"Lepaskan aku Mas..." Sambung Hyorin yang mendadak awas dengan sikap Ayesh.
"Tidak....tolong sebentar saja biarkan aku begini Rin, aku sangat lelah."
Hyorin mengiba dan membiarkan Laki-laki itu tetap memeluknya.
Wangi vanilla dari tubuh Hyorin menerobos masuk ke hidung Ayesh.
Ayesh mengendus semakin dalam.
"Mas...tidak sepantasnya kita seperti ini, tolong lepaskan aku!"
Ayesh tak bergeming, dia semakin merasa candu dengan aroma yang keluar dari tubuh Hyorin. Sungguh terasa nyaman bagi Ayesh.
Sekitar lebih dari Lima menit Ayesh terus memeluk Hyorin, ada getaran aneh dalam hatinya yang entah itu apa. Perasaannya terhadap gadis itu mulai menghangat, yang jelas saat ini Ayesh tidak mau melepaskan Hyorin. Namun pikiran Ayesh masih menepiskan semua itu.
Terdengar ponsel Ayesh berdering, Ayesh melepaskan pelukannya.
Hati Hyorin diliputi rasa bahagia, sebab apa yang dilakukan Ayesh betul-betul di luar perkiraannya. Laki-laki sedingin Ayesh bisa melakukan hal itu.
Hyorin sendiri belum pernah sedekat itu dengan seorang Pria selain Ayah dan Kakaknya, sebenarnya Hyorin merasa risih. Namun, entah kenapa hati Hyorin juga berdegup sangat kencang saat Ayesh memeluknya tadi.
Hyorin melanjutkan aktivitas yang tadi sempat tertunda karena ulah Ayesh. Sedangkan Ayesh keluar untuk menerima panggilan yang ternyata dari Doni.
Sekitar Sepuluh menit Ayesh masuk kembali ke dalam rumah, dia melihat dapur sudah bersih dan rapi. Tapi dia tidak menemukan Hyorin.
Ayesh merasa cemas, kemudian ia berkeliling rumah dan menemukan gadis yang dicarinya sedang berjongkok ditepi kolam Ikan, menciprat-cipratkan air menggoda Ikan yang sedang berenang kesana kemari.
Ayesh tersenyum melihat tingkah Hyorin yang seperti anak kecil. Dia terus memperhatikan Hyorin, pandangannya begitu lekat.
Gadis ini berpenampilan sangat sederhana, namun dia begitu cantik dan imut. Hati Ayesh mengakui jika Hyorin sangat mengagumkan.
Ayesh menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum geli merasa ada yang tidak singkron antara hati dan pikirannya.
"Rin ayo kita kembali ada hal penting yang harus aku urus nanti malam bersama Doni."
Hyorin menoleh ke sumber suara.
"Kita tidak jadi menginap Mas?" Tanya Hyorin polos.
"Sebegitu inginkah kamu menginap disini bersamaku?" Ayesh menggoda Hyorin.
"Ih...nggak ada ya Mas!"
"Lha tadi?" Ayesh terbahak.
Gadis itu ngacir masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas dan ponselnya.
"Lain kali kita pasti akan kesini lagi dan menginap." Ayesh menjelaskan meskipun Hyorin tidak meminta penjelasan darinya.
"Tunggu aku disini sebentar ya!"
Hyorin berdiri di sebelah Mobil menunggu Ayesh.
Ayesh terlebih dahulu menemui si Mamang dan Embok untuk pamit pulang.
Mobilpun melaju meninggalkan pekarangan rumah itu.
Di dalam Mobil Hyorin sibuk memeriksa pesan yang masuk ke ponselnya. Ada banyak sekali pesan masuk ternyata. Bahkan Nita berkali-kali menghubunginya sebab pesan yang Nita kirimkan tak kunjung dibalas.
"Rin sibuk amat? Pesan dari siapa sich?"
"Nita Mas." Jawab Hyorin singkat.
Ayesh kembali fokus pada kemudinya. Hyorin masih sibuk membuka pesan satu persatu ternyata ada pesan masuk dari Indra.
Indra
Rin kamu kemana saja hari ini, kok tidak masuk kerja? kamu baik-baik saja kan Rin?
Hyorin kemudian membalas pesan dari Indra sambil senyum-senyum sendiri sebab Indra sangat perhatian terhadapnya, bahkan sampai mencemaskan dirinya.
Hyorin
Aku izin hari ini Kak, ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Aku baik-baik saja kok Kak.
Tak seberapa lama ada pesan masuk kembali, pesan balasan dari Indra.
Indra
Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, nanti malam apakah ada waktu Rin?
Hyorin
Iya Kak, aku ada waktu.
Indra
Nanti malam aku jemput ya, kita makan malam bersama. 👍
Hyorin merasa bingung untuk membalas pesan dari Indra, antara dirinya mau atau menolak ajakan Indra sebab Hyorin khawatir jika Ayahnya tahu pasti akan marah, sedangkan dirinya sekarang berstatus dalam perjodohan dengan Laki-laki yang sedang mengemudi di sebelahnya.
Hyorin memberanikan diri untuk membalas pesan dari Indra.
Hyorin
Baiklah Kak, tapi Kakak tidak usah jemput aku ke rumah ya. Kirim saja alamatnya, pasti aku akan datang Kak.
Indra
Ok Rin nanti aku kirimkan alamatnya ya, sampai jumpa nanti malam ya Rin, aku tunggu.
Ayesh terus memperhatikan Hyorin.
"Janjian sama siapa sich?" Seolah Ayesh tahu isi pesan mereka.
"Tidak dengan siapa-siapa Mas."
"Jangan bohong Rin, ingat kamu berstatus calon Istriku. Kamu tidak boleh macam-macam!" Ancam Ayesh.
"Apaan sich Mas, aku nggak macam-macam kok. Lagian kita masih tahap mencoba kan Mas?"
Ayesh tiba-tiba menepikan Mobilnya. Ayesh mendekat kepada Hyorin. Mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja.
"Kita sedang tidak main-main Rin, ingat itu!"
"Kamu berstatus sebagai Dokter Pribadiku dan juga calon Istriku."
"Mas kenapa kamu malam itu tidak memilih Silvia saja?" Hyorin mencoba memberanikan diri untuk bertanya.
"Kamu pikir aku Laki-laki bodoh yang mau menerima bekas?"
Hyorin terbelalak, dia kaget setengah mati dengan kata-kata Ayesh.
"Apa maksud kamu Mas?"
"Anak kecil tidak perlu tahu! Yang perlu kamu tahu, aku memilihmu dan kamu harus menjaga dirimu baik-baik karena aku pasti akan menjagamu dan menjaga diriku juga dengan baik!"
Ayesh kembali melajukan Mobilnya. Suasana di dalam Mobil menjadi hening, tidak ada yang membuka suaranya.
Hyorin masih kepikiran dengan apa yang Ayesh katakan barusan. Benarkah Silvia seperti itu? tapi kenapa Ayesh seolah sangat paham dengan Silvia? Berarti benar mereka sudah lama saling kenal.
Hyorin teringat akan janjinya dengan Indra malam ini, tidak mungkin kan dia batalkan karena sebelumnya dia sudah menolak ajakan Indra. Hyorin merasa khawatir jika Ayesh tahu pasti dia akan murka.
****
Sekitar pukul Empat sore mereka sampai di depan rumah Hyorin, tepat ketika Mobil Silvia juga hendak memasuki halaman rumah.
"Sudah masuk sana, istirahat ingat pesanku jangan nakal!"
Hyorin hanya mengangguk sambil menggembungkan pipinya, bibirnya ia cebikan ke depan. Ayesh merasa gemas dengan tingkah gadis di depannya itu.
Ayesh mengacak rambut Hyorin pelan, kemudian berpamitan kepada Hyorin untuk pulang.
Hyorin hendak masuk rumah, namun Silvia mencegahnya.
"Dari mana saja kamu? Pamitnya kerja malah keluyuran tidak jelas."
"Aku tidak keluyuran."
"Apa buktinya? Enak ya kamu diantar jemput. Dia itu milikku! Ingat itu Rin, aku pasti akan membuat kalian berpisah!"
Silvia kemudian masuk ke dalam meninggalkan Hyorin yang masih berdiri.
Apa-apaan Silvia, pakai ngancem aku segala.
Hyorin merasa aneh dengan dirinya sendiri, ada rasa tidak rela yang tiba-tiba berputar-putar di kepalanya.
Hyorin masuk menuju kamarnya untuk membersihkan diri yang terasa sudah sangat lengket. Dia juga harus bersiap-siap untuk pergi makan malam bersama Indra.
Selesai mandi Hyorin merebahkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Dia ingin beristirahat sejenak sebelum pergi.
Di tempat lain, Ayesh sudah berada di Apertemennya. Dia disibukan dengan data-data penting yang baru saja Doni kirimkan melalui e-mail. Ada hal penting yang malam ini harus mereka selesaikan.
Ayesh tidak mau ceroboh dalam menangani kasus sekecil apapun sehingga dia merasa perlu untuk mempelajari setiap hal yang memungkinkan dirinya dapat memenangkan setiap perkara. Sekian lama Ayesh berkutat pada layar Laptopnya.
Tepat pukul Tujuh malam, Doni menjemput Ayesh dan bersiap untuk pergi. Mereka menuju ke sebuah Restoran yang sudah mereka reservasi terlebih dahulu untuk bertemu dengan client.
****
Sekitar pukul Setengah Delapan malam Hyorin sampai di sebuah Restoran mewah untuk menepati janjinya kepada Indra, Hyorin berangkat menggunakan taksi sebab dia tidak mau Indra sampai menjemput ke rumah.
Hyorin masuk dan pandangannya menyapu ke seluruh bagian Restoran untuk mencari keberadaan Indra. Laki-laki yang ia maksud melambaikan tangan, kemudian Hyorin mendekat.
Malam ini Hyorin tampil dengan Dres berwarna biru selutut, dia berdandan tipis namun tetap terlihat sangat cantik.
"Hai kak, sudah lama?" Sapa Hyorin begitu mendapati Indra tengah menunggunya.
"Lumayan Rin, tapi tidak apa-apa yang terpenting kamu datang aku sudah sangat senang."
"Maafkan aku ya Kak."
"Ayo duduk Rin, kamu tidak perlu minta maaf Rin, aku yang sudah mengganggu waktumu yang seharusnya minta maaf."
"Kakak tidak perlu sungkan."
"Ayo kamu mau makan apa? Silahkan pesan saja Rin."
"Baiklah Kak."
Hyorin membolak-mbalik menu makanan, kemudian dia memesan beberapa makanan dan segelas minuman. Indra juga melakukan hal yang sama.
Hyorin sesekali tertawa sambil memakan pesanan yang sudah tersaji di hadapannya. Hyorin tampak sangat bahagia.
Tanpa Hyorin sadari ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari kejauhan.
Ketukan sepatu dari langkah kaki seseorang mendekati Hyorin dan Indra yang sedang asyik mengobrol.
"Ayo pulang!" Suara bass seseorang menggema membuat ciut nyali setiap orang yang mendengarnya
Hyorin mendongakkan kepalanya melihat siapa yang berani mengganggu makan malamnya. Dia tersentak kaget, gugup, takut bercampur menjadi satu.
Jangan lupa like, komen, vote dan jadikan favourite ya Kak. 🥰🥰
Terimakasih Kak yang selalu setia mendukung Author. 💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nanda Jihan K
up lg
2021-11-19
1