SEMUA TENTANG DENDAM

SEMUA TENTANG DENDAM

Bukit Yang Indah

Pagi hari yang cerah. Suara burung berkicau bersahutan. Basah dedaunan oleh embun pagi. Dan udara yang berhembus menyejukkan seluruh tubuh. Di bukit indah di desa terpencil yang masih asri. Tinggalah sebuah keluarga yang harmonis.

" Ayo semuanya kita akan pergi jalan-jalan ! Seru Tanu kepada keluarganya.

" Ayoo ! Kemana kita akan jalan - jalan Ayah? " Ucap Bulan bersemangat.

" Minggu ini kita akan pergi mengitari bukit ini, Kita akan lewat jalan yang sudah Ayah buat seminggu ini. " Jawab Tanu dengan rasa bangga.

" Yang benar saja... Ibu nggak mau Ayah, Capek nanti " ujar Rani pada suaminya.

Saat bersamaan, si kembar anak pertama dan kedua Tanu, turun dari lantai atas. Dia adalah Riko dan Raka.

Riko menggendong adik kecilnya, yang masih berumur satu tahun lebih dua bulan.

Tanu dan Rani adalah teman sekelas pada saat duduk di bangku SMA. Dua-duanya murid terbaik di kelasnya. mereka berdua bersaing dalam memperebutkan rangking kelas.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin cinta, karena diantara mereka merasa memiliki perasaan yang sama. Hingga sampai mereka lulus kuliah, hubungan mereka baik - baik saja. Jarang sekali ada keributan.

Setelah mendapatkan restu kedua orang tua mereka , akhirnya mereka menikah. Sekarang Tanu dan Rani memiliki 4 orang anak. Si kembar Riko dan Raka, Bulan, dan yang paling kecil Tama.

" Ibu itu harus sekali-kali refreshing, jangan mengurusi pekerjaan rumah saja bu" sahut Riko sambil menyerahkan Tama pada Bulan yang sejak tadi pagi sudah ingin menggendong Tama.

" Benar kata Riko bu, Ibu itu harus melihat pemandangan di luar sana yang lebih indah daripada di sekitar rumah ini " ucap Raka membenarkan kata saudara kembarnya.

" Iya bu, Ibu ikut ya.. kan enak kalau jalan ramai-ramai." pinta bulan merengek.

" Iya deh Ibu ikut.. " jawab Rani dengan senyum tumpul.

" Baiklah.. kita akan jalan sekarang juga!Siapkan bekal untuk perjalanan nanti agar tidak kelaparan saat nanti sampai di tujuan." suruh Tanu lalu bergegas pergi ke dapur untuk membantu Rani menyiapkan perbekalan.

Pukul 05.30 mereka bersiap dan bergegas. Mereka penasaran kemana Ayahnya mengajak mereka jalan. Dengan melewati jalan yang baru kemarin selesai di buat Tanu, tak bosan mereka melihat di sekeliling. banyak tanaman ,dan bunga- bunga indah liar yang tumbuh di sepanjang jalan.

Ini pertama kalinya mereka melakukan perjalanan yang sangat mengesankan. Tama bersorak sorai, mengisyaratkan kegembiraanya..

"Uuuwaaaaaahhhh..bahh.. bahhhh.. " celoteh Tama.

" Ehhh anak Ayah rupanya suka sekali ya di ajak jalan. " ucap Tanu sambil mencium pipi Tama.

" Memangnya cuma Tama yang suka Yah? Bulan juga suka lho" sahut Bulan dengan wajah berseri - seri.

" Iya Ayah juga senang kalau kalian menyukai tempat ini. Memang pemandangan ini sangat luar biasa. Ayah baru menyadarinya kemarin setelah Ayah selesai membangun jalan ini. "

Rani yang dari rumah tadi berjalan menyendiri, kemudian tersenyum sendiri. Memang pemandangan di sini jauh lebih indah daripada di rumah. Meskipun rumah mereka masih terbilang satu barisan dengan bukit itu. Tapi tak sedikitpun Rani berpikir bahwa di sekitar bukit di atas pun dia akan menemukan keindahan.

" Ehhh lihat Ibu tersenyum sendiri... hahaha..." ujar Raka sambil tertawa meledek.

" Memangnya kenapa? Ibu nggak senyum kok. Ibu itu karena matanya kena cahaya matahari. jadi ya seperti ini. Coba kalau kamu kesinaran cahaya , bagaimana ekspresi wajahnya? " jawab Rani dengan muka merah, menyembunyikan perasaannya.

" Ahh, Ibu bilang aja kalau senang. Jangan di tahan - tahan kalau senang. Kalau di tahan, wajah ibu kaya badut. Hihihi.." sentil bulan menyeringai.

" Sudahh lah, kalian ini asyik ngeledekin ibu terus. Hemhh... Ibu memang senang, juga bahagia bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Ini adalah momen yang belum pernah ibu rasakan sebelumnya."

Sambil tertawa mereka melanjutkan perjalanan. Walaupun baru seperempat perjalanan, tak ada sedikitpun kata lelah di pikiran mereka. Yang saat ini mereka rasakan adalah kebahagiaan bisa melakukan aktivitas bersama.

" Bulan, kalau lelah biarkan Tama berjalan sendiri.Jangan di gendong terus." Ucap Tanu saat melihat Bulan sudah terlihat kelelahan.

" Bulan belum lelah kok Ayah. Tenang saja, Bulan masih kuat." Ucap Bulan menolak teguran Ayahnya.

" Turuti saja kata Ayahmu, Bulan. Lagipula Tama sudah bisa jalan sendiri. Biarkan dia belajar berjalan menaiki bukit ini. Yang penting tetap di jaga agar tidak jatuh." Ucap Rani menyela.

" Baiklah Ibu. Padahal Bulan lagi ingin menggendong Tama lebih lama. Lagipula Bulan bisa main sama Tama pas hari libur saja kan." Ucap Bulan lemas, lalu menurunkan Tama dari gendongannya.

" **Ibu tidak melarangmu, kamu boleh mengajaknya bermain kapan saja. Tapi jangan sering digendong. Biar dia berjalan sendiri, supaya kakinya kuat."

" Iya Bulan mengerti Bu**." ucap Bulan pasrah.

" Ya sudah, kalau begitu kita jalan lagi. Ibu minta kamu j****aga Tama jangan sampai jatuh ya."

" Iya Ibu, Bulan pasti akan menjaganya. Tenang saja, serahkan saja semuanya pada Bulan."

" Ibu biar Tama bersama kami saja. Kami mau foto foto dulu di sekitar sini sebelum sampai di tempat tujuan. Di sini kebetulan tempatnya cocok untuk berfoto." Ucap Raka sembari menyiapkan kameranya untuk mulai berfoto bersama Riko.

" Kalau begitu kita istirahat sebentar saja disini. sekalian menunggu kalian. Bagaimanapun perjalanan ini menyenangkan jika tetap bersama. Jangan sampai setelah di tengah perjalanan malah memisahkan diri masing - masing."

" Tidak Bu, kalian bisa jalan lebih dulu. Nanti saya dan Riko menyusul." Raka menolak saran Rani.

" Kalau kalian tidak mau naik bersama Ibu, ya tidak apa-apa. Tapi nanti kalian tidak dapat jatah makan di sana lho."

" Ha... Makanan sebanyak itu tapi kami tidak dapat jatah makan?" Raka protes dengan Ibunya.

"Iya." jawab Rani singkat.

" Baiklah kalau begitu, kami akan naik bersama kalian. Daripada tak dapat jatah makan lebih baik ikut kalian." Ucap Riko lemas karena tak bisa menyempatkan waktu untuk berfoto.

" Kakak itu jangan seperti itu. Lain waktu kan bisa kesini lagi untuk berfoto. Ibu sudah meluangkan waktunya menemani kita jalan lho, masa kalian malah mau main sendiri. Padahal sebelumnya Ibu tidak mau karena capek. Tapi akhirnya Ibu mau ikut kan. Hargai lah usaha Ibu." Ucap Bulan membela Ibunya.

" Ih bawel...Iya Kakak mengerti. Sudah jangan dibahas lagi, aku tak mau Ibu jadi salah paham."

" Kalau begitu kita teruskan jalannya sekarang juga." Ucap Riko kesal.

Dia berjalan lebih cepat dari biasanya hingga meninggalkan orang tua dan adik - adiknya.

Tanu hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah salah satu anak kembarnya.

" Riko, jangan berjalan terlalu cepat. Nikmati dulu pemandangan di sini." Pinta Rani kepada anak - anaknya."

Episodes
1 Bukit Yang Indah
2 Cerita Tentang Masa SMA
3 Guru Teladan Yang Baik
4 Di Parkiran Sekolah
5 DI KELAS XI IPA
6 BUNGA UNTUK PAK GURU
7 PINGSAN DI PARKIRAN
8 KEPERGOK SATPAM
9 TIDAK ADA KATA TAPI
10 LELAH BERHARAP
11 KEHILANGAN SEMANGAT HIDUP
12 JANGAN HALANGI AKU
13 HAMIL LAGI
14 MENGANTARKAN ISTRI KE DOKTER
15 DI KLINIK YANG SAMA
16 BERTEMU DI KLINIK
17 KE RUMAH SAKIT BESAR
18 INGIN MENIKAH DENGAN BAPAK
19 BERUBAH PIKIRAN
20 BUKAN PESAN TERAKHIR
21 CERITA PILU VINA
22 WIJAYA PAPA VINA
23 JANJI WIJAYA KEPADA VINA
24 KEBAHAGIAAN BERUBAH JADI TANGISAN
25 GAGAL MENGAKHIRI HIDUPNYA
26 SAMPAI KAPAN MENYIKSA VINA
27 TIDAK BERMAKSUD MEMBUAT PAPA KECEWA
28 RESTORAN TEMAN WIJAYA
29 MANAJER RESTO MENANTANG WIJAYA
30 KISAH TRAGIS KELUARGA NOVI, SI MANAJER
31 IKRAR WIJAYA
32 AMARAH NOVI
33 APAKAH KAMU MAU MENJADI ISTRIKU?
34 Izinkan Aku Bertemu Mereka
35 BELUM TERLALU TUA UNTUK MENIKAH LAGI
36 PATAH HATI
37 WIJAYA MENGINCAR PUNCAK BUKIT
38 WARGA MENYERANG BONO
39 PERTARUNGAN ANTAR ORANG KEJAM
40 BERMEDITASI DI PUNCAK BUKIT
41 PANGGILAN DARI BOS BESAR
42 MENCARI MAKAN
43 KAMU TAK MENJADI DIRIKU
44 DI RESTORAN WIRA
45 KEMELUT DI DALAM RESTORAN
46 SENYUM KEBAHAGIAAN WIRA DAN NOVI
47 HIDUPKU SUDAH TAK SEPI LAGI
48 PERJALANAN KE RUMAH RANI
49 DI RUMAH RANI
50 RENCANA PERNIKAHAN
51 PESAN TERAKHIR UNTUK TANU
52 PESAN TERAKHIR UNTUK WIJAYA
53 KECELAKAAN TUNGGAL
54 KABAR DUKA
55 MENANTI KEPULANGAN WIJAYA
56 SELAMAT JALAN VINA
57 VINA, PAPA PULANG
58 PERJALANAN PULANG BERSAMA BONO
59 APA BENAR VINA MENINGGAL?
60 ZIARAH
61 DOA BERSAMA DI HARI YANG KETIGA
62 KEMBALI
63 PENYERANGAN
64 RACUN SERANGGA
65 DIHADANG PASUKAN POLISI
66 TIPU DAYA BONO
67 BERAKHIRNYA RIWAYAT KAPTEN POLISI
68 MENEMUKAN RENDRA
69 DUA GADIS YANG MALANG
70 MELARIKAN DIRI
71 CERITA PAK TUA
72 PERTARUNGAN DI TEPI DANAU
73 SIAPA YANG BISA KU PERCAYA?
74 KEMATIAN RENDRA DAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN WIJAYA DENGAN BONO
75 MELAMAR RIKA
76 DI TOLAK
77 MENCARI CARA
78 MEMINTA BANTUAN BONO
79 MENYELAMATKAN RIKA
80 MAUKAH KAMU TINGGAL DISINI?
81 SENYUM KEBAHAGIAAN RIKA
82 REZA MENINGGALKAN DESA
83 SELAMAT TINGGAL KALIAN
84 BERJANJI UNTUK RIKA
85 MENINGGALKAN PERTARUNGAN
86 SEPAKAT MENIKAH BERSAMA
87 EMPAT BULAN BERLALU
88 JANJI KHALID
