Hari ini Azzam mendapat kabar bahwa hasil tes DNA Cinta keluar.Azzam dengan segera menghubungi Umar beserta asisten pribadinya bernama Rangga.
Rangga dan Umar menyusuri koridor Rumah Sakit demi menemui Azzam di ruangan tempat biasa dirinya berehat usai menjalani pekerjaannya.
Tok tok tok
"Masuk saja!" ucap Azzam lalu berdiri dan menyalami Umar dan Rangga tanda hormat pada keluarga pasiennya.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Umar melihat Azzam mengambil amplop di laci meja kerjanya.
"Silahkan Pak Umar membukanya! Ini bersifat pribadi,jadi saya gak enak kalo membukanya duluan.Jadinya tidak amanah.Apalagi ini kehendak Bapak sendiri." ucap Azzam menatap Umar yang sudah tidak sabar membukanya.Sesekali ia memandangi Azzam dan Rangga takutnya hasilnya mengecewakan yang berharap dokter Fira adalah putrinya yang hilang.
Umar membukanya dengan Bismillah lalu membuka perlahan lahan lipatan kertas itu.Terukir senyum kebahagiaan.Hasil tes DNA membawa pada berita yang ia rindukan selama ini.
Umar menyerahkan kepada Azzam untuk membacanya agar mereka juga bisa merasakan kebahagiaan yang dia rasakan.
Umar menarik kursi dan sujud syukur atas keagungan Allah yang membuka tabir rahasia tentang putrinya.
Aźzam dan Rangga saling memandang melihat sikap Pak Umar yang menurut mereka berlebihan.Tapi itulah Umar memiliki rasa tawadhu serta selalu bersyukur menjadikan dirinya Pengusaha yang sukses meskipun memiliki istri gangguan mental.Beliau tetap selalu setia menunggu sang istri sembuh hingga bisa berkumpul dengannya.
Cinta sedang melakukan rutinitas kegiatannya.Sambil mengantung stetoscop di lehernya dan membawa beberapa daftar pasien yang ingin cek kesehatannya bersama Diana.
Langkanya terhenti saat memandang ketiga pria menuju ke arahnya.Dia sedikit memandang aneh pada Pak Umar suami Bu Rahmah yang tersenyum bahagia menatapnya dari kejauhan.
Cinta menjadi salah tingkah dan menyenggol lengan Diana karna tak tahu maksud mereka menemui dirinya.
"dokter Fira! Bisa kita bicara sebentar?" ucap Azzam menyuruh Cinta duduk di kursi koridor yang tersedia di Rumah Sakit.
"Bicara apa? Saya sedang bertugas.Jadi kalo mau bicara tunggu jam break saya saja." cetus Cinta salah menduga.Pikirnya Azzam ingin membicarakan masalah tempo dulu.Padahal tujuan Azzam menemuinya karna Pak Umar yang ingin bicara padanya.
"Maaf dokter Fira! Sayalah yang sebenarnya ingin bicara padamu.Bukan Pak Azzam.Beliau hanya perantara." jelas Umar lalu menyentuh pundak Fira dan memeluknya.
"Maaf Pak.Sebaiknya jaga sikap anda.Kita bukan mukhrim tak sebaiknya berpelukan di tempat umum.Jadi,tolong lepaskan pelukan ini." cetus Cinta menurun semangat Umar yang merindukan putrinya.Azzam dan Rangga tersenyum melihat Pak Umar yang di tegur Cinta saat tiba-tiba memeluknya.
"Kau menghampakan perasaan seorang Ayah yang merindukan seorang putri.Bertahun aku menunggu akhirnya Allah menjawab doaku." lirih Pak Umar melihat Cinta pergi meninggalkan mereka.Cinta merasa malu.Sikap Pak Umar memeluknya meruntuhkan harga dirinya sebagai wanita muslimah yang tak mudah di sentuh oleh lelaki yang bukan mukhrimnya.Apalagi Pak Umar melakukannya di depan Azzam dan Rangga.
"Ya Allah ampuni dosa Cinta.Tertusuk besi panas lebih baik daripada menyentuh yang bukan mukhrimnya." lirihnya mengingat hadist itu menjadikan air mata penyesalan.Apalagi dulunya ia pernah terjerumus dosa yang besar sehingga memutuskan untuk berhijrah membuatnya benar-benar menjaga pergaulannya serta sikapnya di lawan jenisnya kecuali darurat.
Cinta memutar tubuh saat mengetahui Pak Umar menangis karna perlakuan kasar yang ia lakukan barusan.
Langkahnya terhenti dan memutar tubuh menuju ke arah Pak Umar yang sudah basah bola matanya.
