Bab 7 : Sembuh

Cinta membuka matanya....

Menatap sekelilingnya , " di mana aku ? " lalu ia melihat selang infus sudah menempel di nadi tangan kecil miliknya.Ia tertegun,bagaimana mungkin tadinya di rumah sekarang malah di Rumah Sakit.

Cinta mencoba bangkit tapi tubuh ini masih lemah.Dia meringis menahan sakit di kepalanya,menyentuh kepalanya untuk mengingat kejadian yang terjadi padanya.

" Cin,kenapa kau melakukan ini?" ujar Thalita mengenggam tangan Cinta.

Cinta merasa bingung menatap wajah Thalita dengan sedikit ketakutan.

Tak lama Azzam datang membawa beberapa plastik bening berisi buah-buahan.

Azzam masih tatapan yang sama.Tatapan yang datar dan sedikit mencekam membuat Cinta tertunduk.

" Hari ini aku pasti di semprot lagi?"gumamnya berlalu memandang Thalita meminta perlindungan.

" Kau,selalu menyusahkan semua orang.Kalau kau ingin bunuh diri kenapa tidak tanggung-tanggung biar semua ini cepat berlalu." gertak Azzam lalu menatap Thalita.

" Dan kau Thalita jangan membela dia.Paham??"

Azzam meninggalkan keduanya yang saling pandang.

Cinta menangis,gertakan Azzam menusuk batinnya yang begitu terluka.Dia belum pulih namun Azzam bukan bersikap lembut tapi malah menghardiknya.

Sementara Thalita pergi meninggalkan dirinya menyusul Azzam keluar menuju Parkiran.

" Mas,mengapa kau tega padanya?"

"Aku tidak cinta padanya,tapi kau memaksa aku untuk menerimanya."

" Tapi Mas...cobalah untuk mengerti Cinta.Dia sedang sakit,tapi kau malah pergi." lirih Thalita menangkap tangan Azzam yang mulai memasuki pintu mobil tapi di tepis Azzam hingga Thalita jatuh dan pingsan.

Azzam mengendong Cinta ke UGD,terlihat Thalita begitu pucat.

Azzam merasa bersalah.Sikap kasarnya pada Thalita menyebabkan Thalita jatuh dan pingsan.

" Mas Azzammm " pangginya . Thalita mencoba bangun dengan sigap Azzam segera membantu.

" Jangan di paksa,kalau kau belum kuat." lirih Azzam lalu mencium keningnya.

" Mass," belum usai bicara , dokter datang sembari tersenyum mengembang.

" Jadi,beliau istri dokter yah ?" tanya Riani .

Riani adalah dokter spesialis kandungan yang kebetulan bertugas di situ.

" Mari dok,duduk." ujar Riani mempersilahkan Azzam dan Thalita duduk di depannya.

" Bagaimana keadaan istri saya ??"

" Santai saja dok,ini justru kabar bahagia buat kalian." kata Riani yang begitu tak sabar menyampai kabar kehamilan Thalita.

" Bahagia??" ucap keduanya yang saling memandang terukir senyum bahagia.

" Selamat Nyonya,anda hamil" kata Riani lalu memberikan beberapa resep vitamin untuk Thalita.

Azzam menerima dengan sedikit gemetar.Kabar bahagia ini benar-benar membuat lupa kalo Cinta sedang di rawat dan sangat membutuhkan perhatian dari Azzam.

Mereka meninggalkan Cinta tanpa ada rasa kasihan atau prihatin pada kesehatan Cinta.

Tanpa sengaja Cinta melihat Thalita dan Azzam pulang tanpa menjenguk dirinya.

"Mas,mbak,tunggu..!"lirih Cinta melambai tapi tak di gubris oleh Azzam dan Thalita.

Keduanya begitu bahagia hingga melupakan Cinta yang juga butuh perhatian.Cinta menyentuh perutnya yang sudah mulai membesar.

" Apa yang harus aku lakukan??,sekarang mbak juga tidak peduli denganku.Apa aku pergi saja yah dari kehidupan mereka." lirihnya dengan manik mata yang sudah berkaca-kaca.

Cinta memang mulai tertarik pada Azzam.Sifat Azzam yang tanggung jawab serta penyayang pada keluarganya membuatnya kagum meski Azzam sedikit tegas jika menasehati istrinya melakukan kesalahan.

Cinta sadar kehadirannya di tengah keluarga Azzam akan menambah beban.Cinta mencoba untuk berdiri namun tubuhnya belum kuat.

" Aku harus bisa , " ucapnya mencoba untuk berdiri tapi terjatuh dan di tangkap oleh Riani,dokter spesialis kandungan yang saat itu ingin memeriksanya.

" Kau tak apa-apa Nak?" Cinta tertegun dan mendongak.Baru kali ini ada seseorang yang memanggilnya dengan begitu lembut.Sentuhan tangan itu sangat ia rindukan.Ia tak henti menatap dokter Riana yang sudah memberi kesan manis padanya.

" Maa ka sih dok," lirihnya kemudian Riani membantunya duduk serta besandar agar mudah berbicara.

" Kenalkan nama Ibu Riani,dokter spesialis kandungan.Tadi pagi Ibu mendapat laporan katanya kamu sedang hamil yah?"

" Iyaa Bu. " jawab Cinta menunduk karna malu.Cinta takut jika Riani menanyakan siapa Ayah dari anak ini.

" Bu lihat di data umurmu masih 18 tahun,dan usia kehamilanmu 16 minggu,kembar lagi.Cuma saran Ibu jangan terlalu stres,kasihan anakmu." ujar dokter memberi nasehat.Riani mengusap rambut Cinta agar Cinta dapat rileks dan nyaman berbicara.

" Iyaa Bu .." jawab Cinta tersenyum

Cinta merasa nyaman, ia terus saja menatap kepergian Riani.Riani benar-benar membuatnya dirinya selalu rindu dan tak ingin jauh dari sosok dokter yang satu ini.Perasaan nyaman serta sentuhannya memberi kenyamanan hati Cinta yang rapuh.

Delapan hari kemudian....

Cinta yang sudah di izin pulang mengenteng tasnya sembari berdiri mencari taksi di pinggir jalan.

Ia sengaja tidak memberi tahu Thalita dengan alasan tidak mau merepotkan.

Cinta berjalan begitu riang dan bersemangat.Semangat baru dari sang dokter Riani yang selalu mensupportnya untuk tetap kuat dan tegar menjalani masa-masa kehamilan.

" Assalam mu'alaykum..." sapanya lalu memandangi suasana rumah begitu sepi tanpa sahutan ataupun aktivitas.

Cinta meletakkan tasnya dan mencoba berjalan lewat belakang.

Langkahnya terhenti,matanya membulat sosok pria yang ia tunggu datang berjalan menuju ke arahnya dengan senyuman sinis.

" Ri Ri o , sejak kapan kau di sini ?" tanya Cinta dengan tatapan tak percaya.Sesaat Cinta memandang Thalita dan Azzam yang juga sama menatap datar Cinta.

" Kau pembohong,penipu..." teriak seruan Azzam dan Thalita.

Cinta tersentak dan nafasnya terhengah hengah.Terlelap di taksi mengantarnya ke alam mimpi yang menakutkan.Cinta memandang ke luar untuk menetralisasi perasaannya yang takut.

Taksi tepat berhenti tepat di rumah Azzam.

" Nih Pak, ongkosnya." Cinta mengoceh uangnya dan memberikan ke Pak supir taksi.

" Makasih Neng " ucap Pak supir melaju meninggalkan Cinta .

Cinta melangkah masuk menuju rumah Azzam.Tampaklah Thalita dan Azzam sedang bersantai di taman sambil ketawa lepas.

" Assalam mu'alaikum " sapa Cinta . Bik Asih datang menyambutnya dan tersenyum.

" Wa'alaykum salam Non,sendiri saja?"

" Iyaa bik.." Bik Asih menatap ke luar dan tak segaja melirik mata Cinta sudah basah karna tak sengaja melihat kemesraan Azzam dan istrinya.

" Cinta duluan Bik " ujar Cinta menuju ke kamarnya.

Cinta mencoba membuka tapi tidak bisa.Sepertinya kamar itu sudah di kunci seseorang.Merasa penasaran ia pun menuju ke taman belakang menemui Azzam dan Thalita.

" Mbak " sapa Cinta menunduk karna takut menganggu kemesraan mereka.

" Cintaaa, kamu pulang kenapa gak bilang?,kan mbak bisa jemput??" Thalita berjalan dan tersenyum.

" Kamu takut sama Mas Azzam yahh?"

" Cinta ke sini mau mintak kunci kamar di atas??"

" Oh..maaf mbak lupa.Sekarang kamar itu sudah menjadi kamar mbak.Kamar Cinta sudah mbak pindah ke bawah." kata Thalita senyum menatap Azzam.

" Iya Cinta.Kamar itu akan di sulap menjadi kamar bayi kami nanti.Alhamdulillah sekarang mbak lagi hamil.Lima tahun penantian kami akhirnya terbalas juga.Aku mintak maaf gak bisa jagain kamu di Rumah Sakit karna mbakmu mabuk,biasa Ibu hamil." ucap Azzam memberi alasan.Azzam tak henti-hentinya tersenyum dan menarik pundak Thalita agar menempel pada pundaknya serta mengusap pundak istri yang begitu ia cintai.

Cinta yang tak tahan melihatnya pergi meninggalkan dengan senyum terpaksa.

" Selamat Mbak,semoga di mudahkan dalam persalinannya." ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka.

Sepanjang jalan Cinta menyentuh dadanya yang begitu perih seperti teriris sembilu begitu menusuk.

Begitu beruntung bayi itu.Dia baru saja sekecil jagung namun kedua orang tuanya sudah menyiapkan suprize untuk sang bayi.Sementara aku hanya menjadi belenggu di rumah ini tanpa ada perhatian dan kasih sayang. gumamnya

Terpopuler

Comments

🄴🄽🅁🅄

🄴🄽🅁🅄

kenapa anaknya cinta dibikin kembar si thor? gk kasihan sm cinta dan bayinya..... 😌

2022-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengenalan Tokoh
2 Bab 2 : Hamil
3 Bab 3 : Meninggal
4 Bab 4 : Permintaan Thalita
5 Bab 5 : Malam Pertama
6 Bab 6: Masuk Rumah Sakit
7 Bab 7 : Sembuh
8 Bab 8 : Manisan Mangga
9 Bab 9 : Kecelakaan
10 Bab 10 : Pertemuan Pertama Fathimah
11 Bab 11 : Siuman
12 Bab 12 : Kembalinya Rio
13 Bab 13 : Talak
14 Bab 14 : Harapan Baru
15 Bab 15 : Rumah Sakit Jiwa
16 Bab 16 : Misi Rahasia
17 Bab 17: Terulang Kembali
18 Bab 18 : Keluarga Baru Cinta
19 Bab 19: Kisah Pilu Azzam dan Cinta
20 Bab 20 : Burung Ketilang
21 Bab 21: Misteri Cincin
22 Bab 22: Demi Cinta
23 Bab 23 : Derai Hujan
24 Bab 24 : Kecewa
25 Bab 25 : Keputusan
26 Bab 26 : Terungkap
27 Bab 27 : Rahasia Syafiq dan Cinta semu
28 Bab 28 : Curiga
29 Bab 29 : Luka lama
30 Bab 30: Permintaan mamah
31 Bab 31: Rahasia Syafiq terungkap
32 Bab 32:Dengan terpaksa melepaskan
33 Bab 33 : Pengorbanan Cinta
34 Bab 34 : Kejutan dari Umar
35 Bab 35 : Pria misterius
36 Bab 36 : Pernikahan Rahasia
37 Bab 37 : Ujian part 1
38 Bab 38 : Ujian part 2
39 Bab 39 : Ujian part 3
40 Bab 40 : Ujian Cinta
41 Bab 41 : Mulai membaik
42 Bab 42 : Malam yang tertunda
43 Bab 43 : Hamil
44 Bab 44 : Masa lalu CIHENI
45 Bab 45 : Di jebak
46 Bab 46 : Pejuang kebenaran
47 Bab 47: Sahabat dan musuh sebenarnya
48 Bab 48 : Bahagia part 1
49 Bab 49 : Hana Amira Al Zahra
50 Bab 50 : Aqiqah Hana
51 Bab 51:Hana dan Raffi
52 Bab 52 : Harapan Hana
53 Bab 53:Cinta Rizkia Fatiha
54 Bab 54: Sengaja
55 Bab 55 : Awal Bertemu
56 Bab 56: Harapan Azzam
57 Bab 57 : Pesantren Darul Hikmah
58 Bab 58: Sifat Manja
59 Bab 59 : Cinta Sakit
60 Bab 60 : Pria idaman Cinta
61 Bab 61: Bakat Cinta
62 Bab 62: Bunglon dan Pelangi
63 Bab 63 : CINCIN
64 Bab 64 : Terungkap siapa Haris?
65 Bab 65 : Sebuah Pengakuan
66 Bab 66: Alasan menikah Cinta
67 Bab 67: Dua hati
68 Bab 68 : Saling memaafkan
69 Bab 69: Permintaan Cinta
70 Bab 70:Bismillah
71 Bab 71:Ending Kisah
72 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 : Pengenalan Tokoh
2
Bab 2 : Hamil
3
Bab 3 : Meninggal
4
Bab 4 : Permintaan Thalita
5
Bab 5 : Malam Pertama
6
Bab 6: Masuk Rumah Sakit
7
Bab 7 : Sembuh
8
Bab 8 : Manisan Mangga
9
Bab 9 : Kecelakaan
10
Bab 10 : Pertemuan Pertama Fathimah
11
Bab 11 : Siuman
12
Bab 12 : Kembalinya Rio
13
Bab 13 : Talak
14
Bab 14 : Harapan Baru
15
Bab 15 : Rumah Sakit Jiwa
16
Bab 16 : Misi Rahasia
17
Bab 17: Terulang Kembali
18
Bab 18 : Keluarga Baru Cinta
19
Bab 19: Kisah Pilu Azzam dan Cinta
20
Bab 20 : Burung Ketilang
21
Bab 21: Misteri Cincin
22
Bab 22: Demi Cinta
23
Bab 23 : Derai Hujan
24
Bab 24 : Kecewa
25
Bab 25 : Keputusan
26
Bab 26 : Terungkap
27
Bab 27 : Rahasia Syafiq dan Cinta semu
28
Bab 28 : Curiga
29
Bab 29 : Luka lama
30
Bab 30: Permintaan mamah
31
Bab 31: Rahasia Syafiq terungkap
32
Bab 32:Dengan terpaksa melepaskan
33
Bab 33 : Pengorbanan Cinta
34
Bab 34 : Kejutan dari Umar
35
Bab 35 : Pria misterius
36
Bab 36 : Pernikahan Rahasia
37
Bab 37 : Ujian part 1
38
Bab 38 : Ujian part 2
39
Bab 39 : Ujian part 3
40
Bab 40 : Ujian Cinta
41
Bab 41 : Mulai membaik
42
Bab 42 : Malam yang tertunda
43
Bab 43 : Hamil
44
Bab 44 : Masa lalu CIHENI
45
Bab 45 : Di jebak
46
Bab 46 : Pejuang kebenaran
47
Bab 47: Sahabat dan musuh sebenarnya
48
Bab 48 : Bahagia part 1
49
Bab 49 : Hana Amira Al Zahra
50
Bab 50 : Aqiqah Hana
51
Bab 51:Hana dan Raffi
52
Bab 52 : Harapan Hana
53
Bab 53:Cinta Rizkia Fatiha
54
Bab 54: Sengaja
55
Bab 55 : Awal Bertemu
56
Bab 56: Harapan Azzam
57
Bab 57 : Pesantren Darul Hikmah
58
Bab 58: Sifat Manja
59
Bab 59 : Cinta Sakit
60
Bab 60 : Pria idaman Cinta
61
Bab 61: Bakat Cinta
62
Bab 62: Bunglon dan Pelangi
63
Bab 63 : CINCIN
64
Bab 64 : Terungkap siapa Haris?
65
Bab 65 : Sebuah Pengakuan
66
Bab 66: Alasan menikah Cinta
67
Bab 67: Dua hati
68
Bab 68 : Saling memaafkan
69
Bab 69: Permintaan Cinta
70
Bab 70:Bismillah
71
Bab 71:Ending Kisah
72
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!