89 FIRASAT BURUK
90 KEDATANGAN TAMU
91 MULAI WASPADA
92 SULIT DI PERCAYA
93 PERTARUNGAN YANG BERAKHIR DAMAI
94 KAKAK ?
95 CERITA DI DALAM PERJALANAN
96 BERTEMU SAUDARA DARI JAUH
97 Berjuanglah Dengan Penuh Keyakinan
98 APAKAH INI SUATU PERTANDA?
99 MELARIKAN DIRI DARI SATYA
100 KELUAR ORGANISASI SAMA DENGAN MATI
101 HARI SPESIAL KELUARGA TANU
102 MALAM PESTA HARI BAHAGIA
103 KERESAHAN YANG MENDALAM
104 LAHIRNYA CALON -CALON ORANG HEBAT
105 KEDATANGAN DUA PENJAHAT
106 BERMALAM DI PUNCAK BUKIT
107 PERTEMUAN YANG MENEGANGKAN
108 TERIAKAN YANG SANGAT DAHSYAT
109 KEHILANGAN
110 RENCANA LICIK
111 SEKELEBAT BAYANGAN HITAM
112 KEMATIAN WIRA DAN KELAHIRAN SATRIA ACALA
113 TENTANG RAJAH DI DADA KANAN
114 TANDA AWAL KEHANCURAN
115 MEMBUNTUTI
116 BURUNG SIALAN
117 MAKNA DARI SEBUAH GAMBAR
118 MERINDUKAN PAPA
119 TEMPAT YANG PALING INDAH
120 KEMBALI KE PUNCAK BUKIT
121 TERNYATA BENAR
122 ATURAN YANG ANEH
123 TAKUT MELIHAT KEMATIAN
124 SENJATA RAHASIA
125 TEWASNYA PIMPINAN RAMPOK
126 STRATEGI PINTAR
127 KEMATIAN RIKO DAN RANI
128 MERAYU BULAN
129 MENYELAMATKAN BULAN
130 MEMBAWA BULAN KEMBALI KE RUMAH
131 KEMUNCULAN BAGUS
132 KEMATIAN BULAN
133 PENGORBANAN BAGUS
134 RAMA.. BANGUNLAH !
135 MEMENUHI JANJI
136 BERTEMU
137 EVAKUASI
138 BERKUMPUL
139 PILIHAN UNTUK MENYENDIRI
140 PEMBAKARAN RUMAH TANU
141 TAMA MENGHILANG
142 MENUNGGU DI RUMAH SAKIT
143 DERITA DAN KESENDIRIAN BAB 1
144 Derita Dan Kesendirian BAB 2
145 Derita Dan Kesendirian BAB 3
146 Berjuang Melewati Masa Kritis
147 Kabar Baik Dari Dokter
148 Merasa Menjadi Lemah
149 Saling Bercerita
150 Dukamu Adalah Duka Kita Semua
151 Melarikan Diri Untuk Kembali
152 Bertahan Sendirian di Dalam Rumah Rahasia
153 Luka Lamaku Kembali Terbuka
154 Selamat Tinggal, Tama
155 Semua Beban Di Pundaknya Terhempas
156 Aku Kesepian
157 Meninggalkan Desa
158 Keputusan Yang Sudah Bulat
159 Jangan Panggil Aku Bos Lagi
160 Masuk Desa
161 Berkumpul Di Pendopo
162 Kedatangan 3 Orang Kepercayaan Wijaya
163 Pertarungan Berdarah
164 Kekalahan Telak di Kubu Bary
165 Pecundang Tetaplah Pecundang
166 Ucapan Perpisahan
167 Menjelang Pesta Kembang Api
168 Kehancuran Desa
169 Lima Tahun Kemudian
170 Tawaran Sekolah
171 Menangis Di Pangkuan Kakek
172 Sarapan Pagi
173 Berdebat dengan Kepala Sekolah
174 Pesan Kakek
175 Sembilan Tahun
176 Bertarung di Hutan
177 Satria Kalah
178 Bertemu Di Batas Desa
179 Meminta Bantuan Novi
180 Rumahku Kembali
181 Xena si Cantik Judes
182 Murid Baru
183 Camping Bersama Ke Gunung
184 Teguran dari Kepala Sekolah
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Bukit Yang Indah
2
Cerita Tentang Masa SMA
3
Guru Teladan Yang Baik
4
Di Parkiran Sekolah
5
DI KELAS XI IPA
6
BUNGA UNTUK PAK GURU
7
PINGSAN DI PARKIRAN
8
KEPERGOK SATPAM
9
TIDAK ADA KATA TAPI
10
LELAH BERHARAP
11
KEHILANGAN SEMANGAT HIDUP
12
JANGAN HALANGI AKU
13
HAMIL LAGI
14
MENGANTARKAN ISTRI KE DOKTER
15
DI KLINIK YANG SAMA
16
BERTEMU DI KLINIK
17
KE RUMAH SAKIT BESAR
18
INGIN MENIKAH DENGAN BAPAK
19
BERUBAH PIKIRAN
20
BUKAN PESAN TERAKHIR
21
CERITA PILU VINA
22
WIJAYA PAPA VINA
23
JANJI WIJAYA KEPADA VINA
24
KEBAHAGIAAN BERUBAH JADI TANGISAN
25
GAGAL MENGAKHIRI HIDUPNYA
26
SAMPAI KAPAN MENYIKSA VINA
27
TIDAK BERMAKSUD MEMBUAT PAPA KECEWA
28
RESTORAN TEMAN WIJAYA
29
MANAJER RESTO MENANTANG WIJAYA
30
KISAH TRAGIS KELUARGA NOVI, SI MANAJER
31
IKRAR WIJAYA
32
AMARAH NOVI
33
APAKAH KAMU MAU MENJADI ISTRIKU?
34
Izinkan Aku Bertemu Mereka
35
BELUM TERLALU TUA UNTUK MENIKAH LAGI
36
PATAH HATI
37
WIJAYA MENGINCAR PUNCAK BUKIT
38
WARGA MENYERANG BONO
39
PERTARUNGAN ANTAR ORANG KEJAM
40
BERMEDITASI DI PUNCAK BUKIT
41
PANGGILAN DARI BOS BESAR
42
MENCARI MAKAN
43
KAMU TAK MENJADI DIRIKU
44
DI RESTORAN WIRA
45
KEMELUT DI DALAM RESTORAN
46
SENYUM KEBAHAGIAAN WIRA DAN NOVI
47
HIDUPKU SUDAH TAK SEPI LAGI
48
PERJALANAN KE RUMAH RANI
49
DI RUMAH RANI
50
RENCANA PERNIKAHAN
51
PESAN TERAKHIR UNTUK TANU
52
PESAN TERAKHIR UNTUK WIJAYA
53
KECELAKAAN TUNGGAL
54
KABAR DUKA
55
MENANTI KEPULANGAN WIJAYA
56
SELAMAT JALAN VINA
57
VINA, PAPA PULANG
58
PERJALANAN PULANG BERSAMA BONO
59
APA BENAR VINA MENINGGAL?
60
ZIARAH
61
DOA BERSAMA DI HARI YANG KETIGA
62
KEMBALI
63
PENYERANGAN
64
RACUN SERANGGA
65
DIHADANG PASUKAN POLISI
66
TIPU DAYA BONO
67
BERAKHIRNYA RIWAYAT KAPTEN POLISI
68
MENEMUKAN RENDRA
69
DUA GADIS YANG MALANG
70
MELARIKAN DIRI
71
CERITA PAK TUA
72
PERTARUNGAN DI TEPI DANAU
73
SIAPA YANG BISA KU PERCAYA?
74
KEMATIAN RENDRA DAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN WIJAYA DENGAN BONO
75
MELAMAR RIKA
76
DI TOLAK
77
MENCARI CARA
78
MEMINTA BANTUAN BONO
79
MENYELAMATKAN RIKA
80
MAUKAH KAMU TINGGAL DISINI?
81
SENYUM KEBAHAGIAAN RIKA
82
REZA MENINGGALKAN DESA
83
SELAMAT TINGGAL KALIAN
84
BERJANJI UNTUK RIKA
85
MENINGGALKAN PERTARUNGAN
86
SEPAKAT MENIKAH BERSAMA
87
EMPAT BULAN BERLALU
88
JANJI KHALID
89
FIRASAT BURUK
90
KEDATANGAN TAMU
91
MULAI WASPADA
92
SULIT DI PERCAYA
93
PERTARUNGAN YANG BERAKHIR DAMAI
94
KAKAK ?
95
CERITA DI DALAM PERJALANAN
96
BERTEMU SAUDARA DARI JAUH
97
Berjuanglah Dengan Penuh Keyakinan
98
APAKAH INI SUATU PERTANDA?
99
MELARIKAN DIRI DARI SATYA
100
KELUAR ORGANISASI SAMA DENGAN MATI
101
HARI SPESIAL KELUARGA TANU
102
MALAM PESTA HARI BAHAGIA
103
KERESAHAN YANG MENDALAM
104
LAHIRNYA CALON -CALON ORANG HEBAT
105
KEDATANGAN DUA PENJAHAT
106
BERMALAM DI PUNCAK BUKIT
107
PERTEMUAN YANG MENEGANGKAN
108
TERIAKAN YANG SANGAT DAHSYAT
109
KEHILANGAN
110
RENCANA LICIK
111
SEKELEBAT BAYANGAN HITAM
112
KEMATIAN WIRA DAN KELAHIRAN SATRIA ACALA
113
TENTANG RAJAH DI DADA KANAN
114
TANDA AWAL KEHANCURAN
115
MEMBUNTUTI
116
BURUNG SIALAN
117
MAKNA DARI SEBUAH GAMBAR
118
MERINDUKAN PAPA
119
TEMPAT YANG PALING INDAH
120
KEMBALI KE PUNCAK BUKIT
121
TERNYATA BENAR
122
ATURAN YANG ANEH
123
TAKUT MELIHAT KEMATIAN
124
SENJATA RAHASIA
125
TEWASNYA PIMPINAN RAMPOK
126
STRATEGI PINTAR
127
KEMATIAN RIKO DAN RANI
128
MERAYU BULAN
129
MENYELAMATKAN BULAN
130
MEMBAWA BULAN KEMBALI KE RUMAH
131
KEMUNCULAN BAGUS
132
KEMATIAN BULAN
133
PENGORBANAN BAGUS
134
RAMA.. BANGUNLAH !
135
MEMENUHI JANJI
136
BERTEMU
137
EVAKUASI
138
BERKUMPUL
139
PILIHAN UNTUK MENYENDIRI
140
PEMBAKARAN RUMAH TANU
141
TAMA MENGHILANG
142
MENUNGGU DI RUMAH SAKIT
143
DERITA DAN KESENDIRIAN BAB 1
144
Derita Dan Kesendirian BAB 2
145
Derita Dan Kesendirian BAB 3
146
Berjuang Melewati Masa Kritis
147
Kabar Baik Dari Dokter
148
Merasa Menjadi Lemah
149
Saling Bercerita
150
Dukamu Adalah Duka Kita Semua
151
Melarikan Diri Untuk Kembali
152
Bertahan Sendirian di Dalam Rumah Rahasia
153
Luka Lamaku Kembali Terbuka
154
Selamat Tinggal, Tama
155
Semua Beban Di Pundaknya Terhempas
156
Aku Kesepian
157
Meninggalkan Desa
158
Keputusan Yang Sudah Bulat
159
Jangan Panggil Aku Bos Lagi
160
Masuk Desa
161
Berkumpul Di Pendopo
162
Kedatangan 3 Orang Kepercayaan Wijaya
163
Pertarungan Berdarah
164
Kekalahan Telak di Kubu Bary
165
Pecundang Tetaplah Pecundang
166
Ucapan Perpisahan
167
Menjelang Pesta Kembang Api
168
Kehancuran Desa
169
Lima Tahun Kemudian
170
Tawaran Sekolah
171
Menangis Di Pangkuan Kakek
172
Sarapan Pagi
173
Berdebat dengan Kepala Sekolah
174
Pesan Kakek
175
Sembilan Tahun
176
Bertarung di Hutan
177
Satria Kalah
178
Bertemu Di Batas Desa
179
Meminta Bantuan Novi
180
Rumahku Kembali
181
Xena si Cantik Judes
182
Murid Baru
183
Camping Bersama Ke Gunung
184
Teguran dari Kepala Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!