Hujan turun dnegan lebatnya di barengi oleh suara kemarahan dari ayah Adiba saat ini. pria paruh baya itu tampak murka tangannya di pegang erat oleh sang istri dan juga anak sulungnya Oki.
Sementara Adiba menangis sesegukan bahkan sudah berada di lantai memohon ampun pada sang ayah yang begitu marah padanya.
“lepaskan tangan kotor mu dari kakiku, pergi dari rumah ku sekarang” nada tegas penuh kemarahan begitu jelas terdengar.
“Kamu buat malu ayah Diba, bagaimana bisa kamu melukai hati ayah seperti ini. kenapa Diba,” ucapan Pilu keluar dari mulut Rama, dia begitu terpukul dnegan kabar ini. kabar dimana anaknya tengah hamil di luar nikah sungguh hal yang tidak perah terpikirkan
“Ayah, aku minta maaf yah. Aku salah aku mohon maafin aku yah” Diba memegang erat kaki ayahnya, dia menangis terisak.
“Bilang Diba, Bilang bagaimana ayah bisa maafin kamu soal ini. kamu sudah membuat hati ayah hancur Diba.” Rama seketika terduduk di lantai depan anaknya tubuhnya terasa lemas dengan fakta ini.
“Ayah, Ayah,” seru Fara dan juga Oki mereka merasa khawatir dengan Rama.
“Bu, kita punya dosa apa bu. Kenapa hidup kita seperti ini kenapa anak ini buat ayah malu bu” ucap Rama pada sang istri.
“Ayah, tenaga dulu yah. Ayah tenang. Sabar dulu yah, nanti Asma ayah kambuh” ucap Fara menenangkan suaminya.
“Diba bilang sama mbak Diba, siapa yang hamilin kamu. Suruh kemari dia tanggung jawab sama kamu” tegas Oki menghampiri adiknya dia memegang bahu adiknya begitu kuat.
Bukannya menjawab Diba malah menangis sesegukan, dia bingung harus menjawab apa. Kalau dia bilang memang mereka bisa apa.
“Oki lepaskan adik kamu, ayah beri pelajaran dia biar kapok” ucap Rama melepaskan tangan Oki dan langsung menarik kasar Diba membuat Diba langsung berdiri.
Plakkk
Tamparan keras mendarat di wajah mulus perempuan pintar itu,
“Ayah,” ucap fara begitu terkejut melihat suaminya yang menampar putrinya.
“Bilang siapa yang hamilin kamu, bawa dia kesini kalau kamu tidka membawanya kesini jangan harap ayah mau nerima kamu. Pergi sana temui orang yang telah membuatmu hamil. Kalau kau tidak membawanya kesini jangan harap ayah akan menganggap mu anak” ucap Rama menarik kuat tangan sang putri membawanya keluar dari rumah.
“Ayah, ayah apa-apaan sih. kenapa ayah ngusir Diba yah, dia nggak sepenuhnya salah” ucap Oki yang langsung memeluk adiknya saat sudah di dorong keluar oleh sang ayah.
“Bagi ayah adik kamu salah, dan ayah tidak mau menerima dia sebelum mengajak pria itu kesini. Ayah tidak akan memaafkan dia sebelum pria itu datang kesini mempertanggungjawabkan semuanya” tegas Rama
“Ibu Oki ayo masuk kedalam, tinggalkan dia diluar” tukas Rama meminta anak dan istrinya untuk masuk meninggalkan Adiba sendirian di luar dimana hujan yang begitu deras.
“Mbak, Mbak Oki. Jangan tinggalin aku mbak, bu..a..aku minta maaf bu. Ayah aku mohon aku minta maaf” ucap Diba berlari kearah kakak dan ibunya yang di seret masuk oleh sang ayah. Bahkan dia berlutut di kaki ayahnya memohon untuk tidak di tinggalkan di luar.
Percuma saja Rama yang begitu marah dnegan ini semua, meninggalkan Adiba di luar menutup keras pintu rumahnya membiarkan sang putri bungsu terisak pilu di tengah hujan
.....................
Rendra bukannya pergi ke kampus malah saat ini dia sedang mengendarai mobilnya menuju puncak. Dia akan ke Vila tempat dimana pengasuhnya dulu tinggal. Benar dia memiliki pengasuh tapi pengasuhnya tersebut sudah tiada dan sebelum meninggal beliau sudah diberikan Vila oleh keluarga Rendra karena pengabdiannya. Bukan hanya Vila tetapi juga Rumah. Rumah itu kini ditempati oleh anak-anak dari pengasuhnya dan Villanya kosong, dia akan pergi ke Vila itu. Dia saat ini begitu tertekan dengan keinginan sang ayah yang terus mengancam dirinya.
Hujan begitu lebat membuat jarak pandangnya sedikit tak terlihat berkali-kali dia kesal dengan situasi saat ini. saat tengah fokus melihat jalanan di depannya tanpa sengaja sorot matanya menangkap seseorang yang tengah berjalan dalam hujan, seorang perempuan yang basah kuyup dengan pandangan kosong.
Dia bisa mengenali siapa itu karena tepat berjalan di sebelah mobilnya, itu Adiba perempuan yang satu kampus dengannya dan yang selalu membuatnya terpikirkan perempuan tersebut.
Rendra membuka kaca mobilnya melihat kearah Adiba yang hampir melewati dirinya saat ini.
“Adiba,” panggil Rendra pada perempuan tersebut dari dalam mobil.
Adiba sama sekali tidak menggubrisnya, perempuan itu terus melangkah menjauh dnegan tatapan kosong.
“kenapa perempuan itu” gumam Rendra sambil melihat Adiba dari kaca spionnya.
Brukk..
Adiba terjatuh begitu saja di jalanan aspal yang basah tubuhnya terbasahi hujan yang mengguyur cukup lebat. Rendra yang melihat itu langsung membuka pintu mobil miliknya dan keluar menghampiri Adiba yang terbaring di jalan.
“Adia, Adiba, hei. Kau kenapa bangun” ucap Rendra memangku kepala Adiba yang tak sadarkan diri disitu.
Tak pikir panjang Rendra mengangkat tubuh itu, membawanya masuk kedalam mobil.
Rendra mendudukkan Adiba di bangku sebelahnya, dia keluar lagi dari mobil dan memutari mobil itu masuk kedalam kursi pengemudi.
Saat di dalam mobil dia memegang tangan Adiba mengusapnya agar hangat,
“hei gadis cupu bangun, woi kutu buku” Rendra menepuk-nepuk waja Adiba agar segera bangun tapi Adiba sama sekali tidak bangun saat ini.
“Nih anak ngesilin,” kesal Rendra dan langsung menjalankan mobilnya membawa Adiba pergi dari situ.
.........................
Rendra membaringkan Adiba di kasur yang berada di sebuah kamar yang terdapat di Vila temat tujuan dirinya sebelum bertemu Diba tadi. Benar dia membawa Adiba ke Villanya karena kemana lagi dia membawa perempuan itu kalau bukan kesini
“Gue ahrus apa ini, apa yang harus gue lakuin. Tuh anak mati atau pingsan” gerutu rendra sambil melihat Adiba yang masih tak sadarkan diri.
“Kalau gue panggil dokter ke sini pasti Papa tahu, kalau Papa tahu mampus gue” lanjut Rendra yang begitu bingung saat ini.
“baju nih cewe basah lagi, baju gue juga. di Vila lagi nggak ada orang” ucapnya berbicara sendiri, dan dia semakin bingung dengan situasi saat ini.
“Apa aku lepas saja bajunya, nggak.ngaka. mana mungkin aku yang melepaskannya” ucap Rendra dia menggeleng-geleng kan kepalanya.
“Tapi kalau tuh cewek sakit gimana?” Rendra begitu bingung sekali.
“Bodo, gue lepas aja bajunya” ucapnya lagi, dia langsung mendekati Adiba untuk melepaskan baju perempuan tersebut.
Dan dia mulai melepas baju kemeja panjang Adiba, secara perlahan dia melepaskan kancing baju itu. Namun kegiatannya terhenti saat melihat buah dada Adiba, dia langsung sedikit menjauh. Ia merasa deg-deg an dengan itu.
“gue kenapa sih, masa gue tergoda lihat begituan nya dia. Sadar Rendra sadar dia lagi nggak sadar” ucap rendra.
“Justru dia lagi nggak sadar gue ambil kesempatan aja, gue kan memang pengen banget masukin dia lagi.” Gumam rendra dengan sorot mata yang berubah, kini matanya diliput oleh kobaran hawa *****.
Dia perlahan mendekat kearah Adiba, melakukan apa yang dia ingin lakukan. Ia perlahan melepas baju perempuan tersebut dengan hati-hati takut kalau Adiba akan terbangun.
“Nggak pa-pa, sekali ini saja. Mumpung dia belum bangun” ucapnya melepaskan baju Adiba menyisakan baju dalamnya saja.
Rendra langsung melepaskan baju miliknya juga, dan dia tanpa menunggu lama mencium bibir adiba yang sedikit pucat karena kedinginan.
“Gue lakuin ini sama lo, nanti lo harus bersyukur mengerti karena berkat gue lo nggak mati kedinginan” bisik Rendra di telinga Adiba yang belum sadar. Dan dia melancarkan aksinya, dia melakukan seperti apa yang dia lakukan pada Adiba beberapa bulan lalu yakni melakukan hubungan intim dengan perempuan itu. Bahkan saat ini mungkin bisa di sebut lebih parah karena melakukannya tanpa si perempuan dalam keadaan sadar.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
🍀🍀
Duhh selamat deh buat Rendra, karena dihujat hampir semua reader termasuk aku 😤💩
2023-09-01
2
Sweet Girl
kurang ajar kamu Ndra.
Ndak punya hati, sakit kamu itu.
2023-08-03
0
Juan Sastra
manusia bejad,,,miris banget nasib adiba,,dan keluarganya bukannya melindungi diba malah di usir hanya karena malu pada tetangga namun tidak malu pada hati nurani dan tuhan..
2023-06-23
0