Episode 20

Hyorin menatap berkas yang ada di mejanya dengan malas, pikiran dan hatinya terasa tidak singkron. Rasanya dia ingin lari dari semua kenyataan yang ada.

Hyorin ingin sekali bersama Indra, merengkuh kebahagiaan yang sangat ia nantikan sejak SMA. Namun, kenyataannya kini dia harus bersama dengan Ayesh oleh sebab perjodohan.

Ayesh yang begitu dingin dan suka memaksa, berbeda dengan Indra yang sangat baik dan lembut.

Hyorin kemudian tersadar dari lamunannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul Sembilan pagi, Hyorin harus bergegas ke ruang praktik untuk memeriksa pasien yang tengah mengantri.

Di lorong rumah sakit, Hyorin kembali berpapasan dengan Indra.

"Hai Rin, mau praktik ya?" Indra tersenyum ramah menyapa Hyorin.

"Iya Kak." Jawab Hyorin datar.

Hyorin merasa canggung bertemu dengan Indra saat ini, terlebih Laki-laki itu tengah menantikan jawaban dari dirinya.

Hyorin merasa belum menemukan cara bagaimana mengatakan yang sebenarnya kepada Indra tanpa menyakiti Pemuda itu. Hyorin tidak mau Indra terluka hatinya.

Hyorin ngacir meninggalkan Indra yang kemudian berlalu meninggalkan rumah sakit karena jam jaganya telah usai, saatnya dia istirahat setelah semalaman berkutat dengan pernak-pernik yang berhubungan dengan Pasien.

****

Ayesh memasuki ruangan kerjanya bersama Doni. Dia meneliti berkas semalam yang belum sempat terselesaikan sebab dirinya melihat Hyorin yang sedang bercengkrama bersama seorang Laki-laki di Restoran yang sama dengan dirinya.

Sekian lama Ayesh berkutat dengan dokumen-dokumennya.

"Don aku butuh bantuan kamu!" Ayesh membuka suara ditengah-tengah aktivitas meneliti berkasnya.

"Apa yang bisa aku bantu Yesh?"

Ayesh menyodorkan Dua buah foto kepada Doni.

"Tolong periksa ini, dan orang ini selidiki siapa dia, kamu mengerti Don!"

Doni hanya manggut-manggut sambil memegangi dagunya melihat foto itu dengan seksama.

"Aku butuh data terkait dua hal ini secepatnya, jadi kamu harus segera mengumpulkan data-data itu dan serahkan padaku!"

"Ok Yesh, serahkan saja padaku. Aku akan urus semuanya dengan epik."

Doni kemudian pamit undur diri meninggalkan ruangan Ayesh.

Ayesh melihat jam tangan dibalik lengan kemeja berwarna biru muda yang ia kenakan, ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul Setengah Dua Belas siang. Hampir waktu makan siang.

Dia teringat Hyorin yang tadi berangkat pagi-pagi sekali, Ayesh berpikir mungkin saja gadis itu tidak sempat sarapan dan langsung bekerja.

Ayesh mengirim pesan untuk Hyorin.

Ayesh

Orin jangan lupa makan siang ya, tadi pagi kamu pasti belum sempat sarapan.

Ayesh mengirimkan pesan tersebut, dia tersenyum sendiri sebab belum pernah dia bersikap semanis itu kepada orang lain, apalagi itu seorang wanita. Benar-benar dirinya sudah konyol pikirnya.

Ayesh mondar mandir di ruangannya menunggu balasan dari Hyorin. Namun, tak kunjung ada pesan masuk untuknya, dilihatnya kembali pesan itu, belum dibaca oleh Hyorin. Pada akhirnya Ayesh memutuskan untuk menghapus pesan yang ia kirimkan sebelum sempat Hyorin baca.

Sepuluh menit berlalu, Hyorin yang baru selesai dengan praktiknya, masuk kembali ke ruangan kerjanya. Dia melihat ada pesan masuk ke ponsel yang ia tinggalkan di atas meja.

Hyorin mengernyitkan dahinya heran, pesan dari Ayesh ternyata sudah dihapus. Hyorin mengecek waktu kapan pesan itu dikirimkan yang ternyata sudah Sepuluh menit yang lalu.

Khawatir dengan Laki-laki itu yang suka marah-marah. Hyorin mengirimkan pesan balasan kepada Ayesh untuk meminta maaf sebab dia tidak membawa serta ponselnya ketika berada di ruang praktik, Ayesh kebetulan masih online.

Hyorin

Maaf mas aku baru selesai praktik, ponselku aku tinggal. Ada apa Mas?

Ayesh

Jam berapa kamu pulang Rin? Tunggu aku, tidak boleh pulang sendiri. Aku jemput!

Hyorin

Jam Empat sore Mas.

Ayesh

Baiklah, ingat tunggu aku!

Hyorin tidak membalas lagi pesan dari Ayesh, dia memilih untuk ke kantin mengisi perutnya yang sudah terasa sangat lapar minta diisi sebab dari pagi dia belum sempat makan apapun.

****

Tepat pukul Empat sore, Ayesh sudah berada di area rumah sakit menunggu Hyorin yang belum keluar. Orang-orang yang lewat bahkan Karyawan rumah sakit dibikin heboh melihat kedatangan Ayesh dengan begitu memukau. Membuat terpana siapapun yang melihatnya, padahal Ayesh berpenampilan seperti biasanya, tidak ada yang berbeda darinya hari ini.

Ayesh memanglah tampan, banyak gadis-gadis yang menyukainya. Namun, Ayesh benar-benar pemilih untuk urusan cinta. Bahkan dia sering kali menolak gadis-gadis yang terang-terangan mengungkapkan perasaan mereka.

Ayesh tersenyum dan kemudian menghampiri Hyorin ketika melihat gadis yang ditunggunya sudah siap untuk pulang.

"Ayo masuk Rin!" Perintah Ayesh sambil membukakan pintu Mobil untuk Hyorin.

Hyorin patuh dengan perintah Ayesh, duduk dengan anteng di samping Pria yang saat ini sedang menjadi buah bibir di sekitar rumah sakit milik Ayahnya itu.

Mobil yang dikendarai Ayesh melaju meninggalkan rumah sakit.

Selepas kepergian mereka berdua, kasak-kusuk pun tak terelakan, ada yang memuji bahwa mereka sangat serasi ada pula yang mencibir karena iri.

"Mas kamu itu membuat heboh seluruh isi rumah sakit tahu nggak? Besok tidak perlu antar jemput aku seperti ini Mas."

"Kamu cemburu?"

"Ish..nggak ada ya Mas." Hyorin memalingkan wajahnya sebal.

"Lalu kenapa kamu terlihat kesal gitu Rin?"

"Aku cuma tidak mau terdengar gosip yang tidak-tidak tentang kita Mas."

"Bagus dong, biarkan mereka tahu kalau kita akan segera menikah dan aku ini calon s

Suami kamu Dokter Orin." Ayesh mengerling.

"Dokter Pribadi lebih tepatnya, hahahaaa." Sambung Ayesh meledek Hyorin.

Hyorin semakin dibuat kesal dengan sikap Ayesh yang fluktuatif.

Ayesh ternyata tidak langsung mengantar Hyorin pulang, dia membawa gadis itu ke *S*upermarket untuk membantu belanja kebutuhan pribadinya.

Akhir-akhir ini Ayesh yang sedingin es dalam freezer mendadak menjadi lebih hangat, semenjak dia mengenal Hyorin sikapnya sedikit berubah.

Keceriaan Hyorin membuatnya ikut terbawa masuk ke dalamnya, meskipun Hyorin seringkali dibuat jengkel karena ulahnya.

Ayesh mendorong troli belanja mengikuti langkah Hyorin, siapapun yang melihat mengira bahwa mereka adalah pasangan yang baru saja menikah dan sedang menikmati belanja bulanan berdua.

"Mas Istrinya cantik sekali, harus dijaga baik-baik itu jangan sampai dibawa kabur orang." Seseorang tiba-tiba memuji Hyorin dan memperingatkan Ayesh.

"Masnya juga ganteng, kalian memang pasangan yang serasi." Timpal seseorang yang lainnya.

Hyorin tersipu malu sedangkan Ayesh hanya tersenyum datar mendengar orang-orang yang tidak dikenalnya itu berbicara sok tahu dengan diri mereka berdua.

Selesai berbelanja, Ayesh membayar semuanya di kasir dan membawa masuk belanjaannya ke dalam bagasi Bobil. Hyorin mengekori Ayesh dari belakang sambil membawa jas yang Ayesh kenakan tadi.

Ayesh terlihat lebih cool dengan kemeja yang ia gulung sampai siku. Tubuh atletisnya tergambar jelas, otot-otot tangannya menambah kegagahan seorang Pengacara yang sedang mulai naik daun itu menyaingi Ayahnya yang juga seorang Pengacara kondang.

Hyorin berjalan sambil melamun, teringat seseorang yang pernah ia tolong sewaktu di Jerman dulu. Dia terus memegangi liontin yang ia kenakan.

Dug....

Kepala Hyorin membentur dada bidang Ayesh yang berdiri dibelakang bagasi Mobil sebab ia baru saja memasukkan belanjaan. Ayesh sengaja masih berdiri di tempat karena melihat Hyorin yang tidak fokus berjalan.

"Kalau jalan itu lihat-lihat! Adakah yang sakit Rin?" Tanya Ayesh perhatian.

"Emmmm...tidak ada Mas, aku tidak apa-apa."

"Baiklah ayo kita pulang tapi kita makan malam dulu ya Rin?" Tawarnya.

"Tidak usah Mas, aku belum lapar."

"Ayolah Rin, ada Restoran terkenal dengan menunya di sekitar sini."

"Tidak usah Mas, kita pulang saja ya. Nanti Ayah mencariku."

Ayesh kali ini lebih memilih untuk mengalah.

Mereka berdua memasuki Mobil.

"Rin kita ke Apartemen dulu ya naruh belanjaan setelah itu aku antar kamu pulang."

"Bagaimana kalau aku langsung pulang saja Mas, aku sudah ingin istirahat." Tolak Hyorin halus, merasa waspada dengan tingkah tak terduga orang di sebelahnya itu.

"Kamu tidak perlu khawatir Rin, aku tidak akan macam-macam kepadamu. Sebentar saja kok Rin."

Akhirnya Hyorin mengangguk tanda mengiyakan permintaan Ayesh.

Sesampainya di Apartemen, mereka berdua langsung naik dengan menenteng belanjaan yang cukup banyak untuk ukuran orang yang tinggal sendirian.

Ceklek....

Ayesh membuka pintu Apartemennya.

"Ayo masuk Rin, aku taruh belanjaan dulu ya. Kamu istirahat dulu saja di sofa!"

Hyorin menuruti perintah Ayesh, cukup lama Ayesh menaruh belanjaannya. Sebab dia tata dulu di dalam Kulkas dan di tempat-tempat dimana ia biasa menyimpan belanjaannya.

Ayesh baru selesai menyimpan semuanya sekitar setengah jam. Dia kembali ke ruang depan dan mendapati gadis itu tengah tertidur.

"Rin bangun Rin, ayo aku antarkan pulang."

Hyorin tidak menyahut, dia sudah sangat pulas. Hyorin tampak kelelahan hari ini.

Ayesh merasa tidak tega jika harus membangunkan Hyorin.

Ayesh memutuskan untuk membopong tubuh Hyorin sampai ke Mobil.

Ayesh yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya, paham betul bagaimana caranya menghormati seorang perempuan, akalnya tidak ia gunakan untuk mencari kesempatan dalam kesempitan.

Meskipun Hyorin tertidur di Apartemennya tidak lantas membuatnya menginginkan sesuatu yang lebih sebelum memang mereka berdua benar-benar halal di bawah janji suci pernikahan. Ayesh tidak ingin membuat moment sakral itu menjadi sebuah bencana yang akan disesalinya seumur hidup.

Ayesh mendudukan Hyorin di kursi depan, memasangkan seatbelt untuknya dan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya meskipun dalam kondisi tertidur pulas.

Sesekali Ayesh memandangi Hyorin yang tertidur dengan damai tanpa terusik, sebab Ayesh menyetir dengan sangat hati-hati.

Kamu imut banget Rin kalau sedang tidur anteng gini. Kamu juga cantik Rin. Ayesh bermonolog di dalam hatinya.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!