
200 bab 200
201 bab 201
202 bab 202
203 bab 203
204 bab 204
205 bab 205
206 bab 206
207 bab 207
208 bab 208
209 bab 209
210 bab 210
211 bab 211
212 bab 212
213 bab 213
214 bab 214
215 bab 215
216 bab 216
217 bab 217
218 bab 218
219 bab 219
220 bab 220
221 bab 221
222 bab 222
223 Bab 223
224 Akhir yang membahagiakan
225 promo novel baru
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131
132
bab 132
133
bab 133
134
bab 134
135
bab 135
136
bab 136
137
bab 137
138
bab 138
139
bab 139
140
bab 140
141
bab 141
142
bab 142
143
bab 143
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
bab 147
148
bab 148
149
bab 149
150
bab 150
151
bab 151
152
bab 152
153
bab 153
154
bab 154
155
bab 155
156
bab 156
157
bab 157
158
bab 158
159
bab 159
160
bab 160
161
bab 161
162
bab 162
163
bab 163
164
bab 164
165
bab 165
166
bab 166
167
bab 167
168
bab 168
169
bab 169
170
bab 170
171
bab 171
172
bab 172
173
bab 173
174
bab 174
175
bab 175
176
bab 176
177
bab 177
178
bab 178
179
bab 179
180
bab 180
181
bab 181
182
bab 182
183
bab 183
184
bab 184
185
bab 185
186
bab 186
187
bab 187
188
bab 188
189
bab 189
190
bab 190
191
bab 191
192
bab 192
193
bab 193
194
bab 194
195
bab 195
196
bab 196
197
bab 197
198
bab 198
199
bab 199
200
bab 200
201
bab 201
202
bab 202
203
bab 203
204
bab 204
205
bab 205
206
bab 206
207
bab 207
208
bab 208
209
bab 209
210
bab 210
211
bab 211
212
bab 212
213
bab 213
214
bab 214
215
bab 215
216
bab 216
217
bab 217
218
bab 218
219
bab 219
220
bab 220
221
bab 221
222
bab 222
223
Bab 223
224
Akhir yang membahagiakan
225
promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!