Diana begitu semangat mengumpulkan sample yang di perintahkan Azzam padanya.Hari ini dia berniat menyerahkan sample yang sudah berhasil ia dapatkan.
Azzam baru saja ingin memasuki ruangannya namun terhenti saat melihat Cinta sedang berbicara dengan seorang pria mencuat hatinya termakan cemburu.
Pria tersebut adalah Dion yang tak sengaja bertemu lalu mengajaknya ikut bersama karna satu arah.Alasan Cinta menerima ajakan Dion karna adanya Bu Yasmin guru yang banyak berjasa membantunya.
Cinta berjalan memandang situasi Rumah Sakit.Pandangannya terhenti saat Azzam berdiri serius menatapnya.
"Mengapa dia memandangku seperti itu? Dia pikir aku masih istrinya.Bodo ahh...ngapain juga aku mikir." gumamnya berpura lewat tak memperhatikan Azzam.
Cinta berjalam lurus sambil menunduk agar Azzam tidak memanggilnya.
"Cinta tunggu! Siapa pria tadi?"tanya dingin Azzam berdiri di sampingnya.
"Pria itu...hehm..Calon Pak." cetus Cinta lalu berjalan terburu-buru menuju ke ruangannya.
"Calon??" gumam penasaran Azzam bergegas mengejar Cinta.Rasa penasaran dengan kata Calon buatnya bimbang dan khawatir seakan tidak rela Cinta di miliki orang lain.
Azzam mengejar Cinta tak menyangka ternyata Diana juga ingin menyusul Azzam menyerahkan sample yang di minta Azzam kemarin mengurungkan niatnya untuk mengejar Cinta.
"Pak tunggu.Saya mau memberikan ini." ujar Diana menyerahkan sample itu lalu menyusul Cinta yang sedang berjalan ke ruangan kerjanya.
Azzam menyerahkan sample ke petugas labor untuk di cek.
" Tolong di kasih tahu kalo hasilnya sudah keluar." tegas Azzam mengenteng jas putihnya lalu masuk ke ruangannya.
Cinta bergegas menemui Bu Rahmah yang sedang berbaring di tempat tidurnya.
"Selamat pagi Ibu.Bagaimana kabarnya hari ini? Apa ada yang sakit atau pusing.Selera makannya gemana?"
Rahmah tersenyum gemulai.Raut muka yang berseri serta wajahnya yang teduh menyinari aurah kehidupan yang baru untuknya.
"Saya baik-baik saja selagi kamu ada di sini! Jangan pernah tinggalkan saya." lirihnya memeluk lengan Cinta.Cinta hanya terbawa arus.Dia mengusap lembut Bu Rahmah dan teringat sesuatu hadiah yang ingin ia berikan untuk Bu Rahmah.
"Ibu.Cinta kemarin beliin Ibu jilbab.Pasti Cantik kalo Ibu memakaikannya." kata Cinta mengeluarkan jilbab dari tasnya lalu memakaikannya di kepala Rahmah membuat Rahmah melebar senyum bahagia.
Setelah membesuk Bu Rahmah Cinta keluar.Tanpa sengaja ia melihat anak kecil yang ingin melintas namun bersamaan ada mobil melaju menuju ke arah anak tersebut.Cinta berlari sekuat tenaga merangkul anak itu hingga kepalanya terbentur dan pingsan.
"Bu dokter! Bangun ! " ucap tangis anak itu yang begitu khawatir pada Cinta.
Anak itu berteriak meminta pertolongan.Seluruh dokter keluar terburu-buru menuju arah suara anak kecil mintak tolong.
Azzam berlari ternyata itu adalah putrinya Zahrani.
"Rani." sapa Azzam memeluk putrinya.
" Tolong Bu dokter ini.Dia terluka karna ku." lirihnya meminta Azzam dan yang lain segera membawa Cinta untuk di periksa.
Tak lama Cinta siuman sambil memegang kepalanya yang sakit.
Dia memandangi orang-orang di sekitarnya yang duduk setia menunggu ia sadar.
"Dia na.Kenapa saya ada di sini?" tanyanya menyandar karna merasa pusing.
"Tadi Bu dokter pingsan.Makanya kami bawa ke sini." kata Diana lalu memberikan air putih untuk Cinta.
"Aku sehat.Bagaimana dengan anak itu? Apa dia baik-baik saja?"
" Alhamdulillah dia sehat.Itu dia Bu sedang menuju ke sini bersama Bundanya." ujar Diana langsung memberi ruang untuk Rani bicara pada Cinta.
Cinta menguman, tubuhnya terhenti sesaat mendapati Bunda dari anak itu adalah Thalita.Thalita merasakan hal yang sama.Sudah dah lama tak bertemu Cinta membuatnya takut karna perubahan Cinta begitu luar biasa.Selain terlihat begitu dewasa Cinta juga sholeha mengenakan gamis serta hijabnya.Tutur kata yang sopan dan penyayang membuatnya di senangi semua orang.
"Kamu gak apa-apa Nak!"ucap senyumnya lalu menyentuh tubuh Rani takut ada yang terluka.
"Aku tidak apa-apa Bu dokter.Bu dokter baru yah? Selama Rani main ke sini gak ada ngelihat Bu dokter." tanya Rani sambil tersenyum memandang Cinta.
"Panggil saya tante Fira saja." jawab Cinta lalu turun dari ranjang tempat tidur menuju ruangannya untuk bersiap pulang.
"Terima kasih kamu sudah menolong anak saya." ucap Thalita lalu pergi meninggalkan Cinta tanpa memandang suaminya yang lagi berbicara pada Diana.
Azzam mencari Thalita dan Rani.Melihat ada kejangkalan pada istrinya di bergegas mencari Thalita.
Thalita sedang mengandeng putrinya berjalan menuju Parkiran.
Cinta yang sudah mengenteng tas berjalan pulang keluar menuju jalan mencari angkutan umum yang biasa ia tumpangi.
"Cinta.Bisa kita bicara sebentar?"
Cinta memutar tubuhnya dan ternyata itulah Thalita.Thalita menarik tangan Cinta hingga dirinya terhempas di tanah.
"Apa salahku? Aku sudah meninggalkan Mas Azzam dan melupakan yang terjadi demi menjaga keutuhan Rumah tanggamu.Jika aku bertemu kembali dengan pria masa laluku itu bukan kehendakku melainkan takdir yang membawaku ke sini untuk bertemu kembali padanya." cetus Cinta bangkit dari duduknya membersih gamisnya yang kotor.
"Kau bilang takdir? Tapi ini cuma akal akalinmu saja.Kau sengaja mencari tempat kerja di sini agar bisa merebut Mas Azzam dari ku?"cetus Thalita lalu pergi tapi tersempak dengan Azzam yang memperhatikan kelakuan istrinya.Azzam terlihat kecewa pada sikap Thalita yang sudah kasar pada Cinta padahal Cinta sudah hampir kehilangan nyawanya demi menyelamatkan Rani.
Azzam menarik tangan Thalita dan pergi meninggalkan Cinta yang masih terdiam tanpa menjawab hujatan istri Azzam.
"Sabar sabar." ucapnya berat menghelus nafas lalu pergi meninggalkan Rumah Sakit.
Sesampai di Rumah , Cinta tak bisa melupakan kenangan saat indahnya bersama Azzam.Terurai air mata mengalir menjulur membasahi pipinya.
Tiba-tiba ia merasakan pusing kembali lalu menyentuh kepala meresapi rasa sakit yang menguncang begitu hebat.Cinta mengingat masa kecilnya bersama seorang kakak laki-laki yang begitu menyayanginya.
Kakak laki-laki yang selalu melindunginya dan mengajaknya bermain bersama di sebuah Panti Asuhan.
Cinta memejam mengingat wajah kakak laki-laki itu namun tak mampu karna merasa sakit kepalanya semakin berat.
Keesokan harinya ia memutuskan untuk bertanya kepada dokter ahli bagian saraf.Dia duduk serius menghadap sang dokter untuk menjelaskan perihal penyakitnya.
"Bagaimana hasil scannya? Mengapa saya selalu mengingat anak kecil itu serta bocah laki-laki itu.Siapa mereka?" tanyanya penuh harap.Cinta tak mengerjibkan mata karna terlalu serius mendengarkan penjelesan dokter bahwa dirinya dulu pernah mengalami amnesia bersifat permanen.
Cinta memandang bingung dan kembali bertanya, " Lalu anak perempuan itu siapa?"
"Kemungkinan itu cerita masa lalumu yang belum kamu ingat sepenuhnya.Jangan memaksanya! Biarkan saja ingatan itu berputar sendiri di memory pikiranmu.Percayalah! Cepat atau lambat ingatan itu akan pulih.Fase kehidupan sekarang ini adalah fase ķedua di mana kamu memulai hidup baru tanpa mengingat masa kecil yang kamu lalui dulu." jelas dokter lalu Cinta pamit keluar sambil menyentuh kepalanya.
Tiba-tiba ia terjatuh dengan sigap Azzam menolongnya.
"Lepaskan tangan saya! Saya tidak mau berurusan dengan istri anda." ungkap kejujuran Cinta yang terlalu sakit karna Thalita selalu menghinanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
enungdedy
kirain azzan udh cerai sm talita
2022-04-20
0
Aulia Nia
cinta hilang ingatan trs di rawat sama orang tua yg sekarang
2022-01-07
0
Yuli Wirnawan
jd cinta lupa ingatan... smg cpt pulih ingatannya
2021-11-29
0