Tak menyangka dokter baru adalah Cinta.Perubahan pada Cinta membuat Azzam sulit tuk percaya.Cinta seorang gadis yang lemah kini menjadi dokter yang segudang berprestasi karna kemampuan khusus yang Allah anugrahkan kepadanya.
Namun tak buatnya menyombong diri malah Cinta selalu tawadhu dengan apa yang di miliki sekarang.Dia tak pernah riyak atau menghina orang di bawahnya bahkan ia ringan tangan untuk menolong sesamanya.
Diana baru saja keluar dari toilet lalu mengambil beberapa perlengkapan untuk memulai kerjanya.
Dia berjalan sambil membawa sesuatu menuju ruangan Cinta.
"Bu,ini maskernya! Maaf semalam lupa ngambil di ruangan meja sebelah.Melihat Bu dokter buka masker baru nyadar kalo masker sudah habis." ujar Diana dan menyerahkan beberapa masker untuk Cinta.
"Makasih.Oh iya tadi Pak Azzam cariin kamu.Katanya ada hal yang mau di bicarakan?"
"Hal apa yah? Aku jadi penasaran."
"Mungkin masalah kerja atau...? Nanti kamu menyusul saja ke ruangannya.Kan selesai , daripada penasaran." ucap Cinta lalu melihat daftar pasien yang harus di besuk untuk mengecek perkembangan pasien.
"Iya juga sih.Lupakan saja.Bu kan dokter baru,bagaimana kalo kita membesuk pasien saja.Sekalian kenalan! Hehehe " pinta Diana lalu mengajak Cinta mengikuti langkahnya.
Cinta memasuki ruangan ke ruangan yang lain.Dia menyapa lalu tersenyum mengenali dirinya di depan pasien.Sifat periang dan peduli pada sesama menjadikan pasien mudah akrab dengannya.
"Oh ya Bu.Ada satu pasien lagi yang perlu kita kunjungi.Pasien yang satu ini agak sedikit menyeramkan.Beberapa dokter banyak merasa tidak betah karna pasien satu ini mengalami depresi yang berat karna kehilangan anaknya beberapa tahun yang lalu.Dia selalu menangis bahkan jika marah emosinya tidak bisa di kendalikan.Jadi,saya harap Ibu harus kuat dan banyak bersabar." ujar Diana merangkul lengan Cinta karna takut.
"Sudah.Bawa rileks saja.Ini justru tantangan buat saya sebagai dokter." kata Cinta melepas tangan Diana.
"Assalam mu'alaykum Bu.." sapa ramahnya duduk berjongkok menghadap ke pasien yang di bilang Diana menyeramkan.
"Diana.Siapa nama Ibu ini?" tanya Cinta sambil menyentuh lembut rambut Ibu yang berantakan.
"Namanya Bu Rahmah.Beliau istri dari pimpinan perusahaan yang cukup terkenal di kota ini.Hanya saja sejak kehilangan anaknya dia mengalami gangguan kejiwaan.Mungkin berpisah dari anaknya."
"Sudah berapa lama Bu mengalami ini?"
"Saya kurang tahu Bu.Tapi kata dokter-dokter sini sudah lama Bu.Bu Rahmah ini pindahan dari Rumah Sakit lain.Jadi datanya kurang lengkap sehingga tidak bisa di jadikan rujukan." tegas Diana lalu meletak kembali buku yang di pegangnya.
"Sungguh kasihan.Aku akan coba mendekatinya!" ujar Cinta menatap mata Bu Rahmah yang terlihat memiliki aurah yang berbeda dari pasien sebelumnya.
"Bu..kenalin aku dokter Fira.Jangan takut! Aku orang baik.Orang bilang Ibu tak suka makan obat.Kalo Bu tak suka gemana mau sembuh.Lalu mau nyari anak Ibu gemana?" bujuk Cinta mengusap rambut dengan kelembutan dan perhatian agar pasien mau mendengar nasehatnya.
Rahmah menatap dalam Cinta.Lalu menangis memeluk Cinta.Cinta terdiam tanpa berkata.Dekapan itu menghangatkannya mengalir deras menyusuri batinnya yang merindukan dekapan kasih bunda.
Manik matanya spontan mengeluarkan kristal yang tak tahu dari mana dan mengapa keluar tanpa ada kata alasan yang sulit di ungkapkan.
Cinta merasa terbawa suasana dengan cepat menepis cairan yang keluar tanpa permisi.Ia melepas pelukan itu secara halus dan mengusap air mata Bu Rahmah yang mengalir deras mencurahkan kerinduan pada putrinya.
"Sekarang Ibu harus makan! Baru kita sama-sama cari putri Ibu." bujuknya kemudian Azzam datang sambil membawa makanan untuk Bu Rahmah mengingat tak ada yang berani masuk ke sini kecuali orang yang begitu mengenal sosok Bu Rahmah sebenarnya.
Azzam menyerahkan mapan yang berisi makanan kepada Cinta.
"Silahkan berikan makanan itu padanya? Karna dokter orang baru.Jadi,saya mau melihat kerja kamu terlebih dahulu.Sekiranya Bu Rahmah menerima kehadiranmu maka saya akan menugaskan kamu di sini.Secara suami beliau sudah membayar mahal demi kesembuhan sang istri yang begitu ia cintai."pinta Azzam duduk menyilang kaki lurus,besandar dan melipat tangan sambil menatap Cinta melayani Bu Rahmah.
Cinta menyuapi dengan kelembutan tak lupa melontar kata-kata indah serta semangat agar Bu Rahmah memiliki tujuan hidup dan tak putus asa.
Setelah melakukan itu semua Cinta membaringkan Bu Rahmah untuk beristirahat.Tak lupa ia pamit untuk kembali ke ruangannya sambil membuang lelah.Melayani Bu Rahmah membutuhkan tenaga batin yang ekstra.
"Bu,saya pamit dulu.Nanti saya akan ke sini lagi." ucapnya lalu melangkah meninggalkan Bu Rahmah.
Sejak pertemuannya itu keduanya semakin dekat dan Bu Rahmah menunjukkan ada perkembangan kesehatan pada dirinya.
Dia tak marah-marah lagi bahkan selalu nurut apa yang di katakan Cinta.Pertemuannya pada dokter Fira membawa perubahan yang besar serta sembuh dari depresinya.
Hari ini keluarga besar Bu Rahmah datang menjenguknya.Kehadiran kali ini Suaminya Pak Umar datang bersama anak angkatnya bernama Maya
"Bu...Maya senang deh Bunda sudah sembuh." ujar Maya memeluk Rahmah yang masih terdiam.
Pak Umar sengaja mengambil Maya di Panti Asuhan untuk menggantikan putrinya hilang.Umar pikir dengan kehadiran Maya bisa melupakan putrinya justru menambah depresi Rahmah sehingga memutuskan untuk Rehabilitas kejiwaannya di Rumah Sakit ini.
"Kau bukan putri.Putri ini!" kata Rahmah merangkul tangan dan lengan Cinta kemudian di jadikan sandaran kepalanya.
Dia tersenyum melirik Cinta.Umar merasa berbeda saat menatap Cinta.Dia merasakan seperti ada getaran yang sulit di ungkapkan.Umar mencari tahu siapa Cinta sebenarnya.
Mengapa istrinya begitu menyayangi Cinta.Bahkan tak ingin jauh dari sosok Cinta.
Umar mencoba menemui Azzam agar mau bekerja sama untuk bisa melakukan tes DNA pada Cinta dan istrinya.
"Apa? Bapak menyuruh saya untuk melakukan tes DNA Fira dan Istri anda.Bagaimana bisa? Sementara itu tak mungkin Pak.Kecuali kita meminta tolong pada Diana.Perawat yang setia menemani Fira?" pintanya lalu menyuruh Diana menemuinya.
Tok tok tok
"Masuk.Mari duduk Diana.Ada yang ingin saya katakan padamu.Ini menyangkut masalah fira dan Bu Rahmah.Pak Umar meminta saya untuk melakukan tes DNA dokter Fira dan istrinya.Apa kau mau membantuku?" tanya Azzam memandang Diana yang kebingungan dan penuh harap.Awalnya Diana ragu.Namun melihat Pak Umar memelas padanya dengan berat ia menyanggupinya.
"Baiklah.Besok pagi saya akan mengantar beberapa sample untuk di lakukan tes DNA." tegasnya namun ragu memikirkan bagaimana mengambil sample dari dokter fira sementara tinggal tidak serumah.
Diana melakukan aksinya dari mengumpul rambut serta sample darah yang ia ambil saat kaki Cinta terkena jarum yang sengaja ia letakkan di dalam sepatu Cinta.
"Maaf dok.Diana harus berbuat seperti ini." lirihnya lalu memakai sendal karna selesai sholat di mushola.Tak lama Cinta merasakan kesakitan dan Diana dengan wajah polosnya segera mencabut jarum kecil itu dan memperbankanya.
"Bu,tidak apa-apakan?" tanya khawatirnya merasa bersalah udah berbuat demikian pada Fira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Fahira Albey
kan Azam dosen ko skg jd Dr
2022-04-18
0
Yuli Wirnawan
lanjut upnya Thor....smg ortu cinta pak Umar d buk rahmah
2021-11-28
1