Sejak memulai kehidupan baru Cinta tak pernah lagi bertemu Azzam.Meski terasa berat menjalani hidup tanpa sosok Azzam tak buatnya menyerah.Hari ini kegelapan sedang menyelimutinya namun esok akan ada cahaya menerangi jalan takdir menuju titik sinar yang akan menemukannya pada kebahagiaan sejati.
Hujatan dan cacian yang yang ia terima dari orang yang tak menyukainya menjadi Cinta gadis yang kuat dan berani melangkah memperbaiki dirinya menjadi orang yang lebih baik.
Banyak kegiatan agama yang ia jalani di kampus.Dari keikut sertaan dalam komunitas serta kegiatan sosial lainnya.Mengubahnya menjadi gadis muslimah yang sudah berhijrah.
Kecantikan dan kesholehanya mengundang pria untuk mendekatinya.
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat kini Cinta tersenyum bahagia kerja kerasnya selama ini membuah hasil yang luar biasa.Mendapat gelar menjadi dokter muda tentulah banyak krikil serta lika liku harus di jalani.Dari kegiatan koas,magang atau intenship dan berbagai ujian ia lewati dengan semangat tanpa berkeluh kesah.
Hari ini Cinta akan menuju ke sebuah Rumah Sakit di mana ia akan di tugaskan di sana.Dia bergegas menunggu di pinggir jalan menunggu angkot yang biasa ia tumpangi.Entah mengapa mobil Kang Asep tak kunjung datang.
"Aduh,mana ini sudah jam 07.00 lagi.Sebelum jam 08.00 aku harus sudah sampai." keluhnya yang sudah sibuk mengibas kipas kecilnya karna keringatan harus berlari mencari angkutan umum.
Sebuah mobil kijang innova berhenti tepat di depannya.Membuat tercengang dan melirik ke arah mobil yang kaca jendelanya masih tertutup.
"Hai cantik! Mari masuk.Sudah jangan menolak nanti terlambat loh.Hari pertama masuk kerja mana boleh terlambat,nanti di tegur sama senior." sindir Dion memainkan jarinya di kemudi sambil melirik gadis yang berdiri mengenteng jas putihnya.
Cinta masih terdiam tanpa mengubrik ajakan Dion mantan Bosnya yang dari dulu menyimpan rasa padanya.Tapi di tolak Cinta karna tak mau berurusan dengan pacarnya.
"Terima kasih." cetus Cinta lalu pergi meninggalkan mobil Dion.
Dion memundurkan mobilnya dan keluar membuka pintu mobil lalu memaksa Cinta masuk duduk di belakang mobilnya.
"Jangan egois.Lagipula aku bersama kakak ku.Jadi tak perlu khawatir.Tuh! Kak Yasmin lagi duduk di belakang." tunjuk Dion pada Cinta.Terlihat kak Yasmin sekalian Guru Cinta yang begitu berjasa tersenyum dan menyuruh Cinta duduk di sampingnya.
"Sini Cin.Duduk di samping Ibu." tawar Bu Yasmin dengan cepat Cinta duduk di sampingnya.
"Aduh,gak nyangka ketemu Ibu lagi."
"Udah beda sekarang.Udah jadi dokter muda.Ibu salut sama kamu.Tugas di mana sekarang?" tanya Yasmin menatap penampilan Cinta sekarang sangat berbeda jauh dengan Cinta yang putih abu-abu.
"Alhamdulillah Bu.Ini juga berkat Ibu membantu Cinta.Cinta sekarang di tugaskan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.Alhamdulillah.." ucapnya merangkul erat lengan Bu Yasmin yang sudah di anggapnya sebagai Ibu sendiri.
"Harus siap mental dunk Cin.Secara di sana pasti banyak pasien gangguan kejiwaannya yang beragam.Tentulah kamu harus banyak bersabar." pesan Bu Yasmin kepada Cinta.
"Iya Bu.Udah jadi tugas apa boleh buat.Di jalanin aja insya allah jadi pahala."
"Kalau gitu,Dion mau pura-pura sakit deh biar bisa di rawat sama Cinta." canda Dion melirik Cinta yang asyik mengobrol pada kakaknya.
"Emang luh mau di kumpulin sama orang-orang yang gangguan mental." cetus Cinta lalu menyuruh Dion berhenti menyetir karna sudah sampai di tempat ia bekerja.
