Tubuhnya melemah,kakinya tak mampu melangkah berjalan.
"Awasss.."ucap Thalita berlari menangkap tubuh Syafa yang gemulai terjatuh menyentuh lantai.
"Dia emang keras kepala." gerutu Azzam mengangkat tubuh Cinta ke kasurnya.
"Mas...aku kasihan dengan Cinta.Aku rasa kau saja yang menikahinya?" ucap Thalita berjalan menuju jendela.Perasaan berat untuk mengatakan terlebih dia sangat mencintai suaminya.
Azzam berdiri berjalan ke arah Thalita yang bicaranya sudah ngaur.
"Kau sakit yah?" Azzam menyentuh pelipis sang istri dan berusaha menenangkan kegelisahan hati Thalita.
"Saat ini gadis ini tidak punya siapa-siapa.Bagaimana dia bisa melanjutkan hidup jika tidak pria yang melindunginya.Melihatnya saja aku merasa iba apalagi dia hamil."Lirih Thalita menatap sang suami.Ia menguncup wajah Azzam agar bisa membaca dari tatapan matanya,bahwa yang ia katakan ada benarnya dan tidak main-main.
"Itu busyeet...kau pikir ini lelucon atau mainan pondok-pondok.Pernikahan ini suci,sakral antara kita dan tuhan.Bukan sekedar ucapan saja melainkan janji dunia akhirat.Punya satu istri bagiku sudah cukup dan sudah membuat aku bahagia."
"Kau dusta Mas.Jangan pernah menyembunyikan perasaan hatimu sendiri.Aku ini wanita jiwa perasaanku tinggi.Aku tak kuasa menahan sedih saat kau begitu bahagia menggendong anak-anak kecil di panti asuhan Ummi Fathimah." Ucapnya mengeluarkan cairan bening yang ia tahan karna tak ingin suaminya tahu.
"Kalau kau anak...aku bisa mengambil di Panti untuk di adopsi menjadi anak kita."Bujuk Azzam memeluk istrinya.
"Aku tidak mau Mas." Thalita duduk di pangkal kasur mengusap rambut Cinta dan memegang perut Cinta apalagi yang masih datar.
"Ayolah Mas,aku mohon!.Menikahlah dengannya.Setidaknya kehadiran bayi ini membawa warna di kehidupan kita.Percayalah..! " Rayu Thalita senyum terpaksa meskipun hatinya rapuh saat mengatakan itu.
Azzam terdiam,permintaan Thalita menjadi pusing dan tak main-main.
"Arghhh,aku pusing." Azzam pergi meninggalkan rumah.Permintaan Thalita sangat tidak masuk akal.
Azzam menuju ke tempat sang ummi.Terlihat Fathimah sedang menyiram bunga di taman.Fathimah adalah pendiri Panti Asuhan bernama Kasih Bunda .
Di Panti inilah Azzam di besarkan oleh seorang wanita sholeha berhati mulia.
" Assalam mu'alaykum ! " sapa Azzam sembari membawa kresek berisi makanan untuk anak-anak Panti. Semuanya sangat antusias dan bahagia jika Azzam mengunjungi umminya .
" Wa'alaykum salam . Aaazam...masya alloh anak ummi datang " ucap bahagia sembari tersenyum merekah melihat putranya datang .
Azzam memcium pundak tangan umminya .
" Ummi sehat ? " tanya Azzam menatap raut wanita yang ia cintai sedikit pucat .
" Alhamdulillah..seperti yang Azzam lihat , ummi sehat wala'fiat . " senyum umminya lalu menyuruh Azzam masuk dan duduk .
" Istrimu mana ? , udah menikah kog datang cuma sendiri ? " sindir Fathimah melihat ke arah pintu . Barangkali Thalita menyusul ke sini .
" Dia gak ikut " cetus Azzam dengan wajah sedikit berubah .
" Kau bertengkar ? , tak biasanya kalian begini. "
" Aku bingung ummi ... Thalita memintaku menikah lagi . Ummi kan tahu Azzam sangat mencintainya . Azzam tak mungkin melakukan itu . Azzam takut tidak bisa berbuat adil . Bagi Azzam memiliki Thalita sudah buat Azzam bahagia meskipun kami belum di karunia anak " lirih Azzam mencurahkan isi hatinya yang menolak permintaan Thalita .
" Siapa gadis yang mendorong Thalita untuk berpoligami ? " tanya Fathimah mengusap pundak Azzam dan menyandarkan kepala Azzam di pundaknya .
" Dia Cinta ummi . Seorang gadis yatim , gadis itu hamil di luar nikah dan pelakunya Rio , adiknya Thalita . Rio kabur dari tanggung jawabnya sehingga gadis itu memutuskan untuk aborsi . Jadi .. itulah alasan Thalita menyuruhku menikahinya " ujar Azzam menjelaskan isi perkara agar umminya memberi solusi dari permasalahannya .
" Innalillah ... ini musibah Nak . Sebenarnya ummi berat jika Azzam menikahinya . Apalagi Cinta sedang hamil . Tapi , ummi juga kasihan dengan gadis itu . Saran ummi Azzam boleh menikahinya yang pertama ummi khawatirkan gadis itu akan melakukan hal yang lebih buruk lagi selain menjadi penzinah ia juga akan menjadi pembunuh . Yang ke dua jika anaknya sudah lahir Azzam harus menikah kembali agar Sah di mata agama . Tapi ingat ! Azzam jangan melakukan itu dulu " pesan Fathimah agar Azzam bisa berpikir jernih tanpa emosi .
" Tapi ummi...gadis itu masih muda . Ia baru saja lulus SMA " alasan Azzam agar ummi membatalkan niat untuk menikahi Cinta .
" Justru itu bagus . Manalah tahu kamu bisa punya keturunan . Kitakan gak tahu rencana tuhan seperti apa . Allah mengujimu karna Allah yakin Azzam mampu dan Thalita sendiri yang menyuruhmu melakukan itu " ujar Fathimah menatap Azzam .
" Baiklah ummi " ucapnya meskipun rapuh dan menolak . Azzam sangat menghargai pendapat Fathimah bahkan ia menikah dengan Thalita juga karna pilihan sang ummi . Baginya menolak perintah ummi sama halnya menolak doa terbaik dari wanita yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang .
Azzam berpamitan dan pulang ke rumah .
Dia membuka pintu kamarnya terlihat Thalita sedang tidur di atas sofa karna menunggu Azzam tak pulang pulang .
Sementara Cinta tidak tidur . Matanya berat untuk memejam bahkan untuk tidur sejenak agar melupakan masalahya ia pun tak bisa .
" Hei bayi... mengapa kau tumbuh di rahimku ? kau kan tahu aku belum siap lahir bathin untuk menyambutmu . Bahkan Ayahmu saja kabur entah ke mana " lirih Cinta memukul mukul perutnya .
Melihat tingkah Cinta , Azzam merasa kasihan dan memutuskan masuk ke kamar Cinta . Cinta terlihat ketakutan . Azzam menatapnya seperti ingin menerkam .
" Mau apa kau ke sini ? " ucapnya membuat Thalita terbangun lalu menyusul ke kamar Cinta .
" Mas Azzam , kau dari mana saja ? , terus ngapain ke sini ? " tanya Thalita melirik Cinta yang sudah berdiri menyandar karna ketakutan .
" Aku ingin memberikan ini " ujar Azzam menunjuk jarum suntik yang sudah ia selipkan di saku kemejanya . Azzam memberi kode agar Thalita membantunya untuk menenangkan Cinta .
" Baiklah Mas " kata Thalita membantu sang suami untuk menyuntikkan Cinta agar bisa tidur pulas . Azzam khawatir Cinta akan melakukan hal yang bukan-bukan .
🍀🍀🍀🍀
Alarm berbunyi dengan segera Azzam bangun untuk mandi bergegas menuju masjid untuk menunaikan sholat shubuh berjama'ah .
Sementara Thalita juga pergi untuk berwudhu melaksanakan sholat shubuh di rumah .
Tak lupa sunah qobliyah shubuh yang di lakukan lebih baik daripada dunia dan seisinya .
Setelah sholat , Thalita menyusul Cinta ke kamarnya .
" Cin...bangun.Sholat shubuh dulu " ujar Thalita menggoyang goyang tubuh Cinta .
Cinta masih diam tak merespon panggilan Thalita .
Azzam yang baru pulang hanya menggeleng melihat kelakuan Cinta .
" Mungkin faktor bius itu ... " kata Azzam dalam hati dan mengajak Thalita ke kamar untuk bicara masalah permintaan Thalita .
" Mas , Cinta belum bangun kau malah mengajak ku ke sini " kesal Thalita .
" Aku ingin mengatakan masalah Cinta . Jika menikahi Cinta membuatmu bahagia akan aku lakukan . Tapi dengan satu syarat..." pinta Azzam ragu ingin mengatakan namun ia juga ingin Thalita menyetujuinya permintaan darinya .
" Apa itu Mas ? , katakanlah.." tanya penasaran Thalita yang sebenarnya rapuh dan sedih menyuruh Azzam menikah lagi .
" Setelah Cinta lahir bayinya, aku akan menceraikannya . Aku tidak mencintainya " tegas Azzam .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments