Cinta sedang menatap dirinya di sebuah cermin miliknya,memutar tubuhnya dengan senyuman.
Dia memoles bibir dan wajah,agar kelihatan cantik.
Tok tok tok
"Cin,cepetan dong!,udah telat nih"kesal Shinta menunggu cinta sedang berhias di kamar.
"Bentar,dikit lagi nih."
Usai ia berhias bergegas menuju ke sekolah bersama temannya, Shinta.
Merayakan hari perpisahan tentulah sangat meriah.Deretan acara segera di mulai,tapi Cinta masih setia berdiri di pintu gerbang menunggu sang papah yang jauh di sana.
Dia mencoba menghubungi sang papah namun di luar jangkauan.
Acara sudah di mulai,ia terlihat kecewa pada sang papah.
Papahnya bernama Bayu.Keseharian Bayu sebagai Pengusaha membuat ia lalai pada Cinta.
Cinta selalu di rundung kesedihan yang panjang.Memiliki orang tua yang berpecah belah selalu membuatnya sedih dan kecewa.
Dia mengusap air matanya dan berlari masuk ke dalam Aula.
"Cin,kamu kenapa?"tanya Shinta memperhatikan make-upnya yang sudah luntur.
"Gag ada apa-apa,kelilipan nih!"
"Bohong,kamu nangis yah?"sindir Shinta menyentuh make-upnya yang luntur.
Cinta terdiam,ia bercermin di kaca mini miliknya.Rio yang baru datang bersama sang kakak,bergegas duduk di samping Cinta.
"Cin,hari ini kamu kelihatan cantik deh.Oh yah Papahmu mana?"tanya Rio mencari-cari Bayu,tapi tak melihatnya.
"Papahku gak datang,katanya lagi meeting"kesal Cinta tersenyum terpaksa,demi menjaga harga diri Bayu.
Dia tak mau orang berpikir buruk tentang Papahnya.Cinta berusaha tegar tak mengambil pusing pada sang Papah agar teman-temannya tidak curiga.
"Palingan bentar lagi juga datang"lirihnya memandang Shinta dan Rio yang masih tak percaya ucapan Cinta.
Acara usai,Cinta segera berlari masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Aula tempat di adakan acara Perpisahan.
Shinta dan Rio saling menatap,tingkah Cinta yang pergi tanpa bicara membuatnya curiga.
Rio bernemui sang kakak untuk mengejar Cinta dan menyuruh Thalita pulang menggunakan jasa Taksi Online.
Cinta menangis dan berteriak di kamar.Seluruh barang ia lempar kemudian menangis deras hingga rasa kekesalannya terlepaskan.
"Papah jahat"teriaknya menatap foto sang Papah saat berlibur di Bali.Kala itu semuanya masih dalam keadaan bahagia,dan memiliki keluarga yang utuh.
Bik Inah mendengar kerusuhan terjadi di kamar Cinta,segera berlari menaiki tangga menuju kamar Cinta.
Tok tok tok
"Non,buka pintunya?,jangan buat bibik khawatir?"lirih Bik Inah yang begitu tahu tabiat Cinta kalau sedang marah.
"Jangan ganggu,Cinta lagi pengen sendiri!"bentaknya membuat Bik Inah kaget.Kemarahan Cinta kali ini sudah tingkat level teratas hingga sulit terdeteksi oleh virus corona.
"Non,saya mohon jangan bertindak bodoh"ucap Bik Inah yang begitu khawatir,apalagi suara Cinta semakin mengecil.
Rio memparkir mobilnya dan berlari masuk ke rumah Cinta.
"Ada apa bik?"tanya Rio,ia melihat bik Inah sudah menangis menatap pintu kamar Cinta.
Rio mendobrak pintu,dengan cepat ia membuang pil penenang kemudian memeluk Cinta dalam dekapannya.
"Jangan lakukan itu!,sungguh aku tidak ingin kehilanganmu"ujar Rio kemudian mengambil botol kecil.Ternyata itu bukan pil penenang melainkan pil sianida.
Rio kaget,ia menatap Cinta dan mengusap rambut Cinta yang seperti terkena sengatan listrik.
Kemudian ia mengajak Cinta ke luar agar rasa stresnya hilang.
Rio mengemudi mobilnya menuju sebuah pantai.Cinta begitu senang dan berlari lari melihat alun-alun gelombang serta angin menghembus menusuk pori-porinya.
Dia merasakan kedinginan.Rio yang melihatnya segera menutupnya dengan jaket miliknya.Keduanya berjalan beriringan sambil ketawa melepas kegalauan di hatinya.
Rio memutuskan untuk tidak pulang dan menginap di sebuah hotel kecil yang tak jauh dari area pantai.
Di sinilah keduanya saling melepas rindu.Rio yang sangat mencintai Cinta merayunya agar melakukan sebuah hubungan terlarang hingga Cinta hamil di luar nikah.
Sebulan kemudian Cinta merasakan perubahan tubuh yang berbeda.
Merasakan pusing dan mual serta tidak selera makan.Cinta bingung dan meminta bik Inah untuk membeli obat di apotik.
Bik Inah terkejut,saat mendapati Cinta pingsan di kamar mandi.
Ia menelpon Bayu untuk segera datang menjenguk Cinta.
Dua jam kemudian terdengarlah bunyi suara mobil di bawah.
"Bik,oh bik.Di mana Cinta?"tanya Bayu memegang pintu,ia begitu sedih melihat Cinta sudah begitu pucat.Timbul penyesalan yang selama ini telah menyia-nyiakan Cinta hanya demi mengejar uang.
"Cinta,bangun sayang!,ini papah"lirihnya menangis memegang tangan sang buah hati yang sudah dingin.
"Pa_pah"lirih Cinta menghambur memeluk sang papah yang ia rindukan selama ini.
"Papah senang kamu sudah siuman.Maafkan Papah yah!,papa janji tidak akan meninggalkan dirimu?"
"Sungguh!"
"Iya sayang"ucap Bayu menguncup kedua pipi Cinta dan mencium keningnya.
"Pah,beberapa hari ini Cinta merasakan mual dan pusing?"rintih Cinta meminta perhatian pada Bayu,agar membawanya ke rumah sakit.
Bayu membawa Cinta ke klinik yang tak jauh dari rumahnya.
"Selamat yah,kamu positif hamil"ucap sang Dokter tersenyum,tidak di Cinta dan Bayu.Keduanya justru menatap kaget,seperti gempa yang menguncang isi perutnya.
"Hamil?"ujar Cinta memegang perut kempesnya,dan menangis menatap sang Dokter.
"Iya Nak.Sebentar lagi kamu jadi Ibu dan bapak jadi kakek"ucap sang Dokter,kemudian memberi sehelai kertas berisi resep vitamin.
Cinta mengambilnya,kemudian berlari mengejar Papahnya yang sudah kedahuluan meninggalkannya karna kecewa.
Sesampai di rumah Bayu kelihatan gusar dan cemas.
"Cinta,siapa pria yang telah menghamilimu,hah?,kau benar-benar membuat Papah kecewa"teriak Bayu membuat Cinta menunduk karna merasa menyesal.
"Maafin Cinta Pah,Cinta khilaf.Kala itu Cinta merasakan kesepian karna Papah tidak pulang-pulang"jujur Cinta berharap Papahnya tidak menyalahkan dirinya melainkan semua ini terjadi karna Papahnya yang tidak perhatian.
"Cukup.Kau cuma mempermalukan Papah,ulahmu benar-benar membuat Papah kecewa.Kau itu masih muda,jalanmu masih panjang.Sekarang,Ayo ikut Papah!"titah Bayu menarik tangannya membuat Cinta meringis kesakitan.
"Ampun Pah!"mohon Cinta agar Bayu melepas genggaman erat tangannya yang mencekam kuat.
"Kau diam!"
Bayu memparkir mobil di sebuah klinik,klinik itu begitu sepi.Hanya beberapa orang saja mengantri,semuanya terlihat masih muda.
Melihat itu Cinta berlari meninggalkan Bayu,lalu menaiki sebuah bis kecil.
Bayu menggeram,ulah Cinta membuatnya jadi marah besar.
Cinta memutuskan datang ke rumah Rio,namun sayangnya ia terlambat.Rio sudah kedahuluan berangkat ke Paris untuk melanjutkan pendidikan dan menetap lama di sana.
Cinta murung dan sedih,ia memutuskan kembali ke rumahnya.
Ia memberanikan diri masuk,langkahnya terhenti saat mendapati sang Papah terbaring di iringi tangisan Bik Inah.
"Non.Tuan Non!"
Cinta memeluk dan menagis,kepergian sang Papah meninggalkan luka yang dalam.Serta beban yang begitu berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments