Leon tiba di Mansion dengan Emily yang terus saja membuatnya kesal. Sepanjang perjalanan gadis itu menanyakan hal-hal yang membaut rahang pria bermata hitam itu mengetat. Untuk itu setelah mengantar Emily pulang dan memastikan dia tertidur, Leon mengajak Neil untuk minum.
Leon mengesap wiskinya sampi habis, ia mengacak sekilas rambutnya yang lebat hingga terlihat berantakan. Jaket yang ia kenakan pun di tanggalkan begitu saja. Jika ada yang melihatnya, mungkin mereka akan berfikir dia adalah pria yang sedang putus asah.
"Sepertinya kita akan berpesta hingga pagi di sini," ejek Neil yang tiba-tiba saja muncul. Dia memberi kode pada seorang bartender untuk memberikan minuman untuknya. "Apa sesuatu terjadi?" Pria bermata biru itu melirik ke sekitar seperti mencari-cari sesuatu.
"Kau bicara padaku tapi matamu ke mana-mana Neil."
Neil terkekeh. "Aku mencari wanita yang selalu menguntitmu, di mana dia? Apa kau tidak membawanya?"
"Berengsek! Aku memintamu untuk menamaniku bukan untuk memeriksa siapa yang datang bersamaku."
"Aku serius."
Neil tahu betul tabiat Leon. Semenjak di tinggal pergi oleh kekasihnya, kedatangannya adalah kegembiraan banyak wanita. Mereka akan berlomba-lomba untuk mendekati Leon. Akan tetapi, saat boddyguard wanitanya itu terlihat, siapa pun wanita yang ingin mendekati Leon akan dia hajar. Namun, kali ini tampaknya sedikit berbeda. Sahabat karibnya itu datang tidak dengan siapapun, artinya malam ini mereka akan berpesta tanpa ada gangguan.
"Aku sedang tidak ingin di temani siapa pun. Pikiranku sedang kacau."
"Apa kalian bertengkar lagi?"
"Aku tidak ingin perempuan itu."
Neil sedikit mengerutkan kening. "Lalu, siapa?"
"Adik ku."
"Adik? Maksudmu Emily?"
"Hmm."
"Ada Apa dengannya, Apa dia membuatmu pusing lagi?" Neil terkekeh. "Kalian seperti kucing, selalu saja bertangkar. Kau harus fokus pada kekasihmu Leon, dia sangat tidak suka jika kau dan Emily terlalu dekat."
"Kami di jodohkan."
"What!" Mata Neil yang berkeliaran kini berganti fokus pada sahabatnya. Ucapannya Leon seakan menghipnotisnya untuk tetap melihatnya. "Kau tidak bercanda bukan."
"Apa aku terlihat sedang bercanda?" teriaknya.
Dia kembali teringat, beberapa hari yang lalu, saat ayahnya mengatakan tentang perjodohan. Awalnya Leon berfikir jika itu hanya akal-akalan Ayahnya untuk membuat hubungan dengan Emily sedikit membaik. Namun, ternyata tidak, Romaria malah menceritakan kalau dia dan Emily sudah di jodohkan sejak masih kanak-kanak.
Semua cerita Rimario membuat Leon benar-benar geram, marah, dan dengan tegas menolaknya. Gadis yang di jodohkan oleh ayahnya itu adalah anak titipan dari mendiang sahabatnya. Dan Emily, meskipun sering sekali mereka bertengkar tapi gadis itu sudah dia anggap layaknya adik sendiri.
Awal kedatangan gadis itu, memang sedikit membuatnya tidak nyaman. Keras kepalanya dan sikap manja Emily membuat mereka sering sekali bermusuhan. Bahkan gadis berambut panjang itu tidak pernah mendengar perintah Leon.
"Aku hampir gila memikirkannya."
"Kau bisa menolaknya bukan."
Leon menggeleng." Sayangnya itu tidak terjadi. Daddy mengatakan jika kita sudah di jodohkan sejak kecil, dan aku tidak bisa menolaknya karena ini adalah amanah mendiang Ayah Emily dan ini kesepakatan anatara dua keluarga."
"Kau Gila! Mana bisa kau menikahi adikmu sendiri. Ini pernikahan, bukan main-main," teriak Neil.
"Aku juga tidak tahu harus bagaimana Neil," teriaknya tidak kalah keras.
"Dan Cessy, apa dia sudah tahu."
Pemilik rambut hitam itu meraih botol minuman dan meneguknya sampai habis. Mendengar ucapan Neil membuatnya seperti merasakan kemarau panjang di tenggorokan. "Dia meninggalkanku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
ACIMAKALA
makiiin seruuu😍🤭
2023-03-04
0
Irfah Al Begytthu
sepertinya makin seru
2022-01-19
0
Ririn Satkwantono
aq bc smbil mengingat2 ceritanya...
trnyata.. ingatan ku masih oke punya..😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-12-27
1