Lock me up and throw away the key, he knows how to get the best out of me… I’m no fools for the world to see, trade my whole life just to be…
Kunci aku dan buang jauh-jauh kuncinya, dia tau bagaimana cara mendapatkan yang terbaik dariku. Aku tak sebodoh itu untuk melihat dunia, tukarkan hidupku…
We don’t gotta be in love, no… I don’t gotta bе the one, no… I just wanna be onе of your girls tonight! We don’t gotta be in love, no… I don’t gotta be the one, no… I just wanna be one of your girls tonight, oh-oh-
Kita tak perlu jatuh cinta, aku tidak harus menjadi satu-satunya… Aku hanya ingin menjadi satu-satunya perempuanmu malam ini! Kita tak perlu jatuh cinta, aku tidak harus menjadi satu-satunya. Aku hanya ingin menjadi satu-satunya perempuanmu malam ini, oh-oh-
Lantunan musik yang berasal dari audio mobil mengiringi kedua insan yang tengah saling diam. Bram ingin rasanya berucap sepatah kata. Namun, aura Freya sungguh mengintimidasinya.
“Terima kasih, Frey,” ucap Bram memberanikan diri.
“Ya… Cuma makan malam biasa kan? Kebetulan aku juga lapar!” sahut Freya dingin.
“Ya…” Bram kembali menatap jalan dengan senyuman tipis menghiasi wajahnya. ‘Kamu satu-satunya wanita yang bisa membuat aku tidak bisa berkutik seperti ini.’
“Mau makan apa, Frey?” tanya Bram kembali menoleh memastikan tujuan mereka.
“Terserah!”
Bram menelan ludah serat, dia mencoba mencari solusi agar tidak semakin runyam. “Pecel lele di situ mau gak? Apa mau di resto?”
“Boleh…”
Freya benar-benar menjawab seperlunya membuat Bram berkeringat dingin sekarang. Kemungkinan besar Bram adalah calon suami-suami takut istri kedepannya. Freya sendiri teramat lelah kali ini. Sebelumnya Freya sudah membaca pesan balasan dari mantan suaminya yang semakin membuatnya semakin tidak ingin melakukan apa-apa. Jika bukan karena iba melihat tampilan bosnya, mungkin Freya memilih untuk tidak peduli dan mengusir pria itu.
[ Freya, ingat… Benci dan cinta itu jaraknya tipis sekali. Aku tahu, kamu tidak mungkin semudah itu lepas dariku! Ingat, anak-anak kita memilih kita bersama! ]
Kata-kata Adnan sungguh terngiang dalam benak Freya kali ini. Dia tersadar saat mobil Bram berhenti di salah satu kedai makan pinggir jalan yang tak jauh dari perumahannya.
“Yuk!” ajak Bram menoleh pada wanita disampingnya.
“Ya…”
Keduanya keluar dari dalam mobil dan langsung menuju kedai. Tanpa perlu lama mereka sudah menemukan tempat duduk dan segera memesan. Bram menatap ke arah Freya yang terlihat gelisah.
“Kenapa?”
“Hah?”
Freya berbalik menatap Bram. Pria itu menyadari ada yang disembunyikan Freya. “Aku ingin berbincang serius, aku akan menjelaskannya lebih dahulu, setelah itu— kamu boleh mengutarakan apa yang sekiranya mengganjal hatimu yang membuat kita terasa merenggang sekarang!”
Freya menatap sayu ke arah lawan bicara yang terlihat sepadan dengannya. Biasanya, Adnan akan menyimpulkan sepihak tanpa ingin mendengar atau menerima pendapat dari pasangannya. Perlahan Freya menelan saliva dan mengangguk mengerti menerima saran dari pria yang mulai mencuri atensinya.
“Pertama, aku ingin meluruskan pasal kedatangan wanita sore tadi di kantor!” Bram cepat memulai percakapan sebelum makanan mereka terhidang. “Namanya Lusi, dia adalah anak dari petinggi perusahan. Aku bertemu dengannya dua tahun yang lalu saat anniv perusahaan.”
Freya menggenggam tangannya erat di dalam pangkuan.
“Jujur, dia memang sudah sangat sering mengutarakan perasaannya padaku. Tapi, sumpah demi Tuhan, aku tidak memiliki perasaan apapun dan selalu menolaknya!”
Freya masih tidak berkutik di tempatnya, tidak terlihat menunjukan ekspresi yang berarti membuat Bram mengerutkan keningnya. “Percayalah, Frey… Saat ini, aku sedang mati-matian mengejar cintamu.”
Deg…
“Seumur hidupku, ini kali pertama aku berjuang atas nama cinta, Frey!”
Rasanya bagai dihantam benda besar yang menghimpit hati Freya. Entah harus beruntung atau merugi dengan penuturan Bram kali ini. Untuk kesekian kalinya Bram terus menunjukkan ketulusan hatinya. Jika dibandingkan Adnan, cara kerja Bram begitu halus dan mampu membuat hati Freya nyaman. Berbanding terbalik dengan Adnan yang seolah terlihat selalu mengancamnya.
“Frey…” Bram memanggil nama wanitanya, Freya menajamkan mata seolah merespon panggilan Bram. “Apa kamu tidak ingin menanggapinya?”
Freya terdiam. “Aku tidak tahu harus berkata apa, Mas!”
“Pertama, kita memang tidak memiliki status apapun, mungkin hubungan kita memang terasa lebih dari sekedar rekan kerja. Namun—” Freya menghentikan katanya dan menatap nanar ke sembarang arah. “Aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku sekarang…”
Bram menaikan sudut bibirnya, ini adalah awal yang baik untuknya. “Aku tahu, aku merasakannya… Kita pelan-pelan saja, Frey!”
Freya kembali menoleh. “Tidak… Aku tidak sanggup melanjutkannya…”
“Freya!” Bram sedikit memekik tertahan agar orang-orang tidak memperhatikannya.
“Permisi, ini pesanannya…”
“Oh, iya…”
Kedatangan pramusaji membuat perselisihan keduanya berhenti sejenak. “Terima kasih!”
Freya membantu menghidang di hadapan Bram. Pria itu mencoba menenangkan dirinya, sungguh sulit menaklukkan wanita keras kepala di depannya.
“Maaf, Mas… Inilah aku, wanita keras kepala yang akan membuatmu sakit kepala jika terus bersama!” Freya lantas mengolok dirinya dengan kekehan kebanggaannya.
Bram ikut terkekeh, dia menggelengkan kepalanya. “Aku menyerah… Bukan untuk berhenti mendapatkanmu. Tapi, aku menyerah untuk memaksamu, lakukan apa yang mau kamu lakukan… Aku akan sabar menunggu hingga hatimu terbuka untukku…”
Deg!
We don’t gotta be in love, no… I don’t gotta bе the one, no… I just wanna be onе of your girls tonight! We don’t gotta be in love, no… I don’t gotta be the one, no… I just wanna be one of your girls tonight, oh-oh-
Kita tak perlu jatuh cinta, aku tidak harus menjadi satu-satunya… Aku hanya ingin menjadi satu-satunya perempuanmu malam ini! Kita tak perlu jatuh cinta, aku tidak harus menjadi satu-satunya. Aku hanya ingin menjadi satu-satunya perempuanmu malam ini, oh-oh-
Hati wanita mana yang tidak luluh atas perkataan tulus pria seperti Abraham? Tanpa sadar Freya menjatuhkan bulir air matanya. Dengan cepat dia menyekanya, dia sungguh beruntung Bram tidak menyadarinya.
“Maaf, Frey… Aku sungguh lapar!” ungkap Bram setelah beres mengunyah suapan pertamanya serta mengabaikannya barusan.
“Ppfftt!” Freya menahan tawanya membuat Bram itu tersenyum senang.
“Senang banget ya liat aku tersiksa kayak gini?”
“Hahaha!”
Freya tidak tahan lagi, dia terbahak! Bukan semata karena mereka terjebak dalam kondisi yang lucu. Melainkan karena Freya sudah merasa seperti gila sekarang.
‘Freya… Tawamu saja membuat laparku tertunda!’ batin Bram menjerit dan memperhatikan tingkah Freya yang menutup mulutnya saat tawanya lepas.
“Aku suka…”
“Hah?” Freya menghentikan tingkah memalukannya. “Maaf, aku—”
“Aku suka tawamu,” ucap Bram kembali meluncurkan senyuman memabukkannya.
“Mas…”
“Hm?” Bram menoleh dengan tetap sibuk mengunyah makanannya.
“Kenapa Mas menolak Mba Lusi? Dia adalah wanita cantik yang nyaris sempurna,” tutur Freya kembali menghilangkan selera makan Bram.
Bram menelan serat kuah soto medok miliknya. “Karena—”
“Tidak semua wanita cantik dan terlihat sempurna cocok dipasangkan dengan pria manapun bahkan pria seperti aku!” Bram gemas mencubit hidung Freya.
“Aarrgh!” pekik Freya terkejut dengan tingkah Bram. “Sakit tahu!”
“Oh, ya? Maaf—” Bram buru-buru bangkit dan memperhatikan hidung Freya. “Sorry, Frey…”
“Tapi, boong! Hahaha…”
Bram berhenti dengan tingkah khawatirnya dan ingin kembali menyentuh wanitanya. “Baguuus—”
Freya menyingkir dengan kekehan, rasanya ini pertama kalinya lagi dia bisa berinteraksi dengan lawan jenis semenyenangkan ini. Bram kembali duduk di tempatnya, dia juga merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan wanita di hadapannya.
“Freya!” Bram menyeru serius nama wanita di hadapannya.
“Ya?”
“Lusi bukan tipeku, aku tidak akan pernah menyukainya… Aku tidak ingin membuang waktu dengan mencoba-coba mencocokkan rasaku dengan wanita yang bukan tipeku!” Bram menatap serius ke dalam netra Freya yang masih terlihat sayu. “Terlebih, aku menemukan rasa yang aku inginkan dari seseorang…”
Freya terdiam, hatinya berdebar tidak karuan. Bram menyunggingkan senyuman manisnya. “Rasa itu aku dapatkan saat aku berada di sampingmu!”
Lock me up and throw away the key, He knows how to get the best out of me, I’m no fools for the world to see, trade my whole life just to be!
Kunci aku dan buang jauh-jauh kuncinya, dia tau bagaimana cara mendapatkan yang terbaik dariku, aku tak sebodoh itu untuk melihat dunia, tukarkan hidupku!
Top of the world but I’m still not free, this is a secret that I keep, until it’s gone, I can never find peace, waste my whole life just to be!
Meskipun aku diatas dunia tapi aku belum bebas, ini itu rahasia yang ku jaga, sampai semuanya hilang, aku sama sekali tidak menemukan kedamain, buang-buang waktu!
Bersambung…
Credit of song : One of the Girls – The Weeknd, JENNIE, Lily-Rose Depp
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Cetak Photommp
gitudeh kalau udah saling suka sok sokan nolak padahal ehem
2022-08-07
2