Chapter 04 Di bawah pulang

"Biarkan saja dia, nanti juga sembuh syukur-syukur kalian aku kasih makan dan tempat tinggal jadi jangan bertindak seenaknya." Ucap pemilik panti itu pada anak-anak malang tersebut.

"Tapi bu, kalau tidak di obati dia akan semakin parah." Reyhan terus memohon mengharap belas kasihan kepada si pemilik panti. Namun, seolah tak punya naluri si pemilik panti sama sekali tidak peduli

"Alla, kalian banyak omong ya, karena kalian sudah melakukan kesalahan besar maka aku akan menghukum kalian." Kecam si pemilik panti kemudian menyeret ketiga anak itu ke kamar mandi lalu menyirami mereka dan menguncinya di sana.

"Kalian akan tidur di sini malam ini jangan harap bisa keluar sebelum pagi datang!" si pemilik panti kemudian pergi meninggalkan 3 bocah malang itu di toilet dengan keadaan basa kuyup dan keinginan.

Ketiga bocah itu hanya bisa berpelukan satu sama lain agar tidak kedinginan dan berusaha bertahan hingga pagi. Di luar sana anak-anak lain tidak bisa melakukan apa-apa karena takut kepada pemilik panti. Mereka semua memutuskan untuk tidur di balik pintu toilet menemani Reyhan dan dua anak lainnya.

Pagi pun datang, Akhirnya pintu toilet di buka. Di dalam sana dua anak lainnya demam karena kedinginan semalaman kecuali renyah.

"Hey... hey, kalian bertiga cepat bangun dan kembali ke kamar kalian, ganti pakaian dan jangan sampai ada yang tahu tentang ini, paham." kecam si pemilik panti dengan nada mengancam.

Karena hari itu akan ada seorang donatur yang akan datang untuk menyumbangkan donasi untuk panti itu. Sehingga si pemilik panti meminta anak-anak semua berakting seolah mereka semua nyaman tinggal di sana. Karena ketidakberdayaan anak-anak malang itu hanya bisa menurut apa yang dikatakannya

Saat donatur itu ada di panti, perlakuan pemilik panti terhadap anak-anak begitu lembut. Sampai ketika setelah si donatur pergi, sifat aslinya langsung terlihat. Uang, sembako, serta pakaian di sumbangkan untuk anak-anak justru di jualnya agar bisa mendapatkan uang yang lebih banyak untuk dirinya sendiri.

Setelah kejadian itu, Reyhan tidak tahan lagi dan memutuskan bekerja sama dengan beberapa teman lainnya untuk kabur. Akan tetapi ditengah aksi itu, mereka ketahun hingga pada akhirnya hanya Reyhan yang berhasil melarikan diri.

flashback off...

Setelah menceritakan pengalamannya saat dia masih di panti, air mata Renyah mengalir memikirkan nasib teman-temannya yang masih ada di neraka itu. Dan mungkin saja karena dirinya teman-temannya saat ini semakin di siksa oleh pemilik panti.

Andi dan Rika merasa begitu kasihan mendengarkan kisah Reyhan yang begitu pilu. bukan hanya itu bahkan Andi merasa begitu geram terhadap pemilik panti atas perlakuannya terhadap anak-anak yatim piatu.

Karena melihat Reyhan menangis, Membuat Rika merasa sedih hingga ia pun memeluknya untuk membuatnya tenang.

"Tidak nak, kamu jangan menangis." Ucap Rika pada Reyhan.

"Nak, kalau boleh aku tahu di mana panti itu berada biar om bisa melaporkannya pada polisi."

"Namanya adalah panti melati ada di wilayah X." jawab Reyhan.

"Baiklah, kau tidak perlu cemas orang itu akan segera mendapatkan hukumannya atas tindakannya pada kalian." ucap Andi meyakinkannya.

"Terima kasih, Om." Reyhan merasa terharu karena akhirnya teman-temannya di panti akan segera terbebas dari penyiksaan pemilik panti.

"Sama sama sayang, kalau begitu kau istirahat, om dan tante akan menemui dokter untuk berkonsultasi atas keadaan mu." Ucap Andi.

Reyhan mengangguk setuju setelah itu Rika dan Andi pergi meninggalkan ruangan untuk menemui dokter.

***

Singkat waktu akhirnya Reyhan sudah bisa keluar dari rumah sakit dia yang seharusnya senang justru bingung karena tak tahu kemana akan pulang. Dia tak tahu jika sebenarnya Rika dan Andi berencana ingin membawanya pulang.

"Kemana aku akan pergi setelah ini." Batinnya dengan raut wajah sedih yang pada saat itu sedang duduk di kursi rumah sakit sambil menunggu Rika dan Andi menyelesaikan administrasi rumah sakit.

"Reyhan, ada apa kenapa kau terlihat begitu murung?" Rika yang mendekatinya lantas bertanya saat melihat ekspresi wajahnya.

"Tante, Terima kasih karena kalian membiayai perawatan ku kalau begitu aku ingin pamit pada om dan tante." Ungkapnya agak sedikit ragu.

Mendengar ucapannya membuat Rika terkejut dia kemudian jongkok sejajar dengan tinggi tubuh anak itu.

"Kau mau kemana nak, kami berhutang nyawa padamu kamu mau kan ikut tante dan om pulang ke rumah." Pinta Rika sambil tersenyum.

Reyhan melongo mendengar tawaran itu dan merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan, Dia menatap bingung pada Rika dan Andi.

"Bukan hanya ikut, tapi kau akan tinggal bersama kami." Sambung Andi sambil tersenyum.

Reyhan yang mendengar itu merasa sangat senang dan terharu hingga meneteskan air mata dan rasanya dia tidak percaya atas apa yang sedangkan terjadi saat itu.

"Benarkah?" ucapnya masih belum percaya.

Andi dan Rika mengangguk membenarkan keraguan Reyhan. Dan saat itu juga Reyhan langsung reflek memeluk Rika sambil menangis. Dan itu membuat Rika emosional hingga ikut meneteskan air mata.

"Sudah sayang, kau jangan menangis lagi ayo sekarang kita pulang." Rika kemudian mengusap air mata bocah itu lalu Andi langsung menggendong Reyhan, dan segara ke mobil.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di rumah Andi dan Rika. Melihat rumah yang begitu besar dan megah membuat Reyhan terkesima hingga ternganga.

"Ye, Bunda dan ayah sudah pulang." Saat turun dari mobil Adinda langsung berlari menyambut kedatangan mereka.

"Ehh sayangku." Rika langsung menggendongnya merasa gembira.

Melihat gadis kecil yang ia selamatkan Reyhan tersenyum. Lalu kemudian Andi langsung memperkenalkan mereka berdua.

"Dinda, ayo sini sayang." Andi lalu mengambilnya dari gendongan sang ibu.

"Sayang, tebak ini siapa?" tanya Andi lagi sambil memperlihatkan Reyhan padanya. Adinda yang masih lugu menggelengkan kepalanya sambil menatap Reyhan mungkin dia bertanya-tanya siapa dia.

"Haha, sayang inilah kakak Reyhan dia adalah anak yang pernah selamatkan Dinda, sekarang dia akan tinggal bersama kita." Jelas Andi.

"Ohh kakak ini, ayah ayah tolong turunkan Dinda." pinta gadis kecil itu

Andi pun menuruti keinginan anaknya. Setelah turun dari gendongan sang ayah, Dinda lalu mendekati Reyhan, menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Melihat sikap putrinya Andi dan Rika saling menatap dan merasa cemas tentang apa yang akan di lakukan putri mereka.

Beberapa saat kemudian, Dinda meraih tangan Reyhan kemudian tersenyum dan langsung memeluknya dengan begitu bahagia. Reyhan terkejut begitu pun dengan Rika dan Andi.

"Terimakasih kakak, karena sudah menyelamatkan Dinda waktu itu." Ucapnya dengan polos.

Terpopuler

Comments

Yusra Mak Utiah

Yusra Mak Utiah

lanjut

2022-04-22

0

Vanilla

Vanilla

udah ges

2022-04-14

0

Bey Tattoo 24ZAZG

Bey Tattoo 24ZAZG

lanjut

2022-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!