AUTHOR POV
Asa menatap gadis manis di depannya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, perasaan yang campur aduk dalam hatinya yang dirinya sendiri saja tidak bisa menjelaskan.
Amarassya nama dia ,seorang wanita yang memiliki bentuk tubuh cukup bagus , tinggi semampai dan manis.
Amara menatap kedua anaknya secara bergantian,ada rasa senang sekaligus sedih saat ini Amara rasakan.
senang akhirnya ia bisa melihat anak anaknya bertemu sekaligus sedih karena salah satu anaknya tidak merasakan kasih sayang dirinya saat tumbuh dewasa.
Ara yang di tatap datar oleh Asa pun merasa takut wajahnya yang ceria langsung menunduk karena takut akan tatapan sang kakak.
"Ara,sini."kata sang ibunda sambil menepuk bangku di sebelah nya.
Ara pun duduk di samping Amara dengan wajah yang bertekuk.
Amara hanya mengelus surai hitam legam putrinya sambil tersenyum.
lalu Amara kembali menoleh ke samping ,menatap Asa yang masih menatap datar Ara.
"Mama tau kam…"
"apakah masih pantas panggilan itu untuk mu?"perkataan menusuk keluar dari mulut sang anak.
Amara terdiam , sakit.
apakah masih ada rasa yang paling sakit yang lebih dari ini??
anak yang ia lahirkan dengan susah payah bahkan nyawa taruhannya mengatakan itu padanya.
cukup lama Amara terdiam sampai tanpa sadar setetes cairan bening mengalir dari matanya membuat suatu aliran sungai di pipinya.
secepat kilat Amara menghapus nya.
Amara berdiri ,ia juga menarik Ara untuk berdiri ,dengan mata yang berkaca kaca tapi dengan raut wajah datar ia berkata
"Maaf,saya pergi."
tanpa berbicara lagi ia langsung menyeret Ara pergi meninggalkan taman, meninggalkan bangku itu dan juga meninggalkan Asa yabg terdiam menatap punggung Dia yang tak menoleh lagi padanya.
.
.
Amara pergi bukan karna ia membenci putranya,tapi ia hanya mencoba agar tidak melukai hatinya kembali karna mendengarkan ucapan ucapan yang akan di keluarkan oleh putra nya.
Rasa sakit yang masih terasa meski berapa tahun pun terlampaui ,tak membuat rasa sakit itu menghilang.
Amara menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah dengan Ara yang duduk di sampingnya terdiam tanpa mengatakan apapun.
sejak sedari kemarin Amara menguatkan hatinya untuk bertemu putranya ,mencoba menguatkan hati agar tidak menangis dan mengendalikan emosinya.
tapi kenapa itu berjalan semestinya,kenapa rasa sakit yang justru ia rasakan berkali kali lipat.
Amara sadar ia yang terlalu lemah saat itu tapi ia melalukan itu dengan memikirkan konsekuensi nya.
Dan sekarang Amara kembali dititik yang sama , seperti lima belas tahun lalu.
.
.
.
Asa menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.semua yang terjadi tadi berputar putar di otaknya.
setiap kata yang di katakan oleh Dia ,terus terulang ulang dipikirannya.
dan tanpa ia sadari air mata kembali mengalir di pipinya.
setelah sampai di tempat tujuan yaitu kantor sang papa.motornya pun berhenti di parkiran.
dengan langkah lebar Asa berjalan memasuki perusahaan itu dan tujuannya langsung ke ruangan sang papa.
tanpa mengetuk Asa langsung masuk ke dalam ruangan itu membuat lelaki yang sudah berkepala empat itu pun terkejut.
Asa langsung duduk di depan laki laki yang selalu ia panggil papa,sekarang hanya meja yang menjadi pembatas nya.
kedua mata hitam legam itu saling menatap tajam.
"katakan apa yang sebenarnya terjadi pa?kenapa dia meninggalkan aku?"kata Asa langsung pada pokok pembicaraan.
"katakan pa!! sampai kapan papa mau menyembunyikan nya dari aku!!"
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya 😉
salam hangat dari author 😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments