Cinta membuka matanya....
Menatap sekelilingnya , " di mana aku ? " lalu ia melihat selang infus sudah menempel di nadi tangan kecil miliknya.Ia tertegun,bagaimana mungkin tadinya di rumah sekarang malah di Rumah Sakit.
Cinta mencoba bangkit tapi tubuh ini masih lemah.Dia meringis menahan sakit di kepalanya,menyentuh kepalanya untuk mengingat kejadian yang terjadi padanya.
" Cin,kenapa kau melakukan ini?" ujar Thalita mengenggam tangan Cinta.
Cinta merasa bingung menatap wajah Thalita dengan sedikit ketakutan.
Tak lama Azzam datang membawa beberapa plastik bening berisi buah-buahan.
Azzam masih tatapan yang sama.Tatapan yang datar dan sedikit mencekam membuat Cinta tertunduk.
" Hari ini aku pasti di semprot lagi?"gumamnya berlalu memandang Thalita meminta perlindungan.
" Kau,selalu menyusahkan semua orang.Kalau kau ingin bunuh diri kenapa tidak tanggung-tanggung biar semua ini cepat berlalu." gertak Azzam lalu menatap Thalita.
" Dan kau Thalita jangan membela dia.Paham??"
Azzam meninggalkan keduanya yang saling pandang.
Cinta menangis,gertakan Azzam menusuk batinnya yang begitu terluka.Dia belum pulih namun Azzam bukan bersikap lembut tapi malah menghardiknya.
Sementara Thalita pergi meninggalkan dirinya menyusul Azzam keluar menuju Parkiran.
" Mas,mengapa kau tega padanya?"
"Aku tidak cinta padanya,tapi kau memaksa aku untuk menerimanya."
" Tapi Mas...cobalah untuk mengerti Cinta.Dia sedang sakit,tapi kau malah pergi." lirih Thalita menangkap tangan Azzam yang mulai memasuki pintu mobil tapi di tepis Azzam hingga Thalita jatuh dan pingsan.
Azzam mengendong Cinta ke UGD,terlihat Thalita begitu pucat.
Azzam merasa bersalah.Sikap kasarnya pada Thalita menyebabkan Thalita jatuh dan pingsan.
" Mas Azzammm " pangginya . Thalita mencoba bangun dengan sigap Azzam segera membantu.
" Jangan di paksa,kalau kau belum kuat." lirih Azzam lalu mencium keningnya.
" Mass," belum usai bicara , dokter datang sembari tersenyum mengembang.
" Jadi,beliau istri dokter yah ?" tanya Riani .
Riani adalah dokter spesialis kandungan yang kebetulan bertugas di situ.
" Mari dok,duduk." ujar Riani mempersilahkan Azzam dan Thalita duduk di depannya.
" Bagaimana keadaan istri saya ??"
" Santai saja dok,ini justru kabar bahagia buat kalian." kata Riani yang begitu tak sabar menyampai kabar kehamilan Thalita.
" Bahagia??" ucap keduanya yang saling memandang terukir senyum bahagia.
" Selamat Nyonya,anda hamil" kata Riani lalu memberikan beberapa resep vitamin untuk Thalita.
Azzam menerima dengan sedikit gemetar.Kabar bahagia ini benar-benar membuat lupa kalo Cinta sedang di rawat dan sangat membutuhkan perhatian dari Azzam.
Mereka meninggalkan Cinta tanpa ada rasa kasihan atau prihatin pada kesehatan Cinta.
Tanpa sengaja Cinta melihat Thalita dan Azzam pulang tanpa menjenguk dirinya.
"Mas,mbak,tunggu..!"lirih Cinta melambai tapi tak di gubris oleh Azzam dan Thalita.
Keduanya begitu bahagia hingga melupakan Cinta yang juga butuh perhatian.Cinta menyentuh perutnya yang sudah mulai membesar.
" Apa yang harus aku lakukan??,sekarang mbak juga tidak peduli denganku.Apa aku pergi saja yah dari kehidupan mereka." lirihnya dengan manik mata yang sudah berkaca-kaca.
Cinta memang mulai tertarik pada Azzam.Sifat Azzam yang tanggung jawab serta penyayang pada keluarganya membuatnya kagum meski Azzam sedikit tegas jika menasehati istrinya melakukan kesalahan.
Cinta sadar kehadirannya di tengah keluarga Azzam akan menambah beban.Cinta mencoba untuk berdiri namun tubuhnya belum kuat.
" Aku harus bisa , " ucapnya mencoba untuk berdiri tapi terjatuh dan di tangkap oleh Riani,dokter spesialis kandungan yang saat itu ingin memeriksanya.
" Kau tak apa-apa Nak?" Cinta tertegun dan mendongak.Baru kali ini ada seseorang yang memanggilnya dengan begitu lembut.Sentuhan tangan itu sangat ia rindukan.Ia tak henti menatap dokter Riana yang sudah memberi kesan manis padanya.
" Maa ka sih dok," lirihnya kemudian Riani membantunya duduk serta besandar agar mudah berbicara.
" Kenalkan nama Ibu Riani,dokter spesialis kandungan.Tadi pagi Ibu mendapat laporan katanya kamu sedang hamil yah?"
" Iyaa Bu. " jawab Cinta menunduk karna malu.Cinta takut jika Riani menanyakan siapa Ayah dari anak ini.
" Bu lihat di data umurmu masih 18 tahun,dan usia kehamilanmu 16 minggu,kembar lagi.Cuma saran Ibu jangan terlalu stres,kasihan anakmu." ujar dokter memberi nasehat.Riani mengusap rambut Cinta agar Cinta dapat rileks dan nyaman berbicara.
" Iyaa Bu .." jawab Cinta tersenyum
Cinta merasa nyaman, ia terus saja menatap kepergian Riani.Riani benar-benar membuatnya dirinya selalu rindu dan tak ingin jauh dari sosok dokter yang satu ini.Perasaan nyaman serta sentuhannya memberi kenyamanan hati Cinta yang rapuh.
Delapan hari kemudian....
Cinta yang sudah di izin pulang mengenteng tasnya sembari berdiri mencari taksi di pinggir jalan.
Ia sengaja tidak memberi tahu Thalita dengan alasan tidak mau merepotkan.
Cinta berjalan begitu riang dan bersemangat.Semangat baru dari sang dokter Riani yang selalu mensupportnya untuk tetap kuat dan tegar menjalani masa-masa kehamilan.
" Assalam mu'alaykum..." sapanya lalu memandangi suasana rumah begitu sepi tanpa sahutan ataupun aktivitas.
Cinta meletakkan tasnya dan mencoba berjalan lewat belakang.
Langkahnya terhenti,matanya membulat sosok pria yang ia tunggu datang berjalan menuju ke arahnya dengan senyuman sinis.
" Ri Ri o , sejak kapan kau di sini ?" tanya Cinta dengan tatapan tak percaya.Sesaat Cinta memandang Thalita dan Azzam yang juga sama menatap datar Cinta.
" Kau pembohong,penipu..." teriak seruan Azzam dan Thalita.
Cinta tersentak dan nafasnya terhengah hengah.Terlelap di taksi mengantarnya ke alam mimpi yang menakutkan.Cinta memandang ke luar untuk menetralisasi perasaannya yang takut.
Taksi tepat berhenti tepat di rumah Azzam.
" Nih Pak, ongkosnya." Cinta mengoceh uangnya dan memberikan ke Pak supir taksi.
" Makasih Neng " ucap Pak supir melaju meninggalkan Cinta .
Cinta melangkah masuk menuju rumah Azzam.Tampaklah Thalita dan Azzam sedang bersantai di taman sambil ketawa lepas.
" Assalam mu'alaikum " sapa Cinta . Bik Asih datang menyambutnya dan tersenyum.
" Wa'alaykum salam Non,sendiri saja?"
" Iyaa bik.." Bik Asih menatap ke luar dan tak segaja melirik mata Cinta sudah basah karna tak sengaja melihat kemesraan Azzam dan istrinya.
" Cinta duluan Bik " ujar Cinta menuju ke kamarnya.
Cinta mencoba membuka tapi tidak bisa.Sepertinya kamar itu sudah di kunci seseorang.Merasa penasaran ia pun menuju ke taman belakang menemui Azzam dan Thalita.
" Mbak " sapa Cinta menunduk karna takut menganggu kemesraan mereka.
" Cintaaa, kamu pulang kenapa gak bilang?,kan mbak bisa jemput??" Thalita berjalan dan tersenyum.
" Kamu takut sama Mas Azzam yahh?"
" Cinta ke sini mau mintak kunci kamar di atas??"
" Oh..maaf mbak lupa.Sekarang kamar itu sudah menjadi kamar mbak.Kamar Cinta sudah mbak pindah ke bawah." kata Thalita senyum menatap Azzam.
" Iya Cinta.Kamar itu akan di sulap menjadi kamar bayi kami nanti.Alhamdulillah sekarang mbak lagi hamil.Lima tahun penantian kami akhirnya terbalas juga.Aku mintak maaf gak bisa jagain kamu di Rumah Sakit karna mbakmu mabuk,biasa Ibu hamil." ucap Azzam memberi alasan.Azzam tak henti-hentinya tersenyum dan menarik pundak Thalita agar menempel pada pundaknya serta mengusap pundak istri yang begitu ia cintai.
Cinta yang tak tahan melihatnya pergi meninggalkan dengan senyum terpaksa.
" Selamat Mbak,semoga di mudahkan dalam persalinannya." ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka.
Sepanjang jalan Cinta menyentuh dadanya yang begitu perih seperti teriris sembilu begitu menusuk.
Begitu beruntung bayi itu.Dia baru saja sekecil jagung namun kedua orang tuanya sudah menyiapkan suprize untuk sang bayi.Sementara aku hanya menjadi belenggu di rumah ini tanpa ada perhatian dan kasih sayang. gumamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🄴🄽🅁🅄
kenapa anaknya cinta dibikin kembar si thor? gk kasihan sm cinta dan bayinya..... 😌
2022-01-05
2