"Maaf.Saya tak bermaksud membuat anda sedih.Kedekatan saya dengan Bu Rahmah sebatas dokter dan pasien.Kalo pun anda menganggap saya putrinya tentulah salah." lirihnya tak tegaan memandang Pak Umar menghelap air matanya dengan kain kecil yang biasa ia bawa dan di selipkan di saku celana panjangnya.
"Aku hanya ingin memberikan ini padamu Nak!" ujarnya menyerahkan amplop itu membuat Cinta ragu menerimanya.
"Ini apa??"
"Kau buka saja! Biar kau tahu alasanku melakukan itu padamu." lirih Umar terduduk mengusap kasar wajahnya.
Sorot matanya terbelalak saat membaca hasil DNA yang tak pernah ia impikan.Cinta menggemam bibirnya menahan sesak dada yang sudah meluah ingin di keluar lewat dua matanya.Cairan putih bening itu mencair sendirinya membasahi kertas yang ia pegang.
Cinta menatap Pak Umar tak percaya.Selama ini,dirinya hanya menduga bahwa Bayu adalah Papah kandungnya.Dia baru menyadari alasan Papahnya yang tak begitu perhatian serta menyayangi dirinya.Begitu juga dengan Mamahnya yang tak peduli pada dirinya selama ini.Cinta baru bisa mencerna kisah hidup pahitnya di besar dari keluarga yang tak begitu mengharap kehadirannya.
Dia duduk memegang kedua kaki Umar dan menangis sejadi-jadinya.Azzam,Rangga dan Diana juga terhanyut dalam kesedihan serta haru melihat jalan kisah Cinta menemui keluarga yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Maafin saya sudah bersikap kasar padamu.Tak selayaknya saya bertindak kasar pada seorang Ayah yang merindukan putrinya.Saya tak pernah membayangkan akan memiliki keluarga baru bersama Pak Umar dan Bu Rahmah.Selama ini saya berpikir bahwa saya adalah anak yatim yang selalu mengemis kasih sayang pada orang lain yang terkadang mendapat cacian serta makian bahkan tuduhan.Ternyata Allah sedang menunda untuk di berikan pada saya saat umur saya 23 tahun.Rasa syukur saya tidak terkira.Terima kasih ya Allah..!" lirih Cinta memeluk Pak Umar tanpa berkata lagi.Deraian air mata mengalir menyaksikan dua insan yang saling merindukan moment ini.Cinta membangunkan Pak Umar dan berjalan bergandengan menuju ruangan Bu Rahmah.
Bu Rahmah begitu bahagia mengetahui Cinta adalah putrinya.
Cinta berlari memeluk erat Bu Rahmah.Meskipun ia masih merasa ganjil dan tanda tanya mengapa semua ini bisa terjadi.Di tambah lagi ingatannya pelan-pelan mulai pulih.
"Bu..saya tak menyangka kalo Ibu adalah Ibu kandung saya.Saya senang dan bahagia masih di beri kesempatan untuk bertemu Ibu dan Ayah."lirihnya merangkul Pak Umar dan Bu Rahmah dengan tatapan penuh cinta yang jelas terlihat dari aurah pancaran wajahnya.
"Iya sayang.Bu juga senang.Mulai besok Ibu mau kamu tinggal di Rumah kita.Iyakan Pah?" tanya Rahmah kepada suaminya.
Sementara Rangga menatap dalam Cinta.Pria ini diam-diam menyukai Cinta sejak bertemu tadi.Cinta seorang gadis sederhana namun prinsip yang kuat dalam segi agama menarik Rangga untuk mengenal jauh tentang Cinta.Apalagi saat mengetahui Cinta putri Pak Umar dengan mudah ia bisa mendekati Cinta dan mengambil hati calon mertua.
Azzam merasa terharu melihat kemesraan Umar bersama keluarganya membuatnya Azzam mengingat saat Cinta menjadi istrinya.Namun kenangan itu sudah musnah karna Cinta pasti tidak akan menerimanya setelah apa yang di lakukan Azzam dan keluarganya padanya.
Azzam yang tak sengaja melihat Rangga tersenyum menatap Cinta.Bahkan tatapan Rangga yang penuh arti.Menjadikan Azzam putus asa.Apalagi saat ini dia memiliki seorang istri dan anak tentulah membuat Umar berpikir beribu alasan untuk menerimanya menjadi menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Djie Marwati Laissa
jgn buat cinta jadi pelakor d rumah tangga Azzam thor
2022-07-06
1
Tia ahmad jaini dachlan
jangan sampai cinta mau balim ke azam
.mending sama rangga
2021-11-29
2
Yuli Wirnawan
lanjut upnya Thor...g cinta berbahagia bersama keluarga barunya d mendapatkan pasangan yg menerima kekurangan nya d masa lalunya....ntah itu rangga atau sispa??¿??
2021-11-29
1