Episode 15

Hyorin beraktivitas seperti biasanya, dia akan ke rumah sakit sesuai dengan jadwal.

Hyorin merasa begitu bahagia sebab sudah sekitar Tiga hari ini Ayesh tidak mengganggunya dan juga tidak menghubunginya sama sekali.

Hyorin sedang berjalan di koridor rumah sakit, dia baru saja melakukan visitasi ke kamar-kamar Pasien yang menjadi tanggungjawabnya. Ketika Hyorin hendak membuka pintu ruang kerjanya, tiba-tiba ponselnya memekik, ada panggilan dari seseorang.

Hyorin dengan segera mengangkat panggilan yang ternyata dari Ayahnya.

"Hallo Ayah." Sapa Hyorin begitu tombol berwarna hijau ia geser ke atas.

"Hallo Rin, apakah kamu sedang sibuk?"

"Aku baru saja memeriksa Pasien Yah di kamar rawat."

"Kamu apakah bisa pulang cepat hari ini?"

"Sepertinya bisa Ayah, ada apa Ayah?" Hyorin balik bertanya.

"Nanti malam kita akan kedatangan tamu special, jadi kita semua harus berkumpul di rumah."

"Baik Ayah aku akan segera pulang begitu pekerjaanku selesai Yah." Jawab Hyorin patuh.

"Selamat bekerja Putriku dan cepat pulang ya?" Ayah tunggu."

Sambungan telfonpun terputus, Hyorin melanjutkan pekerjaannya kembali.

Saat Hyorin sedang berkutat dengan dokumen-dokumen di depannya, tiba-tiba Indra muncul dari balik pintu ruangan Hyorin.

"Hai Rin, kamu sedang sibuk rupanya ya?" Sapa Indra dengan senyum yang terus mengembang.

"Hai Kak, iya nich Kak. Ada beberapa dokumen yang harus aku periksa."

"Wah aku menganggu kamu nich."

"Tidak kok Kak, ini sudah selesai." Hyorin kemudian merapikan dokumen-dokumen yang ada di mejanya.

"Rin nanti malam apakah ada waktu? Aku mau mengajakmu makan malam bersama."

"Maaf Kak, tadi Ayah baru saja menelfon katanya nanti malam rumah kami akan kedatangan tamu, jadinya aku di suruh pulang cepat Kak."

Hyorin merasa tidak enak dengan Indra, karena menolak ajakan Laki-laki yang sebenarnya sangat menggetarkan hatinya itu.

"Baiklah Orin, mungkin lain kali ya." Indra tampak sedikit kecewa dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Maafkan aku ya Kak, aku tidak bermaksud menolak ajakan Kakak tapi...." Hyorin belum selesai dengan kata-katanya namun Indra sudah menyela.

"Tidak apa-apa Rin, mungkin ada acara penting yang mengharuskan kamu juga hadir disana.

"Aku juga tidak tahu Kak, Ayah tidak cerita kalau akan ada acara tapi tadi menyuruh aku segera pulang jika pekerjaan sudah selesai."

Indra melirik jam tangannya, ternyata sudah waktunya untuk makan siang. Kemudian Indra mengajak Hyorin untuk keluar makan siang bersama sebagai ganti makan malam yang tertunda terlaksana.

Hyorin mengiakan demi melihat Pemuda itu tidak kecewa karena tidak bisa makan bersama malam ini.

****

Ayesh tampak mondar mandir di ruangannya menunggu kabar dari Doni yang sudah sejak pertemuannya di Cafe tempo hari pergi ke Jerman untuk mencari informasi yang Ayesh minta.

Ayesh mengetuk-ngetukkan jari-jemarinya di meja, terlihat sekali kegugupan dan kegundahan di hatinya.

Kenapa bocah itu belum memberikan kabar apapun kepadaku, sudah Tiga hari padahal ini sejak kepergiannya.

Ayesh masih terus menggerutu, pikirannya kacau. Tiba-tiba orang yang ditunggu-tunggu muncul di ambang pintu ruangannya.

"Don bagaimana hasilnya?" Ayesh menyerbu Doni dengan pertanyaan padahal Doni belum duduk karena sudah tidak sabar mendengar kabar dari Doni.

"Sabar dulu pak Bos, tidak sabaran sekali." Doni terkekeh.

"Aku tidak bercanda Don, cepat katakan apa informasi yang kamu dapatkan."

Ayesh dan Doni menggunakan bahasa yang formal karena sedang berada di Kantor, berbeda jika mereka sedang di luar Kantor tidak akan terlihat bahwa mereka adalah Bos dan Asistennya.

"Aku tidak bisa menemukan gadis itu di Jerman, dari keterangan pihak Universitas gadis itu sudah lulus dan sudah pulang ke Negaranya sejak sekitar Tiga minggu yang lalu."

