“Sayang kemari,” ucap rendra sambil menarik tangan Adiba
“Tidak mau,” ucap Adiba melepaskan tangan rendra paksa,.
“Maaf tuan jangan asal bicara soal Adiba calon istri anda. Dia calon istri saya, dia tunangan saya” ucap Tama dan langsung menepis tangan rendra yang akan menarik Adiba lagi untuk dibawa ke sisinya.
Rendra yang mendengar itu langsung terpaku ditempatnya, dia menatap tak percaya pria dengan kemeja Navy didepannya adalah tunangan Adiba.
“Ayo kita pergi” ucap tama menggenggam tangan Adiba dan mengajaknya pergi meninggalkan Rendra yang masih diam di tempatnya, dia benar-benar tidak mempercayai ini. dia tidak bisa membiarkan Adiba menjadi milik orang lain,
“nggak, Adiba itu milikku. Orang lain nggak bisa miliki dia” ucap Rendra langsung mengejar Adiba yang sudah diajak pergi oleh pria tersebut.
Rendra menghadang langkah kedua orang itu, dia merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi keduanya melangkah pergi. Semua mata yang ada di cafetaria itu menatap penasaran pada bos mereka yang menghadang seorang pria yang bersama Direktur keuangan mereka.
“Kenapa anda menghalangi jalan saya dengan tunangan saya” ucap Tama menatap Rendra, dia berusaha bersikap tenang saat ini karena ini bukan tempatnya dia hanyalah pengunjung disini.
“Tunangan,’ ucap Rendra tersenyum sinis mendengarnya.
“Apa kau masih bisa bilang Adiba tunangan mu saat tahu dia pernah tidur denganku, dia bukan gadis perawan lagi. Bahkan dia pernah mengandung anakku mengerti, jadi dia milikku” tegas Rendra,
Semua mata yang berada disitu terperanjat kaget mereka melebarkan matanya semua dan menatap mengintrogasi Adiba yang langsung merasa cemas karena semua mata seakan menghakimi dirinya saat ini. genggaman erat Adiba semakin kuat di tangan Tama, begitu juga Tama yang menggenggam erat perempuan disebelahnya.
Tama malah tersenyum mendengar ucapan rendra tadi,
“Oh, anda.” Ucapnya tajam sambil dibarengi seringai dari wajahnya.
Rendra sendiri bingung kenapa pria didepannya malah santai saja seperti tidak masalah.
“Saya sudah tahu, dan saya menerima tunangan saya apa adanya. Dan soal dia pernah hamil anakmu itu masa lalu bahkan anak mu sa..” ucap tama terhenti Karena Adiba sedikit menekankan kukunya dan membuat Tama menoleh.
“Jangan..” ucapan isyarat dengan menggeleng merupakan tanda untuk tidak mengatakannya dan tama tahu itu.
“anakku kenapa?” tanya Rendra penasaran.
“Anakmu saja sudah tiada dan kau yang menyuruhnya menggugurkannya kan. Jadi kau dan Adiba tidak ada hubungan dan itu hanya masa lalu. Sekarang adiba milikku tuan”
“Ayo sayang” ucap Tama dan langsung menarik Adiba pergi saat Rendra terdiam. Mengingat itu kembali menyakiti hatinya kalau kenyataannya anaknya sudah tiada. Dan kini Adiba pergi dnegan orang lain,
“Nggak bisa begini, Adiba hanya milikku seorang. Aku nggak bisa hidup tanpa dia, lima tahun lebih aku lalui dnegan penyesalan dan saat ini aku tidak bisa memilikinya. Tidak akan kubiarkan itu, Adiba harus menjadi milikku” ucap Rendra penuh tekad.
Dia akan melangkah pergi dari cafetaria perusahaannya dan dia baru sadar kalau mereka tadi menjadi tontonan para pegawainya.
“Kenapa kalian seperti patung mencuri dengar disini. Pergi dari sini, kalian mau saya pecat” bentak rendra dan dibarengi oleh nada pengancaman dari nya.
...................................
“Dia orang yang menghamili kamu?” tanya Tama saat mereka berada di dalam mobil saat ini. mobil itu sendiri bukan berhenti di halaman parkir perusahaan dewangga tadi. Mobil milik Tama berhenti di sebuah pantai, dia memang berjanji pada Adiba untuk membawa perempuan itu ke pantai saat dia pulang dari Finlandia dan inilah waktunya.
“Iya bang,.” Jawab Adiba lirih. Dia begitu sedih mengingat itu.
“Abang tadi pengen hajar dia tapi abang mikir, nanti dampaknya malah nggak baik buat kamu” pungkas Tama.
“kemari abang peluk, kamu butuh sandaran kan” ucap Tama membuka tangannya agar Adiba bisa memeluknya
“Abang,” sesak Adiba langsung memeluk Tama, dia kalau didepan Tama memang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Adiba menangis se segukan di pelukan hangat Tama.
“udah kamu nggak usah nangis, ada abang. Abang bakal selalu ada buat kamu, abang juga janji sama Tere buat selalu jagain kamu. kamu nggak usah sedih lagi, abang bakal selau ada bua kamu Diba” ucap Tama dengan kata-kata hangatnya mengusap lembut bahu Adiba yang menangis.
“Tere kenapa sih milih ninggalin kita bang, kenapa dia ninggalin kita hanya karena cowok itu bang. Kalau Tere masih ada kita bertiga bisa saling berbagi.” Ucap Adiba begitu sesak dada mengingat Tere yang sudah tidak ada. Perempuan itu meninggal karena bunuh diri, dia melakukan hal nekat itu karena Papa nya tidak merestui dia menikah dnegan pria yang dia cintai membuat dirinya nekat melakukan hal itu.
“Ini salah papa Diba, kalau dia tidak menentang tere tidak mungkin dia meninggalkan kita. Dia pasti masih ada bersama kita. Dan itu bukan sepenuhnya murni bunuh diri, Papa terlibat Diba. Gara-Gara Papa tere langsung terjatuh padahal dia hanya mengancamnya saja” jelas Tama menjelaskan soal kronologi bagaimana Tere meninggal dulu.
“Kita nggak usah bahas Tere ya, biar dia tenang di sana. Sekarang kamu cerita sama abang, kenapa kamu bisa bekerja ditempat itu bersama dengan pria yang telah membuatmu menderita” ucap Tama melepaskan pelukannya pada Adiba.
“Aku juga tidak tahu bang, dia tiba-tiba saja bekerja disitu dan menjadi CEO. Dia juga bilang kalau dia anak dari pemilik perusahaan dewangga. Aku baru tahu itu bang, ka..kalau aku tahu dia anak dari pemilik Dewangga aku..aku tidak akan mau menerima pekerjaan dari mereka. Aku..aku benci dengannya” ucap Adiba berbicara sambil terisak isak
“Pria bejat seperti dia berasal dari keluarga kaya pantas saja, dia seperti itu. lalu kamu akan apa sekarang, bagaimana dengan anakmu?”
“Aku juga tidak tahu, aku..aku tidak mau dia tahu kalau anakku masih hidup bang. Aku tidak mau dia atau Rafka tahu bang. Aku tidak ingin Rafka tahu kalau pria bejat itu ayahnya,.” Ucap Adiba lagi kembali terisak, dia menangis lagi karena mengingat anaknya yang sudah berumur lima tahun itu selalu menanyakan keberadaan Papanya saat ini. tapi tidak mungkin dia memberitahu soal rendra pada Rafka,
“kenapa malah menangis, Adiba, dengerin abang. Kamu harus kuat jangan menangis, ingat kata abang kalau kamu lemah maka kamu nggak bakal bisa buktiin sama orang-orang yang sudah membuang kamu dulu. kamu juga pernah bilang kan sama Tere kalau nggak bakal menangis.” Ucap Tama memegang kedua bahu Adiba agar perempuan itu kuat.
“Aku sedih ingat rafka anakku bang, dia..dia sekarang sering menanyakan soal papanya dan aku bingung mau jawab apa. Karena tidak mungkin aku menjawabnya”
“Kamu nggak usah bingung, ada abang. Temuin abang sama Rafka. Abang bakal bilang kalau abang ayahnya Rafka. Dia belum pernah bertemu aku kan dan dia juga belum pernah melihatku. Karena aku pertama kali bertemu dirinya dulu saat dia berumur satu tahun. Bilang padanya kalau aku ayahnya, kamu nggak usah khawatir oke. Selalu tegakkan bahu mu Adiba” pungkas Tama menguatkan Adiba dan dia akan membantu Adiba soal ini. dia akan mengaku sebagai ayah dari anak Adiba.
“tapi bang, itu nggak mungkin. Bang Tama abang aku, mana bisa jadi ayah dari anak aku. dia pasti curiga bang?” ucap Adiba.
“Udah kamu dengerin abang aja, dari pada kamu bingung. Bilang sama dia kalau abang ayahnya. Dan kamu juga nggak perlu khawatir soal pria itu bakal tahu soal Rafka karena abang akan mengakali cara supaya dia tidak tahu kalau rafka anaknya” ucap Tama meyakinkan Adiba.
“Sudah sekarang kamu nggak suah sedih, itu pantai birunya sudah nunggu kamu buat lari-lari di pinggirnya” ucap Tama dan dia langsung mengajak Adiba untuk keluar dari dalam mobil. Hari ini dia akan menghibur teman dari adiknya itu. dia ingin membuat Adiba bahagia saat ini.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
Tama Akan menjadi sad boy. 😭😭😭
2023-11-11
5
Neng Yati
point utama 'menerima pekerjaan dri mereka' jdi pasti ada apa2ny nih
2023-07-12
0
Umbrok
adiba namanya anak tetap anak yg salah orang tuanya lebih bijaksana dalam bersikap dan maklum sih butuh waktu menyembuhkan luka yh bisa mengobati ya rendra dengan ketulusan bukan ada imbalan 😁
2023-07-07
0