Bab 3 : Meninggal

Cinta menatap batu nisan Papahnya,Bayu.Deraian air mengalir jatuh membasahi pemakaman sang Papah.

"Maafkan aku Pah,Cinta emang anak yang tidak berguna."Lirihnya menyesali perbuatannya.

Cinta meninggalkan pemakaman sang Papah.Ia melangkah keluar kembali ke rumahnya.

Namun langkahnya terhenti.Beberapa pria tak di kenal berdiri di halaman rumahnya.

"Apakah kau Cinta?.Putri dari Pak Bayu?." Tanya Pria tak di kenal itu.

"Iya,benar.Tapi kalian siapa?"

"Kami dari petugas Bank.Pak Bayu sudah menunggak pembayaran.Jadi dengan terpaksa kami menyita seluruh aset beliau."Tegas Pria berpakaian rapi.

"Ya Allah,apa yang harus aku lakukan?"gumamnya Cinta memegang dadanya.Cinta terduduk,memikirkan nasip dirinya.

Sementara Bik Inah menatap Cinta dengan rasa kasihan.

"Non..yang sabar yah!."Lirih Bik Inah memeluk Cinta yang begitu terpukul atas semua masalah yang menimpa dirinya.Air mata jatuh meluncur merasakan betapa berat beban Cinta untuk menjalani kehidupannya saat ini.

"Bik,Cinta bingung harus ke mana?.Saat ini Cinta tak punya siapa-siapa lagi.Mamah tak tahu di mana?.Sementara orang yang menghamili Cinta pergi kabur begitu saja."Lirih Cinta memegang perutnya.

Cinta tak kuasa menahan kesedihannya.Satu-satu orang selalu mengerti dan setia menemaninya adalah Bik Inah.Namun Bik Inah harus meninggalkan dia.

Manik matanya nanar,air mata sudah tak mampu di bendung lagi.Ia menangis memeluk Bik Inah.

"Bik,mari kita bereskan pakaian kita.Maafin Cinta tak bisa mempertahankan Bibik untuk bekerja di sini."

"Tidak apa-apa Non."

Usai berkemas,Bik Inah memeluk Cinta untuk pamit pulang ke kampungnya.Cinta menarik kalungnya yang masih melingkar di lehernya.

"Bik,ambil ini untuk ongkos pulang.Cinta gak punya apa-apa lagi.Seluruh aset Papah sudah di blokir pihak Bank."Ujarnya tersenyum terpaksa dan meletakkan kalungnya di tangan Bik Inah.

"Tapi...?.Bagaimana dengan Non?tanya Bik Inah yang begitu memahami sifat Cinta dan begitu mengkhawatirkan Cinta.

"Tak usah pikirin Cinta.Bik Inah sudah banyak bekorban buat Cinta.Sekarang Cinta sudah dewasa.Jadi,Cinta tahu menjalani hidup Cinta tanpa harus bergantung dengan Bibik." Ucapnya sedikit menyengir namun hatinya begitu rapuh.

Setelah melepas kepergian Bik Inah.Cinta menuju rumah Thalita.

Thalita sedang bersantai bersama Azzam karna saat itu Azzam lagi libur bekerja.

"Assalam mu'alaykum."Sapa Cinta dengan suara tidak bersemangat.

"Wa'alaykum salam."Ucap Thalita dan Azzam yang saling berpandangan karna Cinta membawa tas dan meletakkan di sampingnya.

Cinta menyalami Thalita,dan tak sengaja menatap Azzam yang terlihat ketidaksukaan kehadiran Cinta di rumahnya.

Cinta menghambur memeluk Thalita.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?.Mengapa kau ke mari membawa tas?"tanya penasaran Thalita mengusap rambut Cinta yang sudah anggap seperti adik sendiri.

"Mbak...Cinta ke sini ingin memberi ini?." Cinta mengoceh benda mini itu dari saku jaketnya.

"Hamil?"ujar singkat Thalita.

"Iya mbak."

Cinta memegang perutnya.Hatinya begitu sedih karna kehadiran bayi ini membawa duka dan beban yang berat.

"Semua ini karna Rio." Lirih Cinta yang tak tahu lagi menyusun kata.

