Episode 16

Mereka semua menuju ke meja makan tanpa terkecuali Hyoshan, Ayesh dan Doni yang tadi berada di ruang tengah.

Segala macam hidangan sudah tersaji disana, Mbok Nah dengan dibantu Tante Mirna dan juga Hyorin menyiapkan hidangan-hidangan itu untuk tamu special mereka malam ini.

Makan malam berjalan dengan sangat harmonis ditambah suasana kekeluargaan yang hangat. Hati Hyorin tiba-tiba terasa sakit, dia teringat Ibunya yang sudah tiada.

Ibu seandainya kau masih ada, suasana malam ini tentu akan sangat membahagiakan bagiku.

Ayesh melirik Hyorin yang tampak mengehentikan aktivitas makannya. Ayesh tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu sebab ia tiba-tiba terlihat murung.

Eheemmmmm....

Deheman Ayah Ayesh membuyarkan lamunan Hyorin, begitu juga Ayesh kembali fokus pada makanan yang ada di depannya.

"Begini Mahardika beserta seluruh keluarga, maksud kedatangan kami adalah untuk saling berkenalan dan menjalin silaturahmi diantara keluarga kita." Ayah Ayesh memulai percakapan di meja makan.

"Akbar jangan sungkan, dengan senang hati kami menerima kedatangan kalian ke rumah ini, bahkan pintu kami selalu terbuka untuk kalian sekeluarga."

"Terimakasih Mahardika, kamu memang sahabat terbaikku."

Kedua Ayah itu kemudian tertawa bersama. Sedangkan yang lainnya hanya tersenyum mendengar percakapan kedua Laki-laki paruh baya yang begitu renyah di dengar.

Pak Akbar tiba-tiba berubah serius, mimik mukanya mengisyaratkan sesuatu hal yang penting.

"Ayesh sesuai dengan kesepakatan kita, jika kamu malam ini tidak membawa pasanganmu maka kamu akan menerima perjodohan yang sudah Ayah atur." Suara pak Akbar mengarah pada Putranya.

"Iya Ayah." Jawab Ayesh malas.

"Begini Yesh, sebab kamu sudah mengenal Silvia dan kalian tampak sudah sangat akrab maka Ayah dan Om Mahardika sepakat untuk...." Ayah Ayesh belum selesai dengan perkataannya, tiba-tiba Ayesh menyela.

Disisi lain Silvia sangat bahagia namanya disebut dan mungkin dirinya lah yang akan dijodohkan dengan Ayesh. Silvia merasa dilambungkan ke Angkasa, hatinya begitu bahagia. Senyum dibibirnya tampak terus mengembang, sebab Pria yang dia kejar-kejar selama ini datang dengan sendirinya.

"Maaf Ayah, Om dan semuanya, Ayesh mohon izin menyela sebelum Ayah melanjutkan. Saya memang menyepakati jika saya malam ini tidak bisa membawa pasangan dalam acara makan malam ini maka saya akan setuju untuk dijodohkan. Tapi bukan berarti Ayah dan Om bisa menentukan siapa yang berhak dijodohkan denganku." Jelas Ayesh tidak ingin dirinya kalah langkah dengan Ayahnya.

"Apa maksud kamu Nak? Pak Mahardika menanggapi.

"Begini Om, saya memang sudah lama kenal dengan Silvia tapi bukan berarti saya berteman dekat dengannya ataupun menjalin hubungan yang lebih dengannya." Ayesh menekankan kata-katanya bahwa dia tidak berhubungan sejauh yang mereka kira dengan Silvia.

Silvia tampak kaget dengan pernyataan Ayesh, sedangkan Doni sudah sejak tadi menahan tawanya melihat muka Silvia yang tampak sudah merah padam menahan emosi.

"Lalu apa yang kamu mau dari semua ini? Apa maksudnya kamu menolak Silvia? Bukankah kita sudah sepakat akan menerima perjodohan ini Nak?"

Ayesh kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Ayah, Om dan semuanya saya tidak menolak perjodohan ini, saya hanya menolak jika harus dijodohkan dengan Silvia. Saya maunya dengan dia." Ayesh mengarahkan jari telunjuknya kepada Hyorin.

Hyorin yang masih menikmati makanannya sambil sesekali menyimak obrolan mereka tiba-tiba tersedak karena saking kagetnya.

Uhukk...uhukk...uhukkk...

Hyoshan dengan sigap menepuk-nepuk punggung Hyorin dan memberinya minum.

"Bukankah aku tidak melanggar kesepakatan kita tempo hari Ayah dan Om." Sambung Ayesh mempertegas kalimatnya dengan masih dalam posisi berdiri.

Hyorin nampak sudah sedikit lebih tenang, dia memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.

"Mohon maaf semuanya, tapi kenapa harus aku? Bukankah itu kesalahannya yang datang kemari tidak membawa pasangan?" Hyorin menatap Ayesh tajam.

"Nona Orin, aku memilihmu! Bukankah itu sudah sangat jelas?" Ayesh tersenyum smirk.

Silvia terlihat sangat kesal dengan Ayesh yang jelas-jelas menolaknya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam jika tidak ingin mempermalukan dirinya lebih dalam lagi.

"Baiklah Nak, Om setuju."

"Ayah juga setuju, bukankah semuanya setuju?"

Semua yang ada disana kompak mengatakan bahwa mereka setuju dengan perjodohan ini kecuali Hyorin dan Silvia yang tampak masih kesal dengan pikiran mereka masing-masing.

Pak Akbar memalingkan wajah ke arah Pak Mahardika sambil menaikkan sebelah alisnya seolah hendak mengatakan bahwa umpan mereka tepat sekali mengenai pancingannya.

Mereka tertawa bahagia dengan keputusan Ayesh karena memang itulah yang dari awal mereka inginkan.

Sekitar pukul Sepuluh malam, keluarga Ayesh pamit undur diri dari kediaman keluarga Mahardika. Pak Mahardika dan Tante Mirna mengantar mereka sampai ke halaman depan.

****

Hyorin yang masih kesal kemudian menuju kamarnya dengan hati yang acak-acakan. Dia tidak bisa menolak keinginan Ayahnya dan Ayah Ayesh. Bahkan Hyorin sampai membanting pintu kamar.

Hyoshan yang tadinya ingin berpamitan untuk pulang ke Apartemen akhirnya mengurungkan niatnya dan bergegas menyusul Hyorin.

"Rin bolehkah Kakak masuk? Hyoshan meminta izin sambil mengetuk pintu.

"Aku ingin sendiri dulu Kak." Tolak Hyorin.

"Kakak mohon izinkan aku masuk sebentar saja Rin."

"Kakak masuk ya Rin?" Hyoshan tetap masuk ke kamar Adiknya meskipun tidak di ijinkan.

Hyoshan melihat Adiknya sedang duduk ditepi ranjang, Hyoshan duduk disamping Hyorin yang tampak sangat kacau.

"Rin Kakak tahu kamu pasti shock dengan semua ini, tapi Kakak mohon jangan bersikap seperti ini, kasihan Ayah." Hyoshan mengelus lembut kepala Adiknya.

Hyorin masih tetap diam.

"Rin sebaiknya kamu pikirkan baik-baik, Ayah melakukan ini tentu demi kebaikan kamu, demi masa depan kamu dan itu menurut Ayah adalah hal besar yang bisa Ayah lakukan untukmu, Ayah tidak ingin kamu menikah dengan orang yang tidak jelas asal-usulnya."

Hyorin masih saja diam, tetap kekeh dengan pendiriannya untuk tidak membuka suara.

"Coba kamu pikir, betapa Ayah menyayangimu Rin, percaya pada Kakak Ayesh adalah orang yang baik. Kakak mengenalnya sejak kecil, kami bahkan tumbuh bersama meskipun kami akhirnya berpisah saat kuliah karena mengambil jurusan yang berbeda."

"Kak....aku tahu keluarga Uncle Akbar adalah keluarga baik-baik. Tapi kenapa harus aku Kak, kenapa bukan Silvia? bukankah sebenarnya yang akan dijodohkan itu Pak Ayesh dan Silvia bukan aku!" Hyorin akhirnya membuka suara.

"Ayesh memilihmu Rin, itu artinya Ayesh lebih menyukaimu dibandingkan Silvia."

"Tapi Kak...."

"Rin Kakak yakin kamu pasti bisa bahagia bersama Ayesh, cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu."

Hyoshan memeluk Adiknya penuh kasih sayang, mencoba menenangkan Adiknya agar lebih bisa bersikap dewasa dalam menghadapi masalah.

Hyoshan mengurai pelukannya.

"Rin Kakak pulang dulu ya, besok masih harus ke Kantor pagi-pagi sekali."

"Kak Oshan tidak menginap saja, bukankah ini sudah larut Kak."

"Tidak Rin, lain kali saja ya."

"Baiklah Kak, hati-hati di jalan ya. Aku menyayangimu."

Hyoshan berlalu dari kamar Hyorin.

Hyorin bringsut masuk ke dalam selimut berharap ini hanya mimpi yang tidak pernah ia harapkan hadir dalam kehidupannya.

Hallo hatiku, kamu apa kabar? Apakah kau begitu menahan sakit?

Hyoshan turun ke bawah melewati ruang tengah, seketika dia berhenti melangkah sebab dirinya mendengar sayup-sayup percakapan antara Tante Mirna dan Silvia di dapur. Mereka tidak tahu jika Hyoshan belum pulang, sedangkan Ayah Hyorin sudah masuk ke kamar.

"Mama kenapa tadi tidak membelaku sih?" Silvia memprotes Mamanya.

"Apa yang harus Mama bela Silvia, bukankah sudah jelas Ayesh itu memilih Orin bukan kamu."

"Ih...Mama...Ayesh itu Laki-laki yang aku incar dari dulu."

"Apa hebatnya seorang Pengacara Silvia, kamu itu harus menikah dengan seorang Pengusaha!"

"Mama...aku mencintai Ayesh Ma." Rengek Silvia.

"Hari gini masih berbicara soal cinta, memangnya kamu lupa akan tujuan kamu Silvia?"

"Aku tidak lupa Ma..."

"Bukankah kamu ingin jadi Putri satu-satunya di rumah ini? Jadi biarkan Orin menikah, kemudian pergi dari rumah ini. Maka akan semakin mudah bagi kita untuk melanjutkan rencana kita."

"Tapi Ma...."

"Tidak ada tapi-tapian, kamu harus menurut. Lupakan cintamu dan fokus pada tujuan kita. Kamu mengerti Silvia!"

Silvia tidak menjawab, hanya mengangguk patuh dengan perkataan Mamanya.

Hyoshan yang masih berdiri di ruang tengah mengepalkan tangannya, gigi-giginya gemertak menahan emosi.

Hyoshan sebenarnya ingin langsung menghampiri Dua wanita Serigala berbulu Domba itu, namun ia urungkan sebab dia tidak mau membuat keributan tanpa bukti. Salah-salah dirinya akan menjadi tertuduh.

Mereka ternyata masih sama liciknya. Dasar wanita tidak tahu malu. Lihat saja suatu hari nanti pasti akan aku balas. Jangan coba-coba menyakiti Ayah dan Adikku!

Hyoshan kemudian berlalu pergi, sebelum kebaradaanya diketahui oleh Ibu dan Anak itu.

Hyoshan dengan pelan membuka dan menutup pintu depan agar tidak menimbulkan suara yang mencurigakan. Hyoshan pun memacu kendaraan meninggalkan kediaman Ayahnya.

****

Ayesh mengantar kedua orangtuanya sampai di halaman rumah kemudian berpamitan untuk kembali ke Apartemen bersama Doni.

"Bro tadi loe keren banget." Puji Doni saat mereka sudah memasuki jalan besar.

"Biasa aja Don."

"Asli loe keren banget Yesh, loe tadi tidak kalah kerennya seperti saat loe sedang berlaga di Persidangan."

"Gue tadi rasanya puas banget bisa mempermalukan Silvia dihadapan semuanya."

"Loe tahu nggak Yesh tadi Silvia kaya sedang nahan emosi, ditolak mentah-mentah sama loe mukanya merah padam."

"Don gue selanjutnya gimana nich, masa Dokter Pribadi gue jadi Istri gue nantinya."

"Loe nggak mau Yesh? Kalau gitu buat gue aja Yesh."

"Enak aja loe Don."

"Eh...ada yang nggak ikhlas nich." Ledek Doni.

"Sialan loe Don, gue cuma nggak mau loe deket-deket sama Dokter Pribadi gue."

"Ok dech pak Bos, tapi kalau loe nggak mau gue mau kok Yesh." Doni msngerling masih terus meledek Ayesh.

Ayesh tidak menjawab, dia hanya menepuk punggung Doni pelan tanda tidak setuju dengan pernyataan Doni.

Doni dalam hati tertawa puas, ternyata sahabat sekaligus Bosnya itu lucu sekali. Dia tidak rela apa yang akan jadi miliknya diambil orang lain.

Ayesh sampai di depan Apartemen, kemudian beranjak naik ke Apartemen setelah melakukan salam perpisahan dengan Doni.

 

Sorry Kak, malam lagi updatenya. 🙏🙏

Terus dukung Author ya, yuk like, komen, vote dan jadikan favourite ya Kak. 🎉🎉🎉🎉

Happy reading Kak 💕💕💕

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

Hrs'a ayesh nanya" ttg orin lwt oshan,, ngobrol" kuliah dmn selama ini,,, scr masa kecil'a kan pnya kenangan

2021-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!