"Lalu apa informasi yang kamu dapatkan dari pihak Universitas?"

"Tidak ada yang bisa aku peroleh, sebab pihak Universitas memiliki Kode Etik tidak boleh memberikan data mahasiswa maupun alumninya kepada pihak luar."

"Percuma kamu jauh-jauh sampai ke Jerman kalau hasilnya tetap nihil Don, buang-buang waktu saja." Ayesh sangat kecewa dengan hasil yang Doni peroleh.

"Kamu tenanglah, kita pasti akan menemukan gadis itu." Doni mencoba meyakinkan Ayesh.

"Nasib aku bagaimana Don? ini sudah jatuh tempo dari waktu yang diberikan Ayah."

"Kita jalankan plan B." Jawab Doni mantap.

"Simalakama buat aku Don."

Doni menepuk bahu Ayesh untuk menguatkan sahabatnya itu.

Ayah Ayesh datang dan menghampiri Ayesh dan Doni yang sedang mengobrol.

"Don kapan kamu kembali?"

"Saya baru saja sampai Om." Jawab Doni.

Pandangan Pak Akbar mengarah pada Ayesh.

"Bagaimana Yesh, apakah kamu sudah siap untuk nanti malam?"

Ayesh hanya terdiam dan membuang muka tidak menanggapi perkataan Ayahnya. Perkataan Pak Akbar, bagi Ayesh seolah mengejek dirinya.

"Baiklah Yesh, Ayah yakin kamu akan membawa pasanganmu nanti malam. Ayah tunggu Yesh!"

Pak Akbar berlalu meninggalkan Ayesh dan Doni sambil tersenyum miring, sebab Pak Akbar tahu bahwa Ayesh tidak akan membawa siapapun nanti malam.

****

Pak Akbar dan Istrinya sudah siap untuk menghadiri makan malam yang sudah dipersiapkan oleh keluarga Mahardika. Waktu sudah menunjukkan pukul Tujuh malam namun Ayesh tak kunjung datang untuk menjemput mereka.

Ayesh dan orang tuanya memang tinggal terpisah, sebab Ayesh ingin hidup mandiri.

Pak Akbar sibuk menelfon anaknya yang sudah pasti akan membuat dirinya terlambat. Tidak berselang lama, Ayesh muncul di halaman rumah Orang Tuanya. Ayesh sengaja membawa Doni ikut serta dan sekaligus menjadi drivernya malam ini.

"Maaf Ayah...Ibu...aku terlambat datang." Ucap Ayesh sambil lari-lari kecil menemui Ayah dan Ibunya yang tampak sudah mondar-mandir khawatir Putranya tidak akan datang malam ini.

Ayesh kemudian mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan mengajak Ayah dan Ibunya agar segera naik ke dalam m

Mobil.

"Ayesh kamu itu selalu membuat Ayah dan Ibu khawatir, kami pikir kamu akan mangkir dari makan malam ini." Pak Akbar membuka percakapan begitu mereka semua sudah masuk ke dalam Mobil dan siap melakukan perjalanan ke rumah Hyorin.

"Maafkan aku Ayah."

"Sudahlah Nak tidak apa-apa." Ibu Ayesh membela Putranya.

"Lalu dimanakah pasanganmu Yesh kenapa tidak ikut serta?" Tanya Pak Akbar lagi dengan hati yang penuh kemenangan.

Ayesh hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Ayahnya.

"Pasangan Ayesh sudah berada di rumah Tuan Mahardika Om." Doni membuka suaranya setelah beberapa menit yang lalu hanya menjadi pendengar setia.

"Benarkah? Hahahhaaa..." Ayah Ayesh tertawa mendengar pernyataan dari Doni.

Ayesh masih saja mengunci mulutnya rapat-rapat, dia tidak mau membuat suasana semakin tidak kondusif bagi dirinya yang sedang menggalau berat.

Tidak terasa setelah melalui perjalanan kurang lebih Tiga Puluh Lima menit, Mobil yang dikendarai oleh Doni memasuki pelataran rumah keluarga Mahardika. Pintu gerbang dibuka oleh Satpam rumah Hyorin setelah melihat tamu istimewa Tuannya telah tiba.

"Selamat malam Tuan." Sapa Pak Satpam itu.

"Malam Mang." Jawab Doni mewakili keluarga Ayesh.

"Silahkan masuk Tuan dan Nyonya." Satpam itu mempersilahkan Ayesh dan keluarganya masuk ke dalam.

"Terimakasih Mang."

Ayesh dan keluarganya disambut oleh keluarga Mahardika, disana ada Pak Mahardika, Ibu Mirna, Silvia bahkan Hyoshan juga ada. Yang tidak terlihat justru Hyorin, entah dimana gadis itu.

Hyoshan menyambut kedatangan Ayesh yang tak lain adalah sahabatnya.

"Hallo Bro, lama sekali kita tidak pernah bertemu." Sapa Hyoshan begitu melihat Ayesh mendatangi kediaman orangtuanya.

"Hai Oshan, loe tambah ganteng saja sekarang."

Hyoshan dan Ayesh kemudian berpelukan sebagai sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

Sebenarnya Hyoshan dan Ayesh tinggal di Apartemen yang sama bahkan di lantai yang sama, namun mereka berdua tidak ada yang mengetahuinya satu sama lain.

"Ayo masuk Bro." Hyoshan mengajak Ayesh masuk yang diikuti oleh Doni.

Silvia yang mengikuti mereka masuk tampak tersenyum penuh arti, mengetahui tamu special Ayah Tirinya itu adalah Ayesh dan keluarganya.

Silvia sendiri sudah mengetahui dari Ibunya, bahwa makan malam kali ini adalah untuk acara perjodohan, hanya saja dia tidak tahu siapakah yang akan dijodohkan.

Hyoshan mempersilahkan Ayesh dan Doni duduk di ruang tengah, terpisah dengan kedua orang tuanya yang sedang mengobrol di ruang tamu. Silvia juga tampak duduk bersama kedua orang tua Ayesh untuk memperkenalkan dirinya.

Hyoshan, Ayesh dan Doni mengobrol santai dengan sesekali diikuti tawa.

Ayesh menangkap bayangan Hyorin yang sedang membantu menata meja makan. Hyorin sudah berdandan rapi dan terlihat cukup menawan, namun dia tidak sungkan untuk turun tangan merapikan meja makan.

Hyoshan memanggil Adiknya yang tampak sudah selesai dengan aktivitasnya.

"Orin sini bentar, Kakak mau memperkenalkan kamu sama seseorang." Panggil Hyoshan agar Hyorin mendekat.

Hyorin yang sedari tadi tidak menyadari keberadaan Ayesh kemudian mendekat menghampiri Kakaknya.

"Iya Kak..." Jawab Hyorin.

Betapa terkejutnya Hyorin saat tahu siapa tamu yang datang malam ini.

"Ayesh ini Adik gue." Hyoshan memperkenalkan Hyorin.

"Hai Orin, kita bertemu lagi." Ayesh mengulurkan tangannya untuk menyalami Hyorin.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Hyoshan bingung.

Hyorin mencebik, kemudian mengangguk dan meraih tangan Ayesh demi menghormati uluran tangan Laki-laki itu.

"Bagus kalau begitu Bro." Hyoshan menepuk pundak Ayesh.

"Yesh kamu masih ingat anak kecil yang dulu pernah loe buat nangis gara-gara mainannya loe buang?"

Ayesh tampak mengenang masa lalunya yang suka sekali bermain ke tempat Hyoshan. Ayesh tersenyum mengingat kejadian itu.

"Nih lihat dia sudah segede gini Yesh, awas aja kalau loe bikin dia nangis lagi." Hyoshan berkata sambil menggandeng tangan Adiknya.

Hyorin masih sama, tidak ingin merespon apapun yang Kakaknya dan Ayesh bicarakan meskipun yang sedang diomongkan adalah dirinya waktu masih kecil.

Di ruang tamu para orang tua masih mengobrol dengan asyiknya, mereka bercengkrama penuh keakraban. Silvia sesekali memandang ke ruang tengah yang tampak begitu hangat suasananya.

Silvia merasa tidak suka Hyorin terlihat akrab dengan Ayesh, padahal kenyataannya Hyorin hanya berusaha menghormati tamunya secara wajar.

Ayah Hyorin tiba-tiba memanggil Hyorin untuk ke ruang tamu.

"Orin sini sebentar sayang."

"Baik Ayah."

Hyorin menuju ke ruang tamu, tempat dimana kedua orang tua Ayesh dan keluarganya bercengkrama.

Hyorin menyapa kedua orang tua Ayesh dan menyalami kedua orang tua itu kemudian mencium punggung tangan keduanya dengan takzim.

"Selamat malam Om, Tante."

"Selamat malam Nak." Jawab Ibu Ayesh penuh sayang.

Silvia merasa iri melihat pemandangan di depannya.

"Rin apakah makan malamnya sudah siap?" Tanya Tante Mirna.

"Sudah Tante."

"Kalau begitu mari kita makan malam dulu, nanti kita lanjutkan lagi ngobrolnya."

Tante Mirna mempersilahkan tamunya untuk menuju ke meja makan.

 

Hai Kak, terus dukung Author ya.

Yuk like, komen, vote dan jadikan favorit ya biar Author tambah semangat updatenya. 🤗🤗🤗

Happy reading 💕💕

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!