Ketika sampai di rumah Ayah aku langsung masuk dan menemui ayah di kantor kerjanya “Ayah boleh aku masuk ??”, lalu ayah menjawab “masuklah nak..”. Kemudian aku mulai menceritakan kejadian yang terjadi pada ayah, aku meminta bantuan ayah untuk mempertemukan aku dengan ayah dari lelaki bajingan itu, tapi ayah ragu, ayah takut terjadi sesuatu padaku, tapi aku berusaha meyakinkan ayah bahwa aku akan baik-baik saja.
Tak lama kemudian ayah menelepon seseorang dan memintanya untuk membuat temu janji dengan pejabat itu besok pagi jam 9 di Cafe.
Setelah itu aku pergi, sebelum pergi ayah sempat menawarkan makan malam padaku, tapi aku menolak karena kesibukanku yang membuat diriku tak bisa untuk beristirahat walau hanya sedetik saja, lalu aku pergi.
*Sesampainya di rumah
Aku sampai di rumah dan langsung mandi, setelah itu aku pergi ke markas yang berada di rumahku itu, aku mulai menyusun rencana untuk membuat laki-laki itu mempertanggung jawabkan perbuatannya itu, aku mengumpulkan foto-foto serta beberapa video yang mungkin saja dapat menyadarkan si pejabat itu.
*Rumah sakit
Rara sudah sadar, kini ia mulai tenang dan perlahan-lahan mulai bisa berbicara walaupun kata-kata yang dilontarkan masih terbata-bata, si ibu pun mendengar apa yang ingin dibicarakan putrinya “ii..ib..bu..., sa...sak...kit....hiks..hiks...to..hiks..long...hiks...”, ibu yang tak sanggup melihat putrinya seperti itu langsung memeluk dan menenangkan nya, sang ibu bahkan mengeluarkan air matanya dikala ia memeluk putrinya itu, ibu mana yang bisa menerima putrinya diperlakukan seperti itu, sakit sekali hatinya melihat putrinya tak berdaya seperti itu. Setelah itu dokter masuk dan memeriksa keadaan Rara, dokter ingin bicara dengan sang ibu, lalu ia keluar sebentar dan bicara dengan si ibu.
*Ruangan dokter
Saat ini dokter menjelaskan akibat dari tindakan yang terjadi pada sang ibu mengenai putrinya “Jadi bu, sebenarnya akibat dari kekerasan seksual serta beberapa pukulan yang terjadi, hal ini membuat sang putri lumpuh untuk sementara, dan..”, bahkan dokter belum selesai bicara tetapi sang ibu sudah menangis terisak “hiks... hiks...lalu saya harus bag... bagaimana dok ?? hiks....dia pasti tidak bisa menerima hal ini....”, sangking sedihnya, si ibu langsung jatuh pingsan. Dokter pun panik dan segera memanggil suster untuk membawa si ibu ke ruang rawat, setelah itu dokter menelepon diriku.
*Saat di markas
Paginya aku terbangun jam 7, ternyata aku tertidur saat bekerja begitu pula dengan Ashley, sedangkan Xavier dia tidak di markas. Aku siap-siap dan pergi ke Cafe, tempat dimana aku akan bertemu dengan pejabat itu, aku meminta Ashley untuk memberikan aku in-ear agar bisa merekam percakapan antara dirinya dengan si pejabat.
Tepat sebelum dia pergi, ternyata ada sebuah surat dari pengadilan, ternyata pengadilan menerima tuntutan itu kembali, kami akan kembali dipanggil untuk melaksanakan sidang kembali minggu depan, Aku merasa senang bahwa kerja kerasku selama beberapa minggu ini menghasilkan hasil yang baik, diriku telah selangkah lebih maju dalam memenangkan sidang ini.
Sesampainya Rara di Cafe ia menunggu sekitar 10 menit, dan akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu pun datang, lalu ia duduk berhadapan dengan pejabat itu. Lalu karena tidak mau membuang waktu Aku langsung membuka pembicaraan “Pagi pak, saya Abel, saya adalah pengacara dari Rani seorang anak perempuan yang mengalami pemerkosaan, dan pelakunya adalah anak bapak yaitu Thomas”, lalu pejabat itu menjawab “ikut aku”, ia membawaku ke ruangan dimana tidak ada orang sama sekali atau bisa dibilang kedap suara, jadi percakapan ini hanya bisa didengarkan oleh aku dan juga si pejabat. Di ruangan itu dia mulai berkata “bisakah anda membuktikan bahwa anak saya pelakunya”, lalu aku menyodorkan sebuah video kepada pejabat itu, dan benar saja dia terlihat biasa saja yang artinya dia sudah tau, tapi tetap diam, lalu dia mengancam ku “Jangan coba-coba mengancam ku, apalagi menjebloskan putraku, kau tidak akan pernah bisa, aku bisa menghancurkan karirmu dalam sekejap asal kau tau itu”, lalu karena aku tidak terima dikatai seperti itu aku pun melawan “atas dasar apa anda bisa mengancam ku pak ?? jangan main-main dengan saya, saya juga bisa menjebloskan anda kedalam penjara bersama dengan anak anda”, sambil menyodorkan dokumen yang berisi uang yang di korupsi oleh pejabat itu.
Pejabat itu terkejut, ia diam sejenak dan bertanya padaku “apa yang kau inginkan??”, lalu aku menjawab “saya tidak menginginkan hal lain, saya hanya ingin bapak mencari saksi mata yang melihat kejadian itu, serta bapak tidak ikut campur dalam menyuap hakim atau apapun”, oh ya dan satu lagi, ini adalah beberapa video anak bapak setelah berhasil dari sidang yang lalu”. Setelah itu aku pergi ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments