Setelah itu, kehidupan Reyhan berubah sangat drastis. Rika dan Andi menjaganya dengan sangat baik, bahkan dirinya disekolahkan di beri kenyamanan dan kebebasan untuk bermain dan belajar bersama Dinda, selayaknya anak kecil pada umumnya. Karena itu juga, perlahan-lahan Reyhan melupakan kehidupannya yang dulu.
Bukan hanya itu, setelah kehadiran Reyhan di keluarga mereka, kebahagiaan datang bertubi-tubi menghampiri mereka. Mulai dari rumah makannya yang semakin ramai, perusahaan memiliki banyak investor dan masih banyak lagi.
Tak terasa, setahun telah berlalu dan keluarga itu semakin sejahtera dan selalu bahagia. Di sekolah Reyhan juga menjadi salah satu siswa yang berprestasi.
Akan tetapi semuanya tidak berlangsung lama, tepat 2 hari sebelum ulang tahun Dinda, rumah mereka di rampokan Rika dan Andi di bunuh dan Reyhan lah yang di tuduh melakukan semua itu. Hingga bocah itu harus dihukum selama bertahun-tahun.
******
10 tahun berlalu kini Reyhan tumbuh menjadi pria yang sangat kuat dan jago bela diri. Penderitaan yang dia lalunya di penjara membentuk karakter yang kuat dan pendendam terutama pada orang-orang yang telah menindasnya.
Namun di sisi lain, dia akan sangat baik pada orang-orang yang menjaganya dan selalu melindunginya di penjara itu. Dan orang yang paling di hormati adalah Liando, dia adalah orang yang salam ini mengajarkan arti dari kehidupan dan menjaganya dari kecil hingga dewasa. Liando adalah salah satu Napi yang mana dia juga di tahan atas tuduhan membunuh istrinya.
Lalu, ada satu orang yang menjadi musuh bebuyutan Reyhan di penjara itu. Namanya adalah Riko, dia adalah ketua pengedar narkoba dulunya sebelum ditahan. Riko sangat membenci Reyhan dan berkeinginan membunuhnya tetapi setiap kali dia akan melakukan itu Reyhan selalu mampu mengatasinya.
****
"Paman Liando, lima hari lagi aku akan bebas, tapi aku tidak merasa senang Sama sekali karena harus berpisah dengan mu." Ungkap Reyhan pada Liando yang saat itu Meraka tengah makan.
"Rey, kenapa kau sedih seharusnya kau senang karena sebentar lagi kau akan bebas dari tempat ini." ucap Liando.
"Entahlah Paman, tapi aku merasa sedih tentang dirimu aku ingin membawa mu bersamaku." ucap Reyhan.
Liando tersenyum menanggapi perkataan Reyhan.
"Kau tidak perlu melakukan itu, tak lama kau bebas aku juga akan bebas kau tunggu saja aku di luar sana." Ucap ap Liando menghiburnya.
Di tengah percakapan itu, tiba-tiba Riko datang bersama dua orang konconya mengobrak meja hingga makanan Paman Liando tumpah.
"Hey bocah sok jagoan, aku dengar-dengar lima hari lagi kau bebas dari sini, wah selamat untukmu dan jangan lupa jika kau sudah bebas kau harus mengunjungi makam orang tuamu untuk mengatakan pada mereka jika anaknya yang telah menghabisi mereka sudah selesai menebus dosa, hahahha." Riko tertawa terbahak-bahak seolah mengolok-olok Reyhan.
Reyhan mengepal erat kedua tangannya dan amarahnya perlahan-lahan naik.
"Wah... lihat bos sepertinya dia tersinggung dengan perkataan mu." Ucap salah satu anak buah Riko.
"Kenapa mesti tersinggung, memang benar kan dia sudah membunuh orang tuanya dasar anak durhaka, hahhaha." lagi-lagi Riko terus mengoloknya
Reyhan yang sudah emosi berniat melayang pukul kepada ketiga brengsek itu, tapi Paman Liando menghentikannya dengan memberi isyarat untuk sabar.
"Tidak Reyhan, kau jangan bertindak gegabah ingat hukuman bisa di tambah jika kau sampai memukuli mereka di depan para sipir." Bisik Liando, memperingatinya.
Reyhan pun berusaha menahan diri untuk tidak mengajar Riko meksipun dia begitu sangat ingin.
"lihatlah, dia hanya diam dan tidak ingin membela diri karena semua yang aku katakan itu benar, hahhaa." Riko tidak henti-hentinya memancing amarah Reyhan.
Reyhan lalu menatap Riko seperti tatapan singa lapar. Hingga membuat kedua anak buah Riko bergidik ngeri melihatnya, tapi Riko sama sekali tidak merasakan apa-apa.
"Kau pikir aku akan takut dengan tatapan mu hah, plak." Riko langsung melayang tamparan ke pipi Reyhan, hingga membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Beraninya kau...Bukk." Kali ini Reyhan tidak mampu lagi menahan diri dan langsung melayang satu tinjunya ke rahang Riko hingga membuat pria itu terpental cukup jauh.
"Reyhan..."
"Bos..."
Mendapat keributan itu, Sipir yang menjaga di tempat itu segara datang untuk menghentikannya. Riko terduduk ditanah dengan mulut penuh darah karena pukulan dari Rayhan.
Liando menggelengkan kepala sedangkan Reyhan terkekeh merasa puas.
"Siapa yang melakukan ini, hah?" Tanya sang sipir.
"Saya, saya memukulinya karena tadi dia memasuki kecoa di makan kami dan bukan hanya itu dia juga mengatakan jika kau tidak becus menjadi sipir." ucap Reyhan mengarang cerita bohong.
Sipir yang memang tidak suka jika di rendahkan, seketika percaya pada Reyhan begitu saja dan balik marah pada Riko.
"Dasar napi tidak tahu diri, lihat saja aku tidak akan membawa untuk di rawat." Si sipir langsung pergi meninggalkannya.
Reyhan Kemudian balik tertawa terbahak-bahak kepada Riko yang saat ini sudah tidak bisa bicara karena rahangnya retak.
"Sudah ku peringatan dirimu dari sejak dulu, untuk jangan mencoba untuk bermain-main denganku tapi kau tak mau mendengarnya dan sekarang kau sudah merasakan akibatnya dan yah, ku pastikan setelah ini mulutmu tidak akan bisa berbicara dengan normal lagi." Ucap Reyhan lalu mengedipkan mata ke Riko dan setelah kembali ke selnya.
*****
Malam pun tiba, dia terbaring termenung membayang kejadian 10 tahun lalu. Wajah penjahat itu masih teringat dengan jelas di pikirannya.
"Aku berjanji pada kalian ayah Andi dan Bunda Rika, aku akan menemukan orang yang telah menghancurkan hidup keluarga kita dan akan ku balas semua penderita kita." batinnya penuh dendam.
Setiap waktu yang di habiskan di penjara itu, tak sedetikpun dia melupakan kejadian itu. Dendamnya sudah mendarah daging dan ingin segera keluar untuk mencari pelaku yang sebenarnya.
Karena kebetulan ia satu sel dengan Paman Liando, dia pun hanya bisa mengungkap isi hatinya pada pria paruh baya itu.
"Rey, kau belum tidur?" tanya Liando saat melihat Reyhan duduk di tepi ranjang kecil di tengah kegelapan.
"Iya Paman, malam ini aku merasa tidak mengantuk." jawabannya.
"Ada apa, apa kau kepikiran tentang ucapan Riko tadi?" tanya Liando sekali lagi.
"Tidak Paman, aku hanya berpikir setelah aku bebas kemana aku akan pergi dan bagiamana cara ku menemukan pembunuh itu." ucap Reyhan mengungkapkan kekhawatirannya.
Liando tidak mengatakan apa-apa, dia bangkit lalu mencari sesuatu di balik kasur tipisnya. Setelah itu ia berjalan mendekati Reyhan.
"Ini, bahwa kunci rumah ku, setelah bebas kau datang ke alamat xxxx dan kau boleh tinggal di sana." ucap Liando menyerah kunci rumahnya pada Reyhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Bun Fung
lanjut
2022-04-17
0
Rahmat Amat
thorr lanjut😍😍😍
2022-04-17
1
Surya
lanjuuut
2022-04-16
1