Mendengar ucapan Cinta,Azzam naik pitam.Kelakuan Rio benar-benar membuatnya marah dan tak bisa di toleransi lagi.

Dia menelpon Rio,namun nomor ponselnya sudah di blokir.

"Semua ini gara-garamu yang selalu memanjakan adikmu itu.Lihat akibatnya dia menghamili anak orang terus kabur begitu saja.Sudah ku duga kepergian mendadaknya ke Paris pasti ada alasan.Sekarang lihatlah!"kesal Azzam menatap Cinta yang sudah menangis.

"Lalu...!" Ucap Thalita berharap Azzam memberi solusi dari masalah ini.

"Aaaaargh"pekik Azam meninggalkan keduanya yang saling memeluk.

Azzam tak mampu lagi berbicara.Sifat dingin mulai ia tampakkan.Thalita mendengar suara Azzam sedikit keras,membuatnya takut ingin bertanya.

Azzam tipe pria yang tak suka memikirkan masalah.Setiap masalah selalu di hadapinya dengan jernih.Berbeda dengan ini dia lebih mudah terpancing emosi apalagi semua ini ulah Rio,adik iparnya.

Thalita mengajak Cinta masuk dan mengantar menuju ke sebuah kamar untuk menenangkan Cinta yang begitu sedih.Rasa ketakutannya tampak jelas bermain di wajahnya saat Azzam berteriak.

Thalita melangkah ingin meninggalkan Cinta.Namun tangannya di tarik oleh Cinta yang tak ingin di tinggal sendirian.

"Mbak,saat ini Cinta gak punya siapa-siapa lagi.Papah Cinta baru saja meninggal dunia plus aset Papah juga di sita karna memiliki tunggakan hutang di Bank.Cinta bingung harus ke mana?"lirih Cinta menunduk saat berbicara.Dia menahan air mata yang sudah banjir.Suaranya gemetar menggambarkan perasaan saat ini yang begitu harap pada Thalita untuk membantu ia menyelesaikan masalah ini.

"Kau tak perlu khawatir.Akulah yang akan membantumu.Sebaiknya kau istirahat dulu karna aku ingin bertemu dengan Mas Azzam."Pinta Thalita melepas paksa tangannya yang di genggam Cinta.

Thalita menuju ke kamarnya.Terlihat Azzam sedang memijat pelipisnya.

"Mas..."panggil Thalita memeluk suaminya dari belakang.

Azzam yang begitu mencintai Thalita.Ia memutar tubuhnya memandangnya dengan senyum terpaksa.

"Jangan berteriak seperti itu.Sungguh aku sangat takut,apalagi Cinta." Ungkap Thalita yang kaget melihat perubahan Azzam jadi pemarah.

"Aku hanya kasihan dengan gadis itu.Dia sekarang yatim di tambah lagi hamil di luar nikah.Kasus seperti dirinya sering terjadi di kalangan remaja sekarang ini.Kau kan tahu aku seorang Dosen di Fakultas Kedokteran menghadapi gadis seperti dia sangat sulit.Pikirannya belum labil,belum bisa berpikir jernih dan memutuskan keputusan yang benar." Jelas Azzam yang sangat mengerti pada situasi Cinta .

Thalita tersenyum dan mengajak suaminya duduk berhadapan di kasurnya.

"Mas,kau kan tahu kalau Cinta pikirannya belum labil.Bearti kau juga tahu cara menyelesaikan masalah ini."Bujuk Thalita memcoba meminta solusi dari sang suaminya.

"Aku bingung Thalita.Emanglah Mas seorang dokter Psikiater tapi kan ...." Ucap terputus Azzam yang tak lagi harus bicara apa.

Tiba-tiba terdengar suara pecahan gelas di kamar tempat Cinta beristirahat.

Bughhhhh

Cinta terjatuh dan pingsan.Seharian ia tidak makan karna memikirkan masalahnya yang begitu berat.

klek

"Cinnnta"panggil Thalita duduk melihat Cinta tidak sadarkan diri.

Dengan segera Azzam mengangkat Cinta ke tempat tidur.

Dia memeriksa Cinta yang sepertinya mengalami anemia karna kelelahan memikirkan masalah yang bertubi-tubi.

"Bagaimana Mas?"

"Tekanan darahnya rendah.Papahnya di mana?"tanya Azzam.Setidaknya ada Papahnya bebannya berkurang.

"Papahnya baru saja meninggal karna terkena serangan jantung"ujar Thalita membuat mata Azzam membulat.

"Meninggal?"ujar Azzam tak percaya.

Cinta siuman dan memandang samar-samar langit kamar.Dia menangis lagi dan menatap Thalita penuh harap.

"Mbak...jika Rio tidak juga kembali dan tidak mau mempertanggungkan jawab ulahnya maka aku terpaksa harus mengaborsi anak ini."

"Tidak Cinta.Jangan lakukan itu!"lirih Thalita mengenggam kedua tangan Cinta.

"Aku tidak punya cara lain lagi.Kehadiran bayi ini membawa sial dalam hidupku.Aku harus kehilangan semuanya mbak."Tegas Cinta mulai beranjak pergi meninggalkan Thalita dan Azzam.

"Tunggu"kata Azzam membuat Cinta memaling wajah memandang Azzam.

"Kau tak perlu ikut campur.Aku tahu kehadiranku hanya menjadi beban dalam hidupmu."Cetus Cinta yang tak peduli dengan ucapan Azzam.

Cinta terus saja berjalan.Tubuhnya lemah tak mampu melanjutkan langkahnya berjalan.

Terpopuler

Comments

moemoe

moemoe

sama mbaknya mnggil mbak, sama suami mbakny jdi kau... adduh...gk duduk ceritanya niii

2022-04-18

1

moemoe

moemoe

lah ini gmn sih?? tdi azzam bilang dia yatim..skrg tnya papanya dmn?pdhal bru bnrp alinea pernytaan dia yatim

2022-04-18

1

moemoe

moemoe

knp gk d bawa bik klo khawatirM

2022-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengenalan Tokoh
2 Bab 2 : Hamil
3 Bab 3 : Meninggal
4 Bab 4 : Permintaan Thalita
5 Bab 5 : Malam Pertama
6 Bab 6: Masuk Rumah Sakit
7 Bab 7 : Sembuh
8 Bab 8 : Manisan Mangga
9 Bab 9 : Kecelakaan
10 Bab 10 : Pertemuan Pertama Fathimah
11 Bab 11 : Siuman
12 Bab 12 : Kembalinya Rio
13 Bab 13 : Talak
14 Bab 14 : Harapan Baru
15 Bab 15 : Rumah Sakit Jiwa
16 Bab 16 : Misi Rahasia
17 Bab 17: Terulang Kembali
18 Bab 18 : Keluarga Baru Cinta
19 Bab 19: Kisah Pilu Azzam dan Cinta
20 Bab 20 : Burung Ketilang
21 Bab 21: Misteri Cincin
22 Bab 22: Demi Cinta
23 Bab 23 : Derai Hujan
24 Bab 24 : Kecewa
25 Bab 25 : Keputusan
26 Bab 26 : Terungkap
27 Bab 27 : Rahasia Syafiq dan Cinta semu
28 Bab 28 : Curiga
29 Bab 29 : Luka lama
30 Bab 30: Permintaan mamah
31 Bab 31: Rahasia Syafiq terungkap
32 Bab 32:Dengan terpaksa melepaskan
33 Bab 33 : Pengorbanan Cinta
34 Bab 34 : Kejutan dari Umar
35 Bab 35 : Pria misterius
36 Bab 36 : Pernikahan Rahasia
37 Bab 37 : Ujian part 1
38 Bab 38 : Ujian part 2
39 Bab 39 : Ujian part 3
40 Bab 40 : Ujian Cinta
41 Bab 41 : Mulai membaik
42 Bab 42 : Malam yang tertunda
43 Bab 43 : Hamil
44 Bab 44 : Masa lalu CIHENI
45 Bab 45 : Di jebak
46 Bab 46 : Pejuang kebenaran
47 Bab 47: Sahabat dan musuh sebenarnya
48 Bab 48 : Bahagia part 1
49 Bab 49 : Hana Amira Al Zahra
50 Bab 50 : Aqiqah Hana
51 Bab 51:Hana dan Raffi
52 Bab 52 : Harapan Hana
53 Bab 53:Cinta Rizkia Fatiha
54 Bab 54: Sengaja
55 Bab 55 : Awal Bertemu
56 Bab 56: Harapan Azzam
57 Bab 57 : Pesantren Darul Hikmah
58 Bab 58: Sifat Manja
59 Bab 59 : Cinta Sakit
60 Bab 60 : Pria idaman Cinta
61 Bab 61: Bakat Cinta
62 Bab 62: Bunglon dan Pelangi
63 Bab 63 : CINCIN
64 Bab 64 : Terungkap siapa Haris?
65 Bab 65 : Sebuah Pengakuan
66 Bab 66: Alasan menikah Cinta
67 Bab 67: Dua hati
68 Bab 68 : Saling memaafkan
69 Bab 69: Permintaan Cinta
70 Bab 70:Bismillah
71 Bab 71:Ending Kisah
72 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 : Pengenalan Tokoh
2
Bab 2 : Hamil
3
Bab 3 : Meninggal
4
Bab 4 : Permintaan Thalita
5
Bab 5 : Malam Pertama
6
Bab 6: Masuk Rumah Sakit
7
Bab 7 : Sembuh
8
Bab 8 : Manisan Mangga
9
Bab 9 : Kecelakaan
10
Bab 10 : Pertemuan Pertama Fathimah
11
Bab 11 : Siuman
12
Bab 12 : Kembalinya Rio
13
Bab 13 : Talak
14
Bab 14 : Harapan Baru
15
Bab 15 : Rumah Sakit Jiwa
16
Bab 16 : Misi Rahasia
17
Bab 17: Terulang Kembali
18
Bab 18 : Keluarga Baru Cinta
19
Bab 19: Kisah Pilu Azzam dan Cinta
20
Bab 20 : Burung Ketilang
21
Bab 21: Misteri Cincin
22
Bab 22: Demi Cinta
23
Bab 23 : Derai Hujan
24
Bab 24 : Kecewa
25
Bab 25 : Keputusan
26
Bab 26 : Terungkap
27
Bab 27 : Rahasia Syafiq dan Cinta semu
28
Bab 28 : Curiga
29
Bab 29 : Luka lama
30
Bab 30: Permintaan mamah
31
Bab 31: Rahasia Syafiq terungkap
32
Bab 32:Dengan terpaksa melepaskan
33
Bab 33 : Pengorbanan Cinta
34
Bab 34 : Kejutan dari Umar
35
Bab 35 : Pria misterius
36
Bab 36 : Pernikahan Rahasia
37
Bab 37 : Ujian part 1
38
Bab 38 : Ujian part 2
39
Bab 39 : Ujian part 3
40
Bab 40 : Ujian Cinta
41
Bab 41 : Mulai membaik
42
Bab 42 : Malam yang tertunda
43
Bab 43 : Hamil
44
Bab 44 : Masa lalu CIHENI
45
Bab 45 : Di jebak
46
Bab 46 : Pejuang kebenaran
47
Bab 47: Sahabat dan musuh sebenarnya
48
Bab 48 : Bahagia part 1
49
Bab 49 : Hana Amira Al Zahra
50
Bab 50 : Aqiqah Hana
51
Bab 51:Hana dan Raffi
52
Bab 52 : Harapan Hana
53
Bab 53:Cinta Rizkia Fatiha
54
Bab 54: Sengaja
55
Bab 55 : Awal Bertemu
56
Bab 56: Harapan Azzam
57
Bab 57 : Pesantren Darul Hikmah
58
Bab 58: Sifat Manja
59
Bab 59 : Cinta Sakit
60
Bab 60 : Pria idaman Cinta
61
Bab 61: Bakat Cinta
62
Bab 62: Bunglon dan Pelangi
63
Bab 63 : CINCIN
64
Bab 64 : Terungkap siapa Haris?
65
Bab 65 : Sebuah Pengakuan
66
Bab 66: Alasan menikah Cinta
67
Bab 67: Dua hati
68
Bab 68 : Saling memaafkan
69
Bab 69: Permintaan Cinta
70
Bab 70:Bismillah
71
Bab 71:Ending Kisah
72
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!