Menawarkan

Kini diriku tengah berada di antara orang-orang serta para reporter yang tengah menyaksikan berlangsungnya proses pengadilan tersebut.

Satu persatu dari tersangka, korban dan juga hakim, mulai masuk ke ruangan. Korban tidak bisa hadir karena sedang berada di rumah sakit, jadi ibu korban yang menggantikan dirinya. Persidangan pun dimulai, jaksa mulai melontarkan beberapa pernyataan saat itu, dan setelah beberapa saat, hakim mulai bertanya pada ibu korban serta memberi pertanyaan kepada tersangka.

Ibu korban bukanlah orang yang memiliki uang banyak sehingga dapat menyewa seorang pengacara, ibu korban bahkan datang sendiri ke pengadilan tanpa didampingi oleh pengacara. Karena kurangnya saksi dan bukti maka tersangka dibebaskan dari hukuman begitu saja, hal ini membuat ibu korban menangis histeris, bahkan sampai pingsan, betapa hancurnya perasaan seorang ibu yang melihat bahwa putrinya bahkan tidak mendapatkan keadilan yang seharusnya.

Tak disangka, ternyata tersangka merupakan anak seorang pejabat, dan pejabat itu menggunakan segala cara agar anaknya tidak masuk penjara. Diriku yang melihat tersangka itu memberi senyuman licik seolah dirinya merasa tidak bersalah, aku pun tidak menerima hal ini, lalu aku berniat membalas perbuatannya itu dengan memberikan keadilan kepada si korban.

Setelah selesai dari sana aku langsung menyusul si ibu ke rumah sakit, kini si ibu berada di rumah sakit yang sama dengan putrinya dan sedang di rawat di ruangan pasien. Setelah beberapa jam aku menunggu akhirnya si ibu mulai sadar, lalu aku bertanya tentang keadaan si ibu, apakah dirinya baik-baik saja, lalu si ibu hanya menatap ku dan mulai meneteskan air matanya, akhirnya aku menawarkan diri sebagai pengacara untuk membantu korban.

Awalnya Ibu korban menolak karena tidak memiliki biaya untuk membayar diriku, tapi aku menawarkan diriku secara cuma-cuma sebagai pengacara kepadanya. Dirinya tidak perlu membayar diriku, cukup menceritakan kejadian yang sebenarnya dan membantuku mencari bukti, baik itu dari ponsel anaknya ataupun mencari orang-orang yang ada di sekitar sana sebagai saksi. Si ibu kemudian menangis histeris dan memelukku dan berkata “terima kasih nak...te..terima kasih banyak... ibu sangat bersyukur bertemu dengan orang baik seperti kamu... semoga kau diberkati nak”. Aku yang tidak tau mau bereaksi seperti apa lalu memeluknya kembali dan aku hanya berkata, “aku akan berusaha semampuku untuk membantu ibu dan juga anak ibu mendapatkan keadilan yang seharusnya”.

Setelah itu aku memberanikan diri untuk bertanya pada si ibu “Bu..., apakah saya boleh bertemu dengan anak ibu ??”, si ibu hanya menganggukkan kepalanya, lalu si ibu membawaku ke ruangan putrinya, aku terkejut bukan main, keadaan putrinya itu benar-benar sangat parah, bahkan ada lebam-lebam memar di tangannya dan juga wajahnya yang diperban serta membengkak. Sang ibu yang melihat putrinya seperti itu pun menangis 😭😭, bagaimana tidak, putri satu-satunya diperkosa oleh lelaki bejat itu, bahkan lelaki itu dibebaskan dari hukuman pengadilan.

Kini putri dari si ibu masih dirawat dan belum siuman, aku melihat hal itu merasa sangat sedih, entah bagaimana keadaan anak ini nanti setelah dia sadar, trauma yang akan membekas di dirinya, seorang gadis muda yang diperlakukan dengan kejam seperti ini, melihat anak ini benar-benar membuat ku sedih, apalagi dia satu-satunya putri ibu ini, semakin melihatnya aku semakin meyakinkan diriku dan mengharuskan diriku untuk memenangkan kasus ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!