Cinta menyusuri kamar barunya kemudian ia meletakkan tasnya di atas tempat tidur dan menghempas dirinya di atas kasur.
Lalu Cinta mengalas kepala dengan telapak tangan dan menatap langit langit kamarnya.Pikirannya selalu terbayang pada peristiwa di taman tadi.
" Mengapa aku begitu cemburu ? , apa aku sudah mulai menyukainya. " lirihnya dalam hati .
Tok tok tok
" Cin,boleh mbak masuk??"ucap Thalita memegang knop pintu.
Cinta bergegas mengusap air matanya,dan bangun untuk membuka pintu.
klek
" Silahkan mbak.Ada apa yah mbak ke sini?" ucap Cinta menyuruh Thalita duduk di sampingnya.
Cinta menyungging senyum manisnya agar Thalita tak merasa curiga.Ia menyentuh perutnya yang sudah mulai terlihat besar serta tersenyum mengingat Bu Riani mengatakan anaknya kembar.
" Cin,maafin mbak yah tidak bisa ngurusin kamu sepenuhnya.Saat ini kamu tahu sendiri,mbak lagi mabuk berat."
" Ehm...tak apa-apa.Mbak tak perlu bersalah gitu.Justru akulah yang merasa bersalah sudah memaksa diri masuk ke dalam kehidupan mbak."
Meski mulutnya berkata manis tapi tak di pungkiri hatinya begitu sakit.Goresan-goresan luka mulai merangkai halus pada sekeping hati yang berharap Azzam menjadi suami seutuhnya.Namun mengenang dirinya hanyalah orang ketiga dari pernikahan ini,Cinta belajar untuk ikhlas menerima takdir yang mungkin sudah menjadi rahasia indah Sang Kholid.
Hanya Rasa ikhlas dan Sabarlah yang harus ia coba jalani sampai takdir ini membuka tabir indah pada kehidupannya akan datang.
Cinta mengenggam tangan Thalita,"Aku sangat berterima kasih karna mbak sudah menerimaku untuk menjadi istri Mas Azzam.Yahh..... meskipun Mas Azzam sendiri belum bisa menerimaku,aku maklumi." ujarnya menyengir senyum terpaksa.
Sebenarnya aku juga berat membagi Cinta.Rasanya perih apalagi Mas Azzam sendiri juga menginginkan untuk berpisah. gumam Thalita memandang Cinta yang terduduk.
" Kalo gitu mbak ke kamar dulu.Kamu istirahat saja,gak usah capek-capek. " kata Thalita sambil menutup pintu.
Cinta menghela nafas berat.Bendungan di matanya keluar cairan bening.Dia menangis meluahkan isi hatinya yang begitu perih.
" Mengapa cobaan ini begitu berat.Aku tak mampu menepis panah yang satu per satu menusuk batinku.Rasanya begitu sakit ...hiks hiks hiks." lirih Cinta meremas kain seprai sementara pandangan mengarah ke bawah menghempas air mata yang deras jatuh membasahi lantai.
Azzam ingin berjalan ke kamar Thalita.Ia begitu bersemangat membawa susu untuk istrinya yang sedang mabuk berat karna bawaan hamil muda.
Ia begitu perhatian pada Thalita apalagi ini anak pertamanya.Tujuh tahun menanti akhirnya Allah mengabulkan keinginan untuk memiliki momongan.
Langkanya terhenti saat mendengar Cinta merintih.
Tok tok tok
" Cin...kamu lagi apa??"
Suara Azzam memberhentikan tangisan Cinta secara mendadak.Ia membukam untuk memberanikan diri membuka pintu.
" Eh Mas Azzam."
" Aku tadi dengar seperti ada suara menangis." ujar Azzam membuka pintu memperhatikan isi kamar Cinta.Terlihat sebuah drakor masih berputar lewat ponselnya.
*Selamatttt
Cinta terlihat gugup dan takut kalo ketahuan menangisssss*.
" Ohh ... nonton drakor.Aku pikir ada apa tadi.Kalau gitu aku pamit dulu mau ke kamar mbak mu.Mau antarin susu,maklum mbakmu gak mau makan,mau gak mau mengandal susu untuk mengisi perut." jelas Azzam lalu menutup pintu berlalu naik ke atas menuju kamar Thalita.
Cinta mengusap dada dan bernafas lega.Merasa suntuk,Cinta terpikir ingin makan manisan mangga.
Melihat Azzam tak turun-turun ia pun mencoba mengajak Bibik namun menolak dengan alasan banyak kerjaan.
" Aduhhh.Maaf Non,bik gak bisa temenin Non mencari manisan mangga.Bagaimana mintak tolong sama tuan Azzam saja,pasti ia mau.Ini kan demi anak ini." ujar Bibik memberi ide agar Cinta ada yang nemenin.Jadi tak membuat dirinya khawatir melihat Cinta pergi sendiri dalam keadaan hamil.
" Iya udah Bik.Santai saja,Cinta bukan gak mau ajak Mas Azzam.Beliau sekarang lagi sibuk ngurusin mbak yang lagi berbadan dua." ucapnya yang tak ingin mengannggu Azzam.
Semakin seering ketemu,semakin menambah rasa sakit.Cinta menyadari posisi sebagai peran tambahan tak begitu bearti.Sekedar perlengkap dunia hiburan serta kisah Cinta yang bisa di katakan romantis tapi menyakitkan.
Cinta memutuskan keluar tanpa bicara pada Azzam.Ia menyusuri jalan mencari penjual manisan.
Azzam yang sejak tadi duduk bersantai di balkon tak sengaja melihat Cinta keluar seorang diri tanpa meminta izin darinya.Dia geram dan sedikit menahan kesal.
Azzam segera turun menuju garasi dan menyetir mobilnya.Dia memberhentikan mobilnya tepat di depan Cinta.
" Mas Azzam." sapa Cinta dengan perasaan bercampur baur antara takut dan senang.
" Cinta,kau mau ke mana?"
Azzam memegang pinggangnya.Sikap Cinta main pergi tanpa izin sudah terlihat tidak menghargainya sebagai seorang suami.
" Aaaku mau mencari manisan mangga.Emangnya kenapa??,sudah beberapa hari ini aku selalu mengecap memikirkan manisan itu." Lirih Cinta mengelus-ngelus perutnya dan menyungging senyum.
" Yasudah.Cepat masuk!.Aku akan menemanimu mencari manisan itu." titah Azzam membuka pintu mobil dan menyuruh Cinta masuk.
Mereka memandang sekitaran jalan untuk pencari penjual manisan yang maksud.
" Mas tunggu."
" Ada apa Cinta???" Azzam terlihat kesal karna pinta Cinta aneh.Demi ingin menolong nenek tua melintas,Cinta menyuruh Azzam menghentikan mobilnya secara mendadak.
" Terima kasih Nak.Semoga Allah membalas kebaikanmu." ujar nenek lalu meninggalkan Cinta.
Cinta segera berlari masuk ke dalam mobil.Cinta mengerti pasti Azzam kesal dan marah namun ia pura-pura tidak melakukan kesalahan.
" Mas..itu penjualnya." tunjuk Cinta lalu keluar terburu-buru sampai akhirnya ia hampir mengalami kecelakaan karna melintas begitu cepat tidak memperhatikan ada mobil melaju menuju arah yang berlawanan.Untung saja Azzam menangkap tangan sesaat Azzam memegang pinggangnya dan memeluk.Tatapan mata saling memandang dengan segera Azzam memaling wajah dan melepas tangan Cinta.
" Maaf Mas." Cinta merasa bersalah karna kelalaiannya dia hampir celaka.
" Lain kali kalo mau melintas lihat dulu kiri dan kanan.Jangan main nyelonong saja." kata Azzam lalu memegang tangan Cinta untuk melintas.Tak terasa Cinta merasa deras darah memacu jantungnya begitu cepat serta matanya tak berhenti menatap mata coklat muda yang menurutnya begitu sempurna.
Cinta terlalu dalam menatap mata coklat muda memberi kesan baginya.Azzam melambai tangan ke wajahnya yang termenung meski Azzam sudah melepas tangannya.
" Cinta " panggil Azzam masih tetap pada lamunannya.
" Iy ya Mas.Maaf Cinta khilaf."
" Ayo..cepetan pilih manisannya." titah Azzam memandang jam tangannya.
Setelah membeli manisan Cinta bergegas masuk ke dalam mobil.Terlihat Azzam sedang duduk manis sambil memainkan ponselnya.
" Kamu udah selesai."
" Sudah Mas.Mari pulang,takutnya mbak cari kita." ucap Cinta sambil membuka manisan yang menggugah mintak di cicipi.
Cinta melahap dengan sempurna.Rasa khas manisan itu membuatnya ketagihan untuk memakannya.
" Mas mau ?" tawar Cinta memberanikan menyuap manisan ke mulut Azzam.Entah apa yang di rasakan Cinta.Perasaan yang begitu nyaman menjadikan ia berani menunjuk sikap simpati pada sosok Azzam,pelindung dirinya.
" Gag ahh.Aku gak doyan lagipula manisan itu kelihatannya masem."
" Gag Mas.Enak kog...! gag percaya nih Cinta suapin."
Cinta menyuap Azzam manisan itu dan anehnya Azzam merespon menganga mulutnya sehingga manisan itu masuk begitu sempurna.
" Benar katamu.Manisan ini manis tidak seperti yang ku bayangkan." kata Azzam tersenyum berbicara pada Cinta.
" Itulah Mas,belum coba belum tahu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
episode seblmnya blng 5 thn menanti,ini blng lgi 7 thn...
2022-06-08
2