"Makasih yah.Cinta pamit Bu...! " ucapnya melambai tangan melepas kepergian mobil yang sudah berjalan meninggalkan dirinya.
Cinta bergegas masuk berjalan menuju ruangan Kepala Rumah Sakit untuk mengetahui ruangan di mana ia di tugaskan.Mengenteng gelar dokter umum tak membuatnya malu untuk berusaha menjadi dokter yang di senangi oleh pasien lainnya.
Seorang pria datang mendekatinya dan mengajaknya berjalan untuk menemui beberapa pegawai lainnya yang juga bertugas di sana.
Sampai di satu ruangan pria itu mengantarkannya lalu menyuruhnya masuk.
"Masuk saja dok.Kebetulan Kepala Rumah Sakit ini baru saja sampai." titah pria itu lalu pergi meninggalkan Cinta.
Ruangan yang sedikit sepi karna masih pagi.Hanya beberapa perawat serta dokter silih berganti datang melewati koridor Rumah Sakit kala itu.
Semua orang menatap Cinta yang berdiri di pintu ruangan itu tanpa mengetuknya.Cinta merasa ketakutan apalagi pasien sudah ada yang keluar serta duduk di kursi yang tersedia setiap ruangan.
Tok tok tok
"Masuk!" ucap Pria yang sedang duduk di kursi panasnya sambil melihat laporan yang masuk tanpa melirik gadis di depannya.
Cinta masuk lalu menutup pintunya.Takut takut pasien masuk ke ruangan itu mengingat pasien di sini rata-rata gangguan kejiwaan.
"Duduklah.Kamu dokter baru yah?"ucap pria itu lalu meletakkan pulpennya karna sudah selesai mendatangani berkas yang menumpuk.
Lalu Azzam membaca Biodata Cinta yang di berikan bagian kepegawaian satu hari yang lalu.
"dr.Syafira S.Ked ?" tanya Azzam lalu sekilas melirik pada gadis yang berpenampilan muslimah yang memakai masker menutupi wajahnya.
"Iya Pak." ujarnya sibuk memperhatikan ruangan Azzam.Cinta menyadari mengenal suara itu dia mendongak.
"Mas Azzam!" gumamnya lalu berpura-pura tidak mengenali Azzam.
Setelah pertemuan singkat itu.Cinta keluar sambil menyentuh dadanya.Tekanan jantungnya meningkat serta gemuruh bergejolak di jiwanya yang sebenarnya rindu pada suara khas itu.
Dia berjalan sesekali tersenyum pada pasien-pasien di sana.Lalu ada seseorang gadis muda juga menghampirinya.
"dr.Fira kemari?" sapa Diana yang menjadi perawat menemani dirinya bertugas.
"Iya.Kamu siapa?"
"Saya Diana dok.Tadi dokter Azzam menyuruh saya mengantar dokter ke ruangan di mana dokter bertugas.Kebetulan kita satu ruangan dok.Senang deh bisa partner sama dokter muda cantik lagi."puji Diana merangkul lengan Cinta sambil mengobrol.Keramahan Diana memberi kenyamanan pada Cinta saat bertugas.
"Kamu bisa saja.Saya biasa saja tak ada yang istimewa." cetus Cinta tak ingin di puji.Baginya cantik hanyalah titipan Allah dan sejatinya adalah Akhlakul karimah.
Cinta meletakkan tasnya dan memakai jas putihnya lalu duduk bersandar sambil melihat-lihat ponselnya.
Dia kaget ternyata Azzam sudah berdiri di pintu karna ingin berbicara pada Diana.
Cinta yang sedari tadi lupa memakai maskernya kaget menyadari tatapan Azzam berbeda.Dia segera menetralisaasi perasaannya dan berpura-pura tidak pernah hadir dalam hidup Azzam.
"Maaf Pak.Hehm mau cari sapa?" sapanya berjalan menuju Azzam yang terdiam.
"Di Diana.Apa dia ada di sini?" ucap terbata Azzam karna kaget melihat Cinta udah banyak berubah.
"Ohhh Diana.Tadi katanya mau ngambil sesuatu.Cuma saya gak tanya mau ambil apa.Habisnya dirinya buru-buru." jawab Cinta lalu duduk ke kursinya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yuli Wirnawan
lanjut upnya Thor
2021-11-28
1