Talak oh talak..
Mengapa kata itu harus terucap pada saat aku mengharapkan belaian cinta darinya...
Kasih sayangnya...
Menyimpan harapan besar untuk hidup kekal bersamanya di dunia maupun Akhirat.
Ku coba berjalan melangkah pada tubuhku yang sudah tak memiliki tulang tuk menopang.
Tulangku remuk saat panah talak melempar tepat mengenai jantungku yang baru tertutup luka beberapa minggu yang lalu.
Sakit..
Namun ku coba tuk bertahan pada takdir yang mungkin hadir indah pada waktunya.Waktu yang menjadi Rahasia sang ilahi..
Cinta melangkah keluar tanpa ada yang menghalangi tuk nya bertahan.
Luka yang diberikan Azzam begitu sakit membekas pada lubuk hati nan putih ini.Serangkaian kata manis sudah tertulis pada ingatannya.Namun hari ini Azzam malah menghempaskan kembali dengan kata yang lebih tajam meremuk seluruh tubuhnya.
Cinta memandang Azzam memeluk Thalita yang begitu terpukul harus kehilangan buah hatinya.Bening putih jatuh setetes demi setetes mengalir mengiringi langkahnya keluar dari ruangan yang memberi kesan penuh duka.
"Seberapa salahkah diriku hingga kau lukai aku begitu menusuk.Tak adakah rasa yang mampu membuatmu mengenang cintaku yang tulus ini.Apa hanya kau percaya pada cerita mereka membutakan mata hatimu untuk membedakan siapa yang benar dan salah." gumanya melangkah meninggalkan Azzam.
Sesampai di Panti Cinta memeluk Fathimah.Saat ini hanya Fathimahlah tempat dirinya bersandar meluahkan sesak dadanya yang begitu berat untuk di ungkapkan lewat kata-kata.
"Ummi.Mas Azzam ummi.Dia sudah mentalak aku tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskannya.Dia lebih percaya pada istri serta Rio adik iparnya yang sudah jelas jelas menghamiliku lalu meninggalkanku tanpa tanggung jawab." ujar sedih Cinta meluahkan perasaannya yang begitu perih.
"Kamu serius? Putra ummi tidak mungkin seperti itu."
Fathimah melepas pelukan itu.Ucapan Cinta barusan tak masuk akal.Beberapa hari lalu Azzam mengatakan akan tetap mempertahankan Cinta tapi mengapa berubah secepat ini.
Fathimah mencoba menghubungi Azzam tapi tak di angkat malah direject olehnya.
Fathimah menghela nafas berat.Kelakuan putranya membuatnya tak habis pikir.
Beberapa hari kemudian ...
Cinta masih dalam lamunan kesedihan.Perpisahan pada pangeran belahan jiwa sudah di ambang pintu tinggal menunggu waktu mengantarkan sekeping penghargaan menjadi seorang janda.
Menjadi Janda bukanlah impian setiap wanita.Gelaran itu menghanyutkan semangat juang mempertahankan mahligai Rumah tangga yang dia impikan istana cinta.
Akhirnya Cinta memilih pergi meninggalkan Panti dan memilih untuk hidup mandiri tanpa bergantung pada Fathimah yang di panggilnya ummi.
"Ummi.Cinta pamit yah! Berlama di sini hanya membuat Cinta semakin terpuruk pada masa lalu.Cinta ingin bangkit dan menghapus jejak Mas Azzam dalam pikiran Cinta.Cinta juga berhak meraih kebahagiaan tanpa ada yang menyekatnya.Terima kasih ummi udah menerima Cinta dan Cinta janji akan sering menjenguk ummi karna di sinilah Cinta merasakan kasih sayang seorang Ibu.Doain Cinta yah ummi! " ucapnya lalu menyalami Fathimah,memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan sang ummi yang begitu menyayanginya.
Cinta melambai tangan dan melebar senyum di hiasi tangisan anak Panti yang begitu menyayangi Cinta.
"Kak Cinta.Jangan lupa main ke sini yah!" suara teriakan anak Panti melepas kepergian Cinta.Lalu di sambut Cinta dengan anggukan.
Cinta melepas cincin pernikahannya bersama Azzam.Menyimpan dan mempertahankan cincin itu tak ada gunanya hanya membuatnya semakin sakit dan sulit untuk melupakan Azzam.
Dia menyerahkan kepada tukang perhiasan untuk di tukar dengan beberapa lembar uang.Setelah mengambil uang,Cinta mencoba mencari kos kosan kecil untuk tempat tinggalnya selama belum mendapat pekerjaan.
"Alhamdulillah.Setidaknya Rumah ini bisa untuk ku besandar membuang lelah." lirihnya bernafas lega merasa bersyukur.Meski Allah memberi cobaan berat namun Allah juga memberi solusi untuk menyelesaikannya.
Karna begitu lelah Cinta terlelap masuk ke dalam dunia mimpi panjangnya.
Dia terbangun lalu melihat baru pukul 11.00 siang.Cinta bergegas mencuci muka lalu keluar mencari makanan.
Pertemuan tak terduga terjadi kembali padanya.Keberuntungan menghampiri lagi hidupnya di mana ia di pertemukan pada Bu Yasmin.
Yasmin merupakan seorang wanita berprofesi sebagai Guru di Cinta menimba ilmu dulu.
"Kamu Cintakan? Masya allah Cin.Gak nyangka loh Ibu ketemu kamu." ucap syukur Yasmin yang selama ini mencari Cinta namun tak ketemu.
"Loh.Bu Yasmin! Ya ampun Bu.Ibu apa kabar?" ujar Cinta menyalami Guru favoritenya sekaligus wali kelasnya.
"Alhamdulillah baik.Kita ngobrol di sana saja.Biar lebih asyik."
Bu yasmin menarik tangan Cinta masuk ke sebuah Restorant sederhana.Di sinilah mereka saling bercerita hingga menuju alasan Bu Yasmin mencari Cinta.
"Cin,kamu inget gak? Kemarin kamu pernah mencoba mengikuti beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas di kota ini?"
"Oh itu.Iya,Cinta baru ingat.Emangnya kenapa Bu?" tanya penasaran Cinta menatap serius pada Bu Yasmin yang sedang menjelaskan.
"Alhamdulillah.Bu Yasmin serius?"
"Iya."
Cinta menghambur memeluk Bu Yasmin yang pepatah bilang Pucuk di tiba Ulampun datang...
"Tapi Bu...? Cinta bingung untuk uang semesternya.Mau nyari kerja tapi belum ketemu." keluh Cinta mengerucut mulutnya.
"Kerja sama Ibu saja.Kebetulan Ibu punya adik yang lagi nyari orang untuk jaga tokoh.Kamu mau gak?"
"Tentu mau Bu." jawabnya serta anggukan .
Sifatnya kembali seperti dulu sedikit manja.Bertemu pada Yasmin memberi semangat baru yang dulu hilang kini kembali pulang.
"Selamat tinggal masa lalu." gumamnya lalu mengukir senyum.
Seminggu setelah Cinta mendaftar ulang.Cinta masuk ke Universitas kedokteran.Cinta begitu senang dan bahagia.
Membagi waktu dan Pekerjaan sangat sulit.Cinta berusaha untuk disiplin dan bertanggung jawab atas komitmen yang dia pilih.
Dion adik dari Bu Yasmin sekalian Bos dari Swalayan tempat Cinta bekerja sangat ramah dan baik padanya.
"Cin.Kamu gak kuliah?"
Cinta berpura-pura tidak mendengar.Dia sibuk saja mengemasi barang dan menyusun ke tempat.Cinta merapikan dengan telaten tanpa banyak bicara mengingat Bosnya satu ini sedikit cerewet serta tak suka kalo ada barang yang berantakan.
"Cin.Aku sedang bertanya? Jawab dong !" kesal Dion menghentikan tangan Cinta yang dari tadi sibuk memegang barang.
"Maaf Pak.Hari ini saya gak kuliah." ujar alasan Cinta tak mau berurusan pada Dion.Takut pegawai lain mengatakan dirinya kegatelan.Dion yang sudah memiliki kekasih membuat Cinta mundur secara teratur karna merasa risih Dion selalu mengajaknya ke sana dan ke sini.
Sepulang kerja ia melangkah pelan agar Dion tidak membututinya.
Lalu berdiri di pinggir jalan menunggu mobil angkot untuk mengantarkannya ke kampus.
Di kampus Cinta terlihat sederhana tanpa ada kesan pakaian yang menarik dirinya.Ia lebih memilih menggunakan rok plisket dan tunik menutup hingga ke paha serta di baluti jilbab menutup dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments