Beribu kata kata tidak akan bisa menggambarkan rasa sakit seorang Amara saat ini.
jika kalian berpikir jika korban pemerkosaan itu mudah , tinggal minta pertanggungjawaban dan masalah selesai.
kalian salah besar!!
nyatanya setiap saat sang korban harus melawan rasa sakit dalam hatinya ,apalagi ditambah setiap kata kata yang diutarakan oleh orang lain atau keluarganya sendiri.
melawan dari depresi yang pasti akan datang pada dirinya sendiri,sekuat kuatnya mental seseorang jika setiap saat di timpa rasa sakit pasti lama kelamaan akan melemah.
jikalau sang pelaku bertanggung jawab maka tetap saja perkataan orang akan tetap seperti itu.
"dasar pelacur."
"hanya mengincar harta."
"cih dasar ******."
pasti ucapan ucapan itu akan tetap terdengar meskipun sudah ada yang namanya tanggung jawab.
dan kembali hanya korban yang merasakan kesakitan sedangkan pelaku akan mendapat begitu banyak pujian karna melakukan tanggung jawab.
kenapa harus seperti itu??????
bukan membuat korban bangkit dari keterpurukannya ,malah itu akan membuat korban akan semakin jatuh dalam keterpurukannya.
tanggung jawab adalah sebuah keharusan dan itu hal wajib yang harus dilakukan oleh pelaku, maka dari bukan pujian yang harus didapatkan nya karna itu hanya membuat pelaku merasa apa yang dilakukannya tidaklah salah.
karna itulah banyak timbul kejahatan kejahatan yang sama setelah ini.
korban yang harusnya mendapat dukungan dan pujian karena berhasil bertahan dalam keterpurukannya dan berlangsung bangkit sedikit demi sedikit.
dan pelakulah yang harus mendapatkan kecaman tajam bukan korban!!
.
.
.
Amara mencoba memendam rasa sakitnya ketika sang ibunya pulang.
jam sudah menunjuk kan pukul setengah sepuluh dan sang ibu baru selesai membersihkan diri pulang dari kerja.
ibu Amara sering dipanggil ibu Ani ,dia adalah orang tua satu satunya yang dimiliki Amara sekaligus satu satunya keluarganya.
Amara masih memiliki Tante dari sang ibu tapi seperti yang kita tau keluarga ada jikalau kita beruang.
dan seperti itulah yang terjadi pada ibu Ani ,hidup berdua dengan sang anak dengan ekonomi yang di bilang pas Pasan,dapat pagi habis sore,membuat tak ada satupun keluarganya yang menoleh ke arahnya.
dan ternyata uang tetap berkuasa.
mungkin banyak yang menolak kata kata itu tapi pada akhirnya itu akan terbukti jika itu ada pada diri kita sendiri.
"kamu kenapa sayang?"suara lembut sang ibu menyapu pendengaran Amara.
suatu desiran kembali di rasakan hatinya.
"tidak apa ibu."mencoba menahan rasa sakit Amara berkata.
"kenapa mata kamu memerah hemm?"kata ibu Ani sembari mengelus pipi sang anak yang sembab dan ibu Ani tau itu pasti karena menangis terlalu lama.
"tadi Amara hanya menonton flim sedih ibu."kata Amara sembari memberikan teh hangat dan juga ubi rebus pada sang ibu Ani yang duduk di lantai beralaskan tikar.
"flim apa yang membuat anak cantik ibu sampai menangis?"kata ibu Ani sambil tersenyum.
Amara terdiam , haruskah ia melanjutkan kebohongannya??
"flim tentang seorang gadis yang menjadi korban pemerkosaan ibu."kata Amara ,sekejap ia terdiam.
"tak ada yang mau menyayangi nya setelah kejadian itu ,ia sendiri bahkan orang tuanya saja meninggalkan dia dengan rasa sakit yang dia tanggung sendiri."tanpa sadar Amara mengeluarkan segala yang ada di pikirannya.
"siapa yang salah disini bu??"
dengan lembut ibu Ani mengelus surai hitam sang anak sambil mendengarkan perkataan sang anak.
ibu Ani hanya dapat tersenyum tegar melihat sang anak.
"tidak ada yang salah nak ,ini takdir."kata ibu Ani lembut sambil menyeruput teh yang Amara buatkan tadi.
"*apakah setiap kejadian harus dikaitkan dengan yang namanya takdir?? tidak bisakah kita membuat takdir kita sendiri bu??"
.
.
.
bersambung.
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author 😘😘*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments