Sejak kepergian itu Cinta tak bisa melupakan kenangan manis bersama Azzam apalagi itu perdana buat dirinya. Berpergian bersama Azzam tanpa kehadiran Thalita.Meski kesan awalnya seram tapi pelan tapi pasti Azzam mulai bisa menerimanya.
Begitu juga Azzam saat di kampus.Dia juga merasakan hal yang sama.Dia mengingat kejadian saatnya menolong Cinta yang hampir celaka.Mata sipit Cinta dengan bola mata kecoklatan dan bentuk wajah yang oval serta kulit putih langsat menarik kaum Adam untuk tertarik padanya.Cinta bisa di katakan gadis sempurna dari bentuk fisik tapi dari segi agama mungkin ia masih jauh di banding Thalita yang sudah keduluan hijrah.
Azzam tak bisa memungkiri bahwa Cinta gadis yang sudah mulai menggoyangkan kesetiaannya pada Thalita.Buktinya sejak kejadian itu Azzam tak bisa melupakan sosok gadis menggugah hasratnya yang dulu tak tertarik daun muda malah sebaliknya.
Cinta sedang duduk di taman sambil membaca majalah seputar kehamilan.
" Ohh,begini toh.Bumil itu harus rajin makan sayur,buah-buahan serta tidak boleh stres agar perkembangan janin tumbuh menjadi bayi yang sehat." ucapnya sambil mengulang bacaan agar bisa di praktekan dalam kesehariannya kemudian ia tersenyum sambil minum jus Alpukat yang ia baca sangat baik untuk Bumil karna mengandung asam folat yang tinggi.
Azzam mengenteng tas ranselnya karna baru pulang dari kampus.
Tak sengaja,ia memandang Cinta yang senyum-senyum sendiri sambil menghafal perkataan di majalah yang ia baca tadi.Terlihat lucu dan imut di tambah rambut yang terurai lurus sebahu dan memakai bendo kelinci yang menempel di kepala serta sedikit poni.
Langkahnya terhenti berjalan menyusuri ke arah Cinta yang memiliki magnet tersendiri.Bukannya ia masuk meletakkan tas ranselnya malah menyusul menuju sosok gadis yang tak sengaja memanggilnya lewat kecantikan wajahnya.
" Mas Azzam "
" Kamu ngapain ke sini ? gak lihat bentar lagi hujan ." Cinta memandang langit yang mulai gelap.Bukannya ia pergi malah berteriak.
" Yeah,yeah.hari hujan,hari hujan.Bearti hari ini aku bisa mandi hujan.Akhirnya doaku di kabulkan juga pengen mandi hujan.Makasih ya Allah,udah kabulin doa Cinta.Alhamdulillah..." ujarnya mengusap wajah dengan kedua telapak tangan serta melonjak kegirangan membuat Azzam menggeleng kepala.
Jika di pandang ia memang Cantik.
Mengapa aku baru menyadarinya.Apa selama ini hatiku sudah di tutupi rasa benci padanya.lirih Azzam dalam hati.
Cinta terus saja duduk lalu hujanpun turun membasahi tubuh kecilnya.
Thalita memandang kelakuan Cinta tersenyum namun sesaat senyumnya berubah saat mendapati Azzam yang berdiri menatap Cinta bermain hujan.Tatapan Azzam tidak berkedib bahkan mengukir senyum seperti mulai memiliki rasa pada gadis kecil yang sudah basah kuyub oleh terpaan air hujan yang deras.
Ya Allah mengapa perasaanku begitu perih saat melihat Mas Azzam memandang Cinta seperti itu.Gumam batin Thalita
Thalita bergegas masuk ke dalam kamar.Bawaan dirinya berbadan dua sedikit cengeng.Perasaannya yang begitu sedih dan cemburu tak bisa ia elakkan.Buktinya ia menangis terisak isak sampai Azzam yang baru menuju ke kamarnya sudah bisa mendengar suara tangisan Thalita.
Azzam mempercepat langkah serta membuka pintu kamarnya.
Azzam melihat istrinya sudah menukuk lutut di atas tempat tidur menangis hingga cegukan.
" Kamu nangis? apa yang buatmu sedih ?"
Thalita diam serta memaling wajah.Setelah apa yang dia lihat,dengan mudah Azzam seolah-olah tidak menyadari kalo ia menangis karna ulahnya sendiri.
" Sayang.Kamu mengapa?" ujar Azzam ingin memeluk Thalita lalu dengan cepat ia menepis rangkulan Azzam dan mundur dari posisi duduknya agar menjauh dari Azzam.
" Jangan memelukku.Ku tak sudi punya suami munafik.Sekarang keluar !" lirih Thalita menyuruh Azzam keluar meninggalkannya.
Setelah membersihkan diri Cinta ke dapur untuk membuat jus alpukat.Niat baiknya mengantar jus alpukat ke kamar Thalita malah menjadi Cinta begitu sedih dan mengetahui kehadirannya menjadi duri Rumah tangga Azzam.
" Apa maksudmu??"
Azzam tak mengerti perubahan sikap Thalita begitu sensitif serta selalu saja menyudutkan posisinya menjadi suami.
" Ceraikan Cinta.Aku rasa sudah waktunya kau mentalak dia.Bayi di dalam perutnya bukan anakmu.Lagipula sekarang aku sudah hamil jadi tak perlu lagi mengharapkan bayi dari rahimnya.Jujur Mas,aku tak kuat untuk berbagi cinta pada gadis itu yang tak tahu asal usulnya." ucap Thalita mengungkit janji Azzam yang sebenarnya belum waktu untuk menceraikan Cinta.
" Itu tidak mungkin.Dia sedang hamil dan anak di rahimnya adalah keponakanmu.Mengapa kau tiba-tiba berubah egois serta sekejam itu padanya.Aku menikahinya juga karna permintaanmu untuk menutup aib keluarga.Sebenarnya di sini Cintalah menjadi korban perasaan hubungan kita.Coba kau pikir,adikmu Rio menghamilinya lalu pergi tanpa mempertanggung jawab perbuatannya.Meskipun berat ia menjalani tapi dia tetap berusaha menjaga janinnya.Ku lihat dia sekarang banyak berubah.Ceria dan bersemangat meski menjalani kehamilan tanpa suami.Tak seperti dirimu yang selalu aku temanin serta setia mengurusimu." tegas Azzam.Azzam memberi alasan agar keputusan Thalita berubah.Di samping itu Azzam tak bisa berbohong bahwa benih-benih cintai mulai tumbuh di hatinya.
" Aku maunya kau ceraikan dia! kalau tidak akulah yang mundur dari hubungan segitiga ini."
" Aku tak akan pernah melakukan itu.Menikah bukan sebuah permainan yang bisa talak sana talak sini." ucap Azzam memeluk Thalita mengusap punggung sang istri.
" Ceraikan dia Mas." bisik Thalita memeluk Azzam.
Cinta berdiri begitu lama mendengar semua permintaan Thalita yang di anggap Bidadari Surga sebagai pelindung malah sekarang menjadi musuh dalam selimut.Musuh yang sudah siap dengan senjatanya untuk membunuh Cinta secara pelan maupun langsung.
Cinta menghempas gelasnya. " Ting"
Azzam keluar dan segera membuka pintu.Cinta terlihat sedih dan kecewa.Berulang kali ia menepis cairan bening menjulur keluar membasahi pipi namun cairan itu keluar lagi.Sepertinya rasa sakitnya begitu perih menusuk relung hati yang mulai menerima Azzam.
" Cinta,sejak kapan kau disini?"
" Sejak tadi Mas"
Cinta berlari menurunin tangga tak di sangka kakinya terkilir hingga ia jatuh berguling-guling.Tubuhnya terhempas serta lumuran darah mengalir dari intimnya.
" Cinta " teriak Azzam lalu mengendong Cinta membawa ke Rumah Sakit.
Thalita hanya menatapnya tanpa memberi pertolongan.Dia lebih memilik masuk ke kamar tanpa rasa bersalah.
" Bik,tolong bersihin darah itu." titahnya memanggil lalu masuk ke dalam kamar.
" Astagfirullah.Bisa-bisa Nyonya seperti itu." gumam bibik yang merasa kasihan pada Cinta.
RUMAH SAKIT
Azzam membaringkan Cinta di tempat tidur yang biasanya di gunakan untuk memeriksa pasien.
" Kamu harus kuat."
Terlihat Azzam mengenggam tangan Cinta begitu erat.Meski tak tahu perasaannya pada Cinta seperti apa.Jiwanya menjerit hati meronta.Bagaimana bisa jalani kisah hidup ini di saat tiada lagi Cinta di hati yang mulai mulai memberi warna di hatinya.
Azzam keluar serta mondar mandir menunggu dokter keluar menerangkan kondisi Cinta.
" Permisi.Apa anda keluarganya?"tanya dokter yang menangani Cinta.
" Bagaimana keadaannya ??"
" Maaf Pak.Sepertinya pendarahannya begitu banyak sehingga dengan berat kami mengatakan bayinya meninggal dunia.Jadi harus di lakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya." tegas dokter lalu menyerah surat persetujuan untuk caesar.
Azzam mengusap kasar wajahnya.Kehilangan bayi Cinta sudah pasti akan memaksanya untuk mengakhiri hubungan segitiga ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments