Frans berjalan keruang makan dengan heran saat melihat Rendra yang sudah berada disitu menunggu sarapan bersama.
“Tumben kamu jam segini sudah ada di meja makan?” tanya Frans pada putra sulungnya tersebut.
“kenapa kau tanya? Seharusnya kau senang kan aku disini jam segini” sinis Rendra, dia langsung menyeruput teh hangatnya.
“Syukurlah kalau kau sudah berubah,” ucap Frans enteng, dia langsung membuka koran miliknya.
“Siapa Pa yang berubah?” tanya Citra yang baru saja datang.
“anak kesayanganmu” jawab Frans sambil menerima ciuman dari Citra.
Citra hanya tersenyum melihat putranya yang duduk didepannya saat ini, dia memang memilih diam saja. Kalau dia bicara takutnya rendra jadi bad mood.
“bagaimana perusahaan? Menyenangkan?” tanya Frans.
“Biasa saja”
“Ma, aku berangkat dulu” ucap Rendra kemudian, dia langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Papanya.
“Loh, kakak dimana Pa Ma” ucap jeremy yang baru saja datang. Hari ini dia berpakaian santai karena dia sudah tidak bekerja di kantor. Saat ini dia akan fokus dnegan kuliahnya karena kakaknya sudah kembali.
“Kakakmu sudah berangkat, kamu buruan makan.” Ucap Citra meminta Jeremy untuk segera makan.
“Iya,” jawab Jeremy singkat. Dan dia sesekali melihat kearah papanya yang sedang makan saat ini.
“Aku boleh tanya sesuatu pada Papa?” ucap Jeremy dengan lirih.
“Tanya saja” jawab Frans sambil mengunyah makanan.
“Papa tahu soal perempuan yang dihamili kakak beberapa tahun lalu?” ucap Jeremy menelisik wajah ayahnya yang langsung tampak serius dan menghentikan makannya.
“Kenapa kau bertanya soal itu?”
“Siapa tahu Papa mengetahuinya,”
“Kenapa juga aku ingin tahu. Tidak penting untukku” tukas Frans merasa tidak perduli.
“Oh, aku pikir Papa tahu dan ikut campur dalam masalah kakak dan perempuan tersebut. Soalnya selama ini kakak berusaha mencarinya tetapi tidak ditemukan sama sekali karena ada seseorang yang menghilangkan jejaknya “ ucap Jeremy menatap sang Papa curiga.
Frans hanya diam saja tidak menjawab apapun dari ucapan anaknya itu,
“Mama makan yang banyak Ma. Agar tidka sakit lagi, Papa pergi dulu” ucap Frans langsung berdiri dan mencium kening istrinya.
“Mau kemana pa?” heran Citra menatap suaminya.
“Biasa pekerjaan” jawab Frans sambil mengambil koran yang ada dimeja makan dan dia berjalan pergi meninggalkan anak dan istrinya tersebut.
“Kamu kenapa sih Jer, tanya begitu sama Papa kamu? Itu masa lalu soal kakakmu. Kamu tahu senediri Papamu marahnya bagaimana saat itu” tegur Citra pada putra bungsunya.
“Aku hanya penasaran Ma, Mama tahu nggak kakak seperti orang gila mencari perempuan itu. dan itu alasan dia tidak mau pulang sebelum menemukan masa lalu nya. Aku pikir Papa ikut andil menyembunyikan perempuan itu, karena aku sudah membayar orang untuk mencari perempuan tersebut tetapi tidak ditemukan juga. dan orang suruhan ku bilang katanya sangat susah menemukan perempuan itu karena ada kekuatan besar yang melindunginya dan menyembunyikannya” ucap Jeremy dengan cukup panjang.
“Mama nggak tahu soal ini, Kamu lanjutin makan kamu. Mama pusing mau istirahat dulu” pamit Citra langsung berdiri dari duduknya.
“kenapa orang-orang di rumah ini begitu misterius” gumam Jeremy melihat Mamanya yang berjalan pergi.
.........................
Rendra duduk terdiam di kursi sebuah taman bermain untuk anak-anak, dia melihat anak-anak yang tengah asik bermain di tempat itu.
“Percuma aku membeli tempat ini dan menjadikannya taman bermain seperti ini, kalau anakku sendiri tidak bisa menikmati tempat ini bersama ku” ucap Rendra berbicara sendiri sambil menatap kosong didepannya.
Rendra memang dulu saat berada di Amerika, dia sudah menyesali apa yang dia lakukan pada Adiba dan dia bersikeras untuk sukses supaya dia bisa menemukan Adiba. Dia juga memikirkan anak yang dikandung Adiba, sebab itulah yang mendasari dirinya membeli sebuah tempat dan mendirikan taman bermain disitu supaya saat dia kembali ke Indonesia dia bisa bersama dnegan Adiba dan anaknya bermain di tempat ini. tetapi kenyataan itu sekarang hanya sebuah halusinasinya dulu.
Rendra meluruskan kakinya untuk meregangkan otot-otot kakinya yang kaku karena duduk terllau lama. Sekarang dia akan pergi ke kantor. Dia ingin segera bertemu dengan Adiba, tetapi sebelum dia berdiri ada anak kecil yang tidak sengaja tersandung kakinya dan terjatuh.
“Aduh sayang, maafin Om” ucap rendra membantu bocah berusia lima tahun itu untuk berdiri.
“Ya ampun Rafka, Om suruh kamu tadi buat pelan. Sekarang jatuhkan” ucap seorang pria yang masih muda.
“Maaf ya mas, ponakan saya nabrak kaki mas” ucap Alfin menarik pelan Rafka yang saat ini menangis sambil dipegang oleh pria yang tidak ia tahu.
“Iya tidak apa, saya yang salah.” Ucap Rendra sambil memperhatikan bocah kecil itu yang menangis karena terjatuh barusan.
“Om, akit,.” Rintih Rafka didepan Alfin.
“Sakit ya,. Mana Om tiup” ucap Alfin.
Rendra memperhatikannya saja, dan dia sedikit terkejut saat melihat wajah ana itu yang sedari tadi tidak terlalu dia perhatikan.
“kenapa dia mirip denganku saat kecil dulu?” gumamnya tanpa sadar.
Rendra seketika berjongkok menyamakan tingginya dnegan bocah tersebut,
“Namnya siapa anak ganteng?” tanyanya pada bocah itu.
“Rafka Om,” jawab Alfin menggantikan Rafka yang sesegukan malah dia terlihat takut dnegan Rendra.
“Om, afin, gendong, gendong” ucapnya mengulurkan tangan pada Alfin.
“Kok gendong sih dek, itu Omnya tanya sama kamu. Namanya siapa, dijawab dong” lirih Alfin.
“gendong,” rengek Rafka, membuat Alfin langsung menggendongnya.
“Maaf mas, saya pergi dulu ya, ponakan saya rewel” ucap Alfin pamit pada Rendra yang langsung berdiri.
“Iya,” jawab Rendra singkat, tatapannya tertuju pada bocah kecil berkulit putih itu. bocah itu kenapa begitu mirip dengannya saat kecil dulu,.
“Mungkin kalau anakku masih hidup, seumuran bocah itu. sekitar Lima tahunan” gumam Rendra dan langsung melangkah pergi meninggalkan taman bermain tersebut. Dia harus ke kantor sekarang.
...................................
Adiba berada di ruangannya dnegan takut, dia sedari tadi tidak fokus bekerja karena khawatir kalau Rendra akan datang lagi ke perusahaan ini bahkan amsuk kedalam ruangannya
Tok,
Tok,
Terdengar ketukan di pintu seketika langsung membuat Adiba terlihat takut menatap pintu tersebut.
“Bu, saya Rina. Saya boleh masuk,” ucap suara sebuah perempuan.
“Oh, iya silahkan” ucap Adiba sedikit merasa lebih lega akan hal itu. karena bukan Rendra yang datang.
“Ada apa Rin?” tanya Adiba saat perempuan bernama Rina sudah berdiri didepan ruangannya.
“Ini laporan yang harus ibu berikan pada CEO bu,” ucap Rina menaruh map di depan Adiba.
“Oke nanti saya serahkan ke pak Jeremy” ucap Adiba.
“maaf bu, pak Jeremy sudah bukan CEO lagi disini. Dia sudah digantikan kakaknya,” ucap Rina memberitahu Adiba.
“Oh, berarti pak Jeremy sudah tidak ke kantor lagi”
“Iya bu, dia kembali kuliah sekarang”
“Ya sudah nanti saya berikan ke CEO kita yang baru” ucap Adiba.
“Kalau begitu saya pergi dulu ya bu,” ucap Rina.
“iya,” jawab Adiba dan langsung merapikan mejanya, dia harus segera pergi ke ruangan CEO untuk mengantarkan berkas ini untuk di Acc oleh pimpinan perusahan tersebut.
Sekalian juga dia ingin tahu siapa CEO mereka yang tiga tahun ini menjabat sebagai CEO tapi tidak pernah datang ke kantor.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Princess Ren
auto shock km Diba 🤭🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2023-12-03
4
Titik Novrianti
kenapa setiap aku baca novel ceritanya hampir sama🤔 walo dengan judul yang berbeda🤪🤭
2023-08-04
6
Raynafsir Nafsir
ceritanya lama kelamaan menjadi remes lagi membosankan.
2023-07-14
0