Dendam Sang Anak Angkat
Dor... Dor... Terdengar suara tembak di sebuah rumah elit kawasan kota Jakarta.
"Cepat serahkan kunci brankas kalian!" ancam pria bertopeng pada dua orang yang kini sedang tengkurap di lantai karena ketakutan.
"Tolong jangan lakukan ini, siapa kalian kenapa kalian ingin merampok rumah kami?" tanya pria si pemilik rumah itu.
"Kau tidak perlu banyak bacot serahkan saja cepat!" perampok itu langsung menendang si pria paruh baya hingga tersungkur ke samping.
"Ayah!!" teriak sang istrinya seketika bergerak menghampiri suaminya namun naasnya si perampok itu justru terkejut dan tanpa sengaja melepas tembakan hingga mengenai kepala si istri.
"Ibu!!" si suami berteriak melihat istrinya yang kini bersimbah darah.
Perampok yang panik langsung menembak si pria pula hingga tewas. Kejadian itu ternyata di saksikan oleh bocah laki-laki dari balik tembok ketakutan. Melihat kedua orang tuanya sudah tewas air mata bocah itu langsung pecah dan entah dari mana dia mendapatkan keberanian berlari mendorong si perampok hingga tersungkur ke lantai sedangkan pistolnya terlempar. Reyhan yang melihat pistol itu langsung meraihnya kemudian diarahkannya ke perampok.
"Kenapa kau membunuh ayah dan ibuku, akan ku bunuh kau juga!" dengan ketegasannya anak kecil itu mengancam si perampok.
Akan tetapi saat ia hendak menarik pelatuknya tidak terjadi apa-apa karena peluru dalam pistol itu sudah habis. Si perampok pun langsung mengambil kesempatan untuk menjatuhkan Reyhan dan segara berlari. Namun, sebelum itu si perampok berteriak untuk memancing warga datang. Benar saja, saat mendengar teriakannya para tetangga langsung bergegas menuju rumah.
"Bodoh!" cela si perampok sebelum menghilang. Dia kabur lewat jendela meninggalkan Reyhan yang panik.
"Ya tuhan pembunuh....Apa yang kau lakukan, hah!" salah satu tetangga yang pertama kali tiba di sana sangat terkejut melihat peristiwa mengerikan itu. Apalagi saat melihat Reyhan memegang pistol dan pemilik rumah sudah tergeletak tak bernyawa di lantai dengan darah di mana mana.
Reyhan diam membisu tubuhnya bergetar dan langsung menjatuhkan pistol di tangannya. Lalu satu orang langsung menelpon polisi untuk melaporkan kejadian ini.
****
Tak butuh waktu lama polisi tiba dan langsung melakukan olah TKP, kedua jenazah di bawah ke rumah sakit untuk di otopsi. Para tetangga memberi keterangan kepada polisi bawah mereka melihat Reyhan memegang pistol.
"Anak kecil ini pelakunya pak, saya melihatnya dia yang memegang pistol itu!" papar Bu Endang menyeret Reyhan ke hadapan polisi.
"B-bukan saya om polisi, hiks." Rayhan mencoba membelah diri sambil menangis.
"Alla, dasar tidak tahu diri sudah di angkat jadi anak tapi dia justru menghabisi nyawa orang tua angkatnya. Sungguh sial pak Andi dan bu Rika telah mengadopsi anak iblis seperti ini!" Para tetangga murka, bahkan ada yang ingin menyakiti Reyhan.
"Sabar, jangan main hakim sendiri biar kami yang akan menangani kasus ini." Pak polisi mencoba menenangkan para warga. kemudian membawa Reyhan naik ke mobil untuk di bawah di kantor polisi menjalani pemeriksaan interogasi atas tuduhan yang di arahkan kepadanya.
Setelan tiba di kantor polisi, bocah itu langsung di bawah ke ruang interogasi di mana di ruangan itu ada seseorang yang sudah menunggunya
"Siapa namamu?" Tanya pria tinggi besar berseragam polisi dengan wajah sangarnya, namanya adalah Riko.
Reyhan tidak menjawab karena merasa takut melihat wajah garang Riko, tatapannya yang tajam seolah akan menerkam bocah malang itu.
"Siapa namamu!" Riko kembali bertanya namun kali ini dengan tegas.
"Reyhan..." Jawab bocah itu.
"Rayhan, berapa usiamu?" Tanya Riko lagi.
"Dua belas tahun om." Jawabnya dengan suara yang gemar.
"Dua belas tahun tapi sudah berani melakukan pembubuhan." Riko tertawa kecil menanggapinya. Lalu sedetik kemudian dia memukul meja dengan keras hingga membuat Reyhan terperanjat kaget.
"Dasar bajingan, kenapa kau melakukan itu!" dengan mata melotot di serta bentakan keras, Riko menatap Reyhan.
Tubuh bocah itu semakin ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia di hakimi atas apa yang tidak diperbuatnya.
"JAWAB!!" Bentak Riko.
Riko memang di kenal sangat tegas, dia tidak memilih-milih orang. Baik itu tua, mudah bahkan anak kecil sekali pun dia akan tetap bertindak kasar pada mereka.
"B-bukan aku yang melakukannya, tadi ada orang yang masuk ke rumah membawa tembak dan membunuh ibu dan ayah." Jawab Reyhan mengatakan yang sebenarnya.
"Orang, apa kau tahu orang itu bisa kau mengenalinya?" Tanya Riko mendekati wajahnya ke wajah Reyhan seolah mengintimidasi anak kecil itu.
Perlakuan ini membuat Reyhan panik hingga menggelengkan kepala karena takut. Lalu tak berapa lama ada seseorang yang datang dan memperlihatkan hasil olah TKP pada Riko, yang isinya hanya di temukan sidik jari Reyhan di pistol itu.
hal ini kemudian menjadikan Renyah sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuh orang tuanya. bocah ini pun tidak tahu harus berbuat apa lagi dan dengan terpaksa menerima tuduhan atas dirinya.
***
Tibalah hari persidangan untuk kasus ini di pengadilan. Keluarga korban begitu sangat terpukul terutama Adinda, anak dari pasangan Andi dan Rika yang begitu bersedih atas kepergian orang tuanya.
"Atas bukti yang telah di kumpulkan yang mengarahkan semua tuduhan pada Ananda Reyhan, maka pengadil memutuskan bahwa dia akan di penjara selama 10 Tahun."
Reyhan menangis, merengek dan memohon bahwa dia tidak bersalah. Akan tetapi tidak ada satupun orang yang berbelas kasihan terhadapnya. Sebaliknya dia justru sangat di benci oleh orang-orang yang hadir dalam persidangan itu.
Saat akan dibawah ke sel tahanan, tanpa sengaja dia melihat seseorang yang tidak asing di kerumunan. Setelah di pikirkan, ia akhirnya menyadari jika orang tersebut adalah pelaku yang sebenarnya.
"Om polisi itu dia pelakunya, tangkap dia!" Reyhan langsung memberitahu polisi, akan tetapi tidak dihiraukan.
Sedangkan si pembunuh justru tersenyum padanya seraya melambaikan tangan setelah itu bergegas pergi.
"Jangan biarkan dia kabur, tangkap dia om polisi dia yang sudah melenyapkan ayah dan ibu, huwaa!" Reyhan berteriak dan terus merengek pada pak polisi namun tak ada satupun yang memperdulikannya
Setelah dimasukkan ke sel, Reyhan terus memikirkan wajah pembunuh itu. Matanya melotot membayangkan peristiwa yang ia saksikan di malam tragedi.
"Orang itu telah membunuh ayah dan ibu, kenapa semua orang tidak percaya padaku bahwa aku bukan berlakunya." Ucapnya dengan derai air mata.
"Aku tidak akan mengampuni orang yang telah membunuh ayah dan ibu, suatu saat nanti aku pasti akan menemukannya dan akan membalas dendam padanya." Reyhan, seorang anak kecil yang polos ini berubah. Bahkan sudah memiliki pikiran untuk membalas dendam atas apa yang telah menimpa dirinya.
"Aku bersumpah akan menghabisi orang itu seperti dia menghabisi ayah dan ibu!" kebencian dalam dirinya seolah tumbuh dan ambisi untuk membalas dendam semakin besar.
***
Hari-hari berlalu, kehidupan Renyah dipenjara tidaklah mudah. Usianya yang masih belia membuat dirinya diperlakukan semena-mena oleh narapidana lain termasuk para polisi. Setiap saat dia disiksa, dipukuli bahkan dilecehkan.
Menghadapi semua kesulitan itu, Reyhan hanya bisa pasrah menerimanya. Dan dari kejadian ini pula api dendam dalam dirinya semakin membara bukan hanya untuk membalas membunuh orang tuanya tapi juga orang-orang yang telah memperlakukannya seperti binatang di dalam penjara ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Pravangasta Waninghiu
sehrusnya tokoh ank kcil ,tdk bsa di penjara, karna usianya , tokoh blum dewasa ,
2022-09-24
1
Kandang Mbh Nen
gathel Ra enk ujunge
2022-03-19
1