Cintamu Bukan Untukku
Di dalam ruangan ICU di sebuah rumah sakit, terdapat seorang wanita paruh baya yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang menempel pada tubuhnya.
Sedangkan di depan ruangan itu terlihat sepasang suami istri yang sedang menenangkan seorang gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya.
"Nak, kamu yang tenang ya. Ibu kamu pasti baik-baik saja," ucap seorang wanita paruh baya yang bernama Willna.
"Om janji akan bertanggung jawab, tadi om sudah bilang pada dokter untuk melakukan yang terbaik. Kamu jangan nangis lagi ya," sahut suami Willna yang bernama Wilson.
"Om, tante tolong jelaskan kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku!" ucap gadis itu dengan air mata yang terus menetes.
Ya dialah Elvina Clarissa, seorang gadis cantik yang masih duduk di kelas 3 SMA. Dia sudah tidak memiliki keluarga lagi kecuali sang ibu yang saat ini masih terbaring lemah di dalam ruangan ICU.
Tadi saat dia baru saja sampai di parkiran sekolah, tiba-tiba saja dia mendapat telepon dari rumah sakit yang menyatakan ibunya dalam kondisi kritis. Tanpa berfikir panjang dia langsung datang ke rumah sakit dan kini dia masih belum tau bagaimana bisa ibunya mengalami kecelakaan. Dan untuk ayahnya, dia sudah meninggal saat Elvina masih berusia 9 tahun.
"Saya tadi terburu-buru, saya tidak melihat jika ada persimpangan jalan di depan saya. Jadi saya tetap melajukan mobil saya dengan kecepatan penuh dan akhirnya saya menabrak ibu kamu." jelas Wilson yang merasa sangat bersalah.
"Anda jahat, kenapa anda menabrak ibu saya?" ucap Elvina sedikit berteriak.
"Jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada ibu saya bagaimana? Bagaimana saya menerimanya? Beliau satu-satunya keluarga yang saya miliki di dunia ini, jika... jika," Elvina tidak sanggup meneruskan kata-katanya, dia semakin menangis histeris membayangkan bagaimana jika sang ibu tidak selamat.
Willna yang melihat Elvina seperti itu pun menjadi kasihan, dia langsung memeluk Elvina yang memang ada di sampingnya.
"Nak, ibu kamu pasti baik-baik saja. Kamu jangan berfikir macam-macam." Ucap Willna.
Sedangkan Elvina masih terus menangis di dalam pelukan Willna. Wilson yang melihat itu pun menjadi semakin bersalah.
Tak berapa lama kemudian, dokter keluar dari dalam ruangan ICU.
"Keluarga pasien," ucap dokter tersebut yang membuat Elvina langsung melepaskan pelukan Willna.
"Saya dok," ucapnya seraya berdiri dan menghapus air matanya. Willna dan Wilson pun ikut berdiri saat mendengar suara dokter.
"Apa ibu saya baik-baik saja?" tanya Elvina yang memang sudah sangat khawatir tentang kondisi sang ibu.
Dokter itu hanya tersenyum dan berkata, "Apa tidak ada keluargamu yang lain nak?"
"Tidak, hanya saya keluarga dari pasien. Memangnya apa yang terjadi pada ibu saya?" tanya Elvina yang terlihat semakin khawatir.
Dokter itu pun bingung harus mengatakan apa pada Elvina, dia takut jika Elvina akan kaget mendengar kondisi sang ibu.
Melihat dokter yang kebingungan, Willna pun langsung berbicara.
"Saya teman dekat pasien, anda bisa katakan pada saya," ucap Willna yang sedari tadi berdiri di samping Elvina.
"Baik, kalau begitu mari ikut saya." Ucap sang dokter yang langsung melangkah pergi ke ruangannya yang diikuti oleh Willna.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada ibu?" tanya Elvina pada dirinya sendiri. tanpa disadari, dia kembali meneteskan air matanya, kemudian dia memilih kembali duduk di tempatnya tadi dan menunggu Willna keluar dari ruangan dokter.
Wilson yang sedari tadi hanya diam pun akhirnya berbicara, "Nak maafin om, om yang salah," ucapnya yang tidak mendapatkan respon dari Elvina. Akhirnya dia pun memutuskan untuk kembali duduk.
Sedangkan di ruangan dokter.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan teman saya dok?" tanya Willna.
"Kecelakaan yang dialami bu Risa sangat fatal, dan untuk kondisinya saat ini sangat kritis," jelas dokter.
"Beberapa organ tubuhnya mengalami kerusakan, sangat sulit untuk pasien bisa bertahan." Imbuhnya lagi.
Willna yang mendengar itu pun kaget. Dia tidak menyangka jika kondisi Risa sampai separah itu. Tapi kecelakaan itu memanglah sangat parah, bahkan bagian depan mobil Risa sampai tak terbentuk lagi.
"Saya mau anda tetap lakukan yang terbaik untuk pasien!" tegas Willna.
"Baiklah nyonya, kami akan terus melakukan yang terbaik untuk pasien." jawab dokter.
"Kalau begitu saya mau melihatnya dulu," ucap Willna yang langsung berdiri dari duduknya.
"Nyonya, jangan banyak orang yang masuk," dokter itu juga ikut berdiri.
"Hanya saya dan anaknya yang akan masuk. Dan anda tidak perlu mengantar saya." Ucap Willna yang langsung melangkah keluar dari ruangan itu. Sedangkan dokter hanya diam saja.
Sesampainya Willna di depan ruangan ICU, Elvina langsung menghampirinya dan menanyakan kondisi sang ibu.
"Tante, bagaimana kondisi ibu saya?" tanya Elvina yang sedari tadi sudah khawatir dan mata yang sudah membengkak karena terus menangis.
Willna pun tersenyum, "Kita berdua masuk aja yuk, tadi dokter sudah izinkan kita masuk," ucap Willna dan Elvina pun langsung bergegas masuk ke dalam ruangan ICU itu.
"Pa, mama temani dia dulu." Pamit Willna pada sang suami dan dibalas anggukan oleh Wilson.
Elvina langsung duduk di kursi yang ada di sebelah tempat sang ibu berbaring. Ia langsung memegang tangan ibunya yang terpasang selang infus. Lagi dan lagi, air mata Elvina kembali membasahi pipinya.
"Bu, cepatlah sadar, El gamau kehilangan ibu, El takut tanpa ibu di sini, ayo bu bangun," ucap Elvina yang terisak karena terus menangis.
"El... El sangat sayang sama ibu, El janji nggak akan membuat ibu marah, El... El akan jadi anak baik, tapi El mohon ibu bangun," Elvina sudah tidak sanggup berkata-kata, dia hanya menangis di atas tangan sang ibu.
Entah sebuah keajaiban atau apa, saat air mata Elvina membasahi tangan dari Risa, tiba-tiba saja tangannya bergerak.
Elvina yang merasakan pergerakan dari tangan sang ibu pun langsung mengangkat kepalanya.
"Tante, tangan ibu tante-" ucap Elvina senang.
sedangkan Willna masih bingung dengan ucapan Elvina. Tapi belum sempat bertanya pada Elvina, dia terkejut mendengar suara dari Risa.
"E… El vi na," kalimat itu keluar dari mulut Risa dengan mata yang masih tertutup.
"Apakah ini yang dinamakan keajaiban?" batin Willna yang bertanya kepada dirinya sendiri.
"Iya bu El ada di sini," ucap Elvina yang masih menggenggam tangan Risa dengan senyuman yang mengembang.
Akhirnya Risa perlahan mulai membuka matanya, dan yang pertama kali dia lihat adalah sang putri tercinta.
"Nak, kamu kenapa menangis?" tanya Risa yang melihat air mata Elvina dengan suara lemahnya.
Elvina buru-buru menghapus air matanya, "El nggak nangis kok," ucapnya seraya tersenyum.
Setelah mendengar jawaban dari Elvina, kini pandangannya beralih ke wanita yang ada di sampingnya.
"Anda siapa?" tanya Risa masih dengan suara lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Leka Iman Sari
thor jangan ada on going y harus tamat ceritanya,ok lanjut baca
2021-12-03
1
*𝕶𝖍𝖔𝖊𝖗𝖚𝖓𝖓𝖎𝖘𝖆*
hmmmm... menarik
smngat thor
2021-12-01
2