Ditetima kerja

Aku sudah memasukkan beberapa lamaran kerja ke beberapa instansi pemerintahan dan juga swasta, berharap mendapat pekerjaan yang bagus, dengan gaji yang lumayan dan kenal orang-orang baru yang baik, itu saja harapanku saat ini.

Akhirnya aku diterima di sebuah bank pemerintah, namun penugasan ku di luar kota. hitung-hitung ingin belajar mandiri Aku meminta restu kepada bapak sama ibuku untuk menerima pekerjaan itu.

Awalnya mereka agak keberatan, karena aku anak perempuan sementara aku belum pengalaman hidup terpisah dari orang tua, itu yang membuat mereka resah.

Akhirnya aku mencari kost khusus perempuan yang tidak jauh dari kantorku bekerja dan orang tuaku mensurvei kos tersebut, memastikan aku aman tinggal di sana.

Waktu terus berlalu, kini aku sudah melewati masa training kerja dan aku sudah menjadi karyawan tetap. kerja di bank itu menurutku penampilannya sangat trendy, elegan dan sangat rapih.

Namun dibalik itu semua kerja di bank itu sangat menghabiskan waktu apalagi jika menjelang akhir bulan dan awal bulan aku bisa pulang hampir tengah malam dan itu kadang membuat aku sangat merasa capek.

Sampai detik ini aku belum pernah kontak dengan Tian, sudahlah semuanya sudah aku anggap berakhir tak mau pusing lagi mikirin dia.

Aku ingin merasa hidupku bukan hanya tentang Tian, tapi jika Tuhan berkehendak semoga saja aku dipertemukan dengan pengganti Tian yang lebih baik, lebih sabar, dan bisa menerima aku apa adanya, harapanku saat ini seperti itu.

Dengan penampilanku yang sekarang, jujur banyak sekali pria yang mendekatiku, karena aku fokus terus bekerja, hingga aku lupa memikirkan tentang pendamping hidup, meskipun banyak yang mendekati.

hingga suatu hari teman-temanku menjodohkanku dengan seseorang, atau lebih tepatnya bukan menjodohkan tetapi mengenalkan karena selama ini teman-temanku juga sering mengenalkan dengan beberapa pria Tapi saat ini yang melakukan itu adalah teman-teman yang sejawat denganku, alasannya karena mereka belum pernah melihatku bersama seseorang.

Bukan orang yang istimewa yang Desi kenal kan padaku, Desi ini teman satu kantor ku. Adalah seorang pria yang terlihat dimataku sangat biasa saja, kalah jauh dibanding Tian di mataku, tapi untuk urusan ganteng itu relatif ya, mungkin tipe ke orang seperti Tian, karena ada beberapa temanku juga yang bilang jika Tian itu tidak ganteng cuma manis doang dan kulitnya pun agak gelap, sedangkan seseorang yang dikenalkan oleh Desi ini kulitnya sedikit lebih terang tak setinggi Tian, lebih pendek hanya saja badannya lebih atletis, orangnya suka bergurau, kocak, sedikit pun aku nggak ada rasa tidak sama sekali mau aku lihat dari belakang samping atau depan pun cowok yang dikenalkan Desi ini menurutku jelek.

Tapi tidak mungkin dong aku bilang begitu itu hanya dalam hatiku saja, sedangkan jika ngobrol dengannya kami tuh nyambung banget, klop habis, Ada banyak hal yang aku kagumi secara diam-diam dari dirinya, Dia itu orangnya tidak neko-neko, tidak merokok, dan sangat bisa menjaga perasaanku.

Berkali-kali aku bilang padanya bahwa dia bukan cowok impianku, jadi kita berteman saja ucapku kalau itu.

Dan dia sepertinya tidak tersinggung sama sekali, dia hanya mengiyakan ucapanku, namun dia masih tetap perhatian, dan penuh kesabaran.

Hingga akhirnya setelah aku kenal dia selama 3 bulan Tian datang mencariku, dia menemukan ku, wah.... hatiku gembira sekali rasanya, rinduku selama ini membuncah padanya, ternyata dia dimutasi satu kota dengan ku, aku pikir dengan kejadian itu, pertemuan itu kita itu jodoh.

Oh iya, Aku ngekos tidak sendiri tapi aku berdua dengan teman ku, hanya saja dia berada di bank cabang di kota itu juga tidak satu kantor dengan ku hanya bekerja di bank yang sama.

Icha nama temanku itu, seorang gadis manis berkulit gelap berambut panjang bermata bundar hidungnya mancung badannya seksi, berkacamata.

Sebagai teman satu kamar jelas dong dek aku kenal kan sama Tian, tidak mungkin tidak lah.

Seiring berjalannya waktu, kami bertiga sering main bareng karena aku suka nggak tega meninggalkan dia di kos sendirian, akhirnya jika Dian datang ke kosanku dan mengajakku keluar untuk makan dia selalu aku bawa.

Hingga suatu hari kami berniat potong rambut berdua ke sebuah salon langganan.

Sesampainya di salon kami memilih model rambut berupa gambar majalah yang disediakan salon.

Nah, setelah aku memilih aku di keramas, pada saat keramas itu Icha gantian bercanda ria berdua di sofa tunggu nggak tahu mereka membicarakan apa hanya saja setelah itu saat aku duduk di depan cermin hendak dipotong, mereka berdua pamit untuk keluar.

Ya sudah aku disitu dipotong sambil ngobrol lah sama yang punya salon. hingga aku selesai mereka baru kembali pada waktu itu cukup lama karena aku bukan hanya potong saja, tapi aku juga melakukan creambath.

Dan sepertinya mereka habis dari sebuah minimarket karena membawa dendengan dengan tas plastik merk minimarket tersebut.

Saat menunggu itu hatiku bergemuruh, panas, pikiran negatif Bun menguasai pikiranku, begitu datang mereka berdua cekikikan terlihat sangat bahagia, Bahkan mereka tak menawariku isi dari dalam kantong plastik tersebut entah itu minuman ataupun camilan.

Marah! jelas, pasti itu nggak saya pungkiri, hatiku panas sekali, hingga dadaku sesak, rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya atau Aku ingin menjambak rambut pria.

Hingga ibu yang mengurus rambutku itu mengajakku berbicara kadang aku sampai tidak fokus kutunjukkan rasa marah ku dengan mulai mouse tidak mau melihat mereka berdua Aku berharap Tian mengerti dan paham akan perubahanku saat itu.

Tapi nyatanya tidak, dia malah mendekati Icha yang sedang di keramas malah menggodanya dengan memercikkan air ke muka ataupun ke kakinya.

Aku seperti Tidak dianggap, Titian maupun Icha tidak ada yang menjaga perasaanku.

Karena aku sudah selesai, aku tanya lah sama Icha apakah mau ditungguin atau saya tinggal duluan, tadinya aku berharap dia menyuruhku duluan agar aku bisa pulang sendiri dan menangis di kamarku sebelum dia datang.

Tapi Ica minta aku tungguin, Akhirnya Aku mengalah meskipun dadaku makin panas.

Oh ya aku datang ke salon ini dengan menaiki angkutan umum karena tidak terlalu jauh dari kosan ku hanya sekitar 1 kiloan saja.

Dan saat di dalam angkutan itu aku menaiki duluan karena angkotnya kosong Aku memilih di kursi yang panjang yang muat untuk 7 orang itu, aku pikir mereka berdua akan duduk di sisiku, tapi aku salah karena Icha lebih memilih duduk di kursi yang untuk 5 orang.

saat itu karena Tian belum naik Aku sama sekali tidak berfikir jika pada akhirnya dia naik dia akan memilih duduk di samping Icha.

Kebayang dong gimana perasaan ku, salahkah jika aku marah, salahkah jika akhirnya aku pergi dari Tian, aku rasanya ingin pergi tanpa pamit, aku bener-bener capek, aku nelangsa.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Memey

Memey

ih cowok egois

2021-12-05

0

Dama Yanti

Dama Yanti

la wong cowok modelan gitu kok d tungguin to... ya percuma buang2 waktu tenaga dan pikiran.... wes cul no ae lah...

2021-11-23

0

dite

dite

cantik, pinter tapi makan cinta
ya gini jatuhnya.. be go

2021-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!