“Nggak mau, aku nggak mau sekolah” tangis seorang bocah yang berusia lima tahun lebih beberapa bulan itu tetapi cara bicaranya sudah begitu jelas.
“Sayang, sayang dengerin Mama kamu harus sekolah. Kenapa coba kamu nggak mau sekolah” ucap Adiba menyamakan tingginya dengan sang putra yang tengah menangis saat ini.
“Aku bilang nggak mau Ma,” bocah lima tahun itu memalingkan wajah dari sang mama. Air matanya tak berhenti menetes meskipun dia sudah menahannya.
“Rafka, bilang sama Mama kenapa kamu tidak mau sekolah beri alsan sama Mama” Adiba kembali menuntut sang anak untuk bicara mengapa dia tidak mau sekolah.
“Bilang sama mama apa alasanmu tidak mau sekolah sayang. Ayo bilang sama Mama, Mama sudah kesiangan untuk berangkat bekerja” paksa Adiba
“Aku tidak mau ma, mereka mengolok ku. Mengatai diriku tidak ada papa, mengolok Mama sebagai wanita tidak baik” Rafka menahan tangis menceritakan semua itu.
Itulah alasannya yang membuat dia tidak mau sekolah, karena dia diejek oleh teman-temannya karena tidak mempunyai ayah. Bahkan orang tua mereka mengatakan kalau mamanya bukanlah wanita baik-baik.
Adiba terdiam mendengar ucapan sang putra, dia merasa ngilu mendengar ucapan itu. Hatinya sakit saat orang-orang berbicara tentang anaknya bahkan mengolok dirinya di depan sang putra.
“Sayang, tidak usah dengarkan mereka. Apa yang dikatakan mereka biarkan saja, kamu punya Papa.” Ucap Adiba mengusap lembut wajah anaknya.
“kalau aku punya papa mana papaku Ma,” tanya Rafka, bocah lima tahun itu ingin mengetahui sosok papanya. karena selama ini dia hanya tinggal berdua dengan Mamanya dan dengan Opa Omanya serta om dan bibinya.
“Kan mama sudah bilang papa kerja sayang, belum bisa lihat kita. Kamu mau sekolah ya, Mama sekarang harus kerja.” Tukas Adiba.
Rafka hanya diam saja, dia mengangguk sekilas. Dia seakan mengerti kalau mamanya akan bekerja. Karena kalau tidak bekerja mamanya tidak bisa mendapatkan uang untuk mereka.
“Mau ya sayang, kamu mau sekolahkan?” tanya Adiba dengan lembut.
Rafka mengangguk menyetujui perkataan Mamanya,
“Mama sayang sama kamu, terimakasih sudah mengerti mama nak” ucap Adiba memeluk sang anak dan dia menciumi putranya berkali-kali sambil berkaca-kaca.
Ini bukan pilihannya membesarkan anak sendiri, tapi inilah yang terjadi padanya. Hidupnya hancur, cita-citanya sirna itu semua akibat dari pria brengsek yang telah membuatnya seperti ini.
Tak terasa air mata Diba menetes, membuat dia buru-buru menghapusnya sebelum sang anak melihat.
“maafin mama sayang, maafin mama” batinnya menangis dengan semua ini.
Lima tahun lebih sudah berlalu tapi rasa sakit itu masih menganga di hatinya. Rasanya berat sekali menjalani hidup seperti ini tapi demi anaknya dia akan terus berusaha. Dan berkat bibinya dan keluarga Bibinya
“nanti Opa Alif jemput kamu ke sekolah, kamu yang nurut ya sama dia” pungkas Adiba pada rafka.
Rafka mengangguk mendengar ucapan mamanya,
“Ayo sayang anak mama Rafka Kusuma yang pintar, Mama antar ke sekolah” tukas Adiba menggandeng tangan sang anak berjalan kearah meja makan mengambil tas sekolah bocah itu.
........................
“Kamu sudah dua hari di rumah tetapi tidak menemui Mamamu sama sekali, kamu kenapa sayang. Tidak rindu pada Mamamu yang lima tahun lebih tidak kamu temui” ucap Citra yang masuk kedalam kamar anaknya.
“Bukannya suamimu bilang kau sakit, nyatanya sehat begini” sinis Rendra dari tempat tidurnya menatap sang Mama.
“Mama memang sakit sayang, mama rindu mikirin kamu yang nggak mau pulang. Mama mohon sama kamu, jangan marah sama Mama” ucap Citra mendekati sang anak
“Bukanya dulu Papa yang ngusir aku terus kenapa minta aku pulang sekarang. Mau kalian apa sebenarnya” ketus Rendra tidak ada belas kasih sama sekali pada sang mama yang tampak lemah melihatnya.
“Kamu kenapa jadi kasar begini sama Mama” mata Citra tampak berkaca-kaca, dia sedih mendengar perkataan sang anak.
Rendra melihat sekilas kearah Mamanya, dan merasa tidak tega melihat sang Mama yang tampak sedih dnegan ucapannya. Dia kembali mengingat dulu dimana Mamanya yang memang mati-matian membela dirinya.
“Nggak usah nangis Ma, aku sudah pulangkan sekarang. Bilang mau kalian apa?” ucap Rendra.
“Mama hanya minta kamu terjun ke perusahaan, kamu tahu sendiri perusahan Papa kamu sedikit terbengkalai karena om kamu yang jadi CEO di Dewangga sudah tiada. Mama minta sama kamu, kamu ya yang gantiin Om Kamu. Itu kan juga perusahan Papa kamu untuk kamu” Citra menggenggam tangan anaknya yang mulai lunak, dia harus mengambil kesempatan ini untuk membujuk sang anak.
“Jeremy saja, jangan aku. sudah berapa kali aku bilang, aku tidak berminat dalam perusahaan kalian” ucap Rendra menolaknya.
“kamu tahu sendiri adikmu masih muda dan dia belum terlalu kompeten dalam bisnis. Mama mohon sama kamu kamu lanjutin paman kamu di Dewangga ya. Kamu sayangkan sama kakek Dewangga, ini perusahan dia. Jadi siapa lagi kalau bukan kamu yang nerusin” ucap Citra memohon dnegan sangat.
“mama begini siapa yang nyuruh, Papa. Pria tua itu memang tidak tahu diri,” pungkas Rendra tersenyum sinis.
“Bukan Papamu ini dari hati mama sendiri. Mama mohon nanti kamu berangkat ke kantor ya, perkenalkan dirimu pada karyawan-karyawan mu” ucap Citra.
“Ya, mama bisa keluar sekarang” Rendra melepaskan tangan sang Mama dan dia langsung berbaring membelakangi Mamanya yang melihat dirinya dnegan sedih.
Citra langsung berjalan pergi meninggalkan kamar anaknya,
Rendra mendengar langkah mamanya yang akan pergi dan dia langsung teringat sesuatu membuatnya kembali duduk.
“Ma tunggu” ucap Rendra menyuruh sang mama untuk berhenti.
Citra langsung berbalik melihat sang anak,
“Ada apa?” tanya Citra
“Mama tahu tentang perempuan yang aku hamili dulu? sekarang dia dimana Ma?” tanya rendra dnegan lirih.
Citra langsung terdiam, dia tampak bingung untuk berkata. Rendra terus mengamati wajah Mamanya yang tampak kebingungan untuk menjawab pertanyaannya saat ini.
“Ma..Ma tidak tahu. Yang pernah Mama dengar dia sudah tiada Rendra. A..ada lagi yang mau kamu tanyakan sama Mama” ucap Citra gugup bahkan dia sesekali memalingkan wajah dari sang anak.
“Tidak ada” jawab Rendra,
“Ya sudah Mama keluar dulu. kamu kalau mau tidur dulu silahkan. Tapi jangan lupa nanti kamu ke perusahaan” ucap Citra dan dia langsung keluar terburu-buru dari kamar Rendra sebelum Rendra bertanya sesuatu padanya.
“kamu bohong padaku Ma, kamu sepertinya tahu soal perempuan itu” gumam Rendra.
“Aku tidak tahu tujuan kalian menyembunyikan Adiba sampai aku tidak bisa mencarinya kemanapun. Tapi jangan anggap aku remeh sekarang, aku bukan rendra yang selalu mengikuti ucapan kalian dulu” ucap rendra sambil memandangi pintu yang sudah tertutup.
“sebaik-baiknya kalian menyembunyikan itu, aku akan bisa menemukannya. Aku akan menebus dosaku pada Adiba” ucap Rendra penuh dnegan tekad.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Dini Lestari
kenapa ya ortu rendra slalu bilang diba udh tiada ,buat apa sembunyiin dri anak nya ,kn rendra mau tanggung jawab kata nya ,
2023-12-04
3
Tiara
kalo Rendra gak mau terjun ke perusahaan keluarganya, emangnya dia punya perusahaan sendiri ya thor
2023-11-28
2
Sweet Girl
tu tadi sudah dikasih jalan, disuruh JD CEO, dimana ada Adiba.
2023-08-03
1