Episode 12

Suasana dalam Mobil Ayesh cukup hening, baik Ayesh maupun Doni tak ada yang membuka suaranya.

“Bro kenapa loe tadi keluar dari rumah Dokter Orin kok murung gitu?” Doni memecah keheningan.

“Tidak habis pikir gue kenapa gadis murahan itu ada di rumah Om Mahardika.”

“Gadis murahan siapa maksud loe?”

Ayesh dan Doni memang bersahabat sejak mereka masih sama-sama kuliah, jika di luar Kantor obrolan mereka akan lebih santai dari pada saat berada di Kantor mereka menggunakan bahasa yang lebih formal.

“Silvia.” Jawab Ayesh singkat.

“Silvia yang tergila-gila sama loe itu Yesh?”

“Heemmmm.”

“Busyettt…ketemu dia lagi loe.” Doni tertawa mendengar jawaban Ayesh.

Ayesh hanya terdiam, sebenarnya Ayesh tidak suka harus bertemu dengan Silvia lagi. Sebab gadis itu pernah hampir menjebak Ayesh agar tidur dengannya. Untung saja hal itu tidak sampai terjadi karena Doni mengetahui rencana jahat Silvia. Sehingga Doni berhasil membawa Ayesh pergi sebelum semuanya menjadi malapetaka bagi Ayesh.

“Yesh sebaiknya loe segera nikah aja.” Saran Doni.

“Gila loe Don, nikah sama siapa gadis yang gue cari aja belum ketemu.”

“Dokter Orin.”

“Nggak usah bercanda loe Don.”

Suasana kembali hening, mereka berdua tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Tidak terasa Ayesh sudah sampai di depan Apartemennya setelah menempuh perjalanan hampir Empat Puluh Lima menit.

“Don gue naik dulu ya.”

“Ok Bos, gue pamit ya.”

Doni kemudian melajukan Mobilnya.

Sepeninggal Doni Ayesh masuk ke Apartemennya, dia merebahkan tubuhnya di kasur besar yang dia tempati seorang diri.

Pikirannya terus saja mengingat kejadian tadi saat Silvia memeluknya tanpa aba-aba.

Dasar gadis tidak tahu malu, dari dulu tetap saja sama murahannya. Kesal Ayesh di dalam hatinya.

Ayesh mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Hyorin sebelum akhirnya dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.

Ayesh

Dokter Orin besok pagi-pagi sekali tolong datang ke Apartemenku!

Sampai Ayesh keluar dari kamar mandi, belum ada pesan balasan dari Hyorin.

“Kemana dia sich, kenapa pesanku diabaikan. Baru jam segini masa sudah tidur, Dokter Pribadi itu harusnya stand by.” Ayesh bermonolog.

****

Hyorin baru saja selesai dari kegiatan mandinya, dia masih menggunakan bathrob mandinya dan mematut dirinya di cermin.

Rambut Hyorin masih basah karena tadi dia berendam cukup lama. Tiba-tiba dia teringat ponselnya, Hyorin hendak membuka pesan yang Ayesh kirimkan tapi keduluan ada panggilan video call masuk dari Ayesh.

Hyorin dengan malas mengangkat panggilan itu.

Tampak wajah Ayesh memenuhi layar ponsel.

“Dokter Orin kemana saja kamu, kenapa pesanku tidak di balas?”

“Pak ini sudah malam sebaiknya jangan mengganggu saya.”

“Besok kamu ke Apartemenku pagi-pagi sekali titik.”

“Memangnya Anda sakit Pak?”

Ayesh tidak menjawab, dia terpesona melihat Hyorin yang begitu segar setelah mandi. Hyorin tampak lebih menawan di mata Ayesh tanpa make up sedikitpun, walaupun memang Hyorin seringkali memoles wajahnya dengan riasan yang tipis.

“Hallo…” Hyorin membuyarkan lamunan Ayesh.

“Besok aku tunggu! Jam Tujuh kamu sudah harus berada disini tidak boleh terlambat!”

Panggilan pun diakhiri.

Sebenarnya Hyorin sudah berencana besok akan menemui Nita dan mengajaknya jalan-jalan karena weekend dan Hyorin ingin berkeliling Kota. Tapi rencananya gagal total karena manusia itu.

Hyorin baru teringat kalau dirinya saat melakukan video call dengan Ayesh belum berganti pakaian dan masih memakai bathrob.

“Mampus aku, apa yang dia lihat tadi.”

Hyorin menangkup wajahnya karena malu khawatir Ayesh akan melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat sebab mereka bukanlah pasangan suami istri.

Hyorin tampak kesal pada dirinya sendiri kenapa dia begitu ceroboh.

****

Keesokan harinya Hyorin bergegas menuju Apartemen Ayesh, dia mengendarai sepeda motor miliknya supaya lebih cepat dan tidak terjebak macet.

Saat Hyorin sampai di depan gedung Apartemen Ayesh, waktu sudah menunjukkan jam Tujuh kurang Lima menit. Hyorin buru-buru naik takut terlambat.

Hyorin memencet bel, tidak berapa lama pintu terbuka.

“Silahkan masuk Dokter Or…” Ucapan Ayesh terhenti karena keduluan Hyorin yang berteriak.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa…” Hyorin berteriak sambil menutup wajahnya.

“Tidak usah teriak, cepat masuk!”

Hyorin berteriak karena Ayesh bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

Saat Hyorin datang, memang Ayesh baru menyelesaikan acara mandi paginya, belum sempat berganti pakaian dia mendengar suara bel berbunyi. Tidak ingin membuat tamunya menunggu lama Ayesh kemudian membukakan pintu untuk tamunya itu, tanpa peduli dirinya yang hanya memakai handuk.

“Aku tidak mau masuk, Anda harus berpakaian terlebih dahulu.”

“Baiklah, kamu silahkan duduk dulu!”

Ayesh memasuki kamarnya untuk berganti pakaian, Hyorin mengedarkan pandangannnya ke seluruh ruang Apartemen Ayesh.

Ruangannya di desain cukup maskulin, dominasi warna gelap ada di beberapa sisi. Ruangannya ditata cukup rapi untuk ukuran seorang Laki-laki yang tinggal sendirian.

Saat Ayesh membawanya masuk ke Apartemen ini dengan paksa beberapa hari yang lalu, Hyorin tak sempat melihat isi dalam ruangan itu sebab rasa tak sukanya lebih mendominasi oleh karena dirinya harus ada disana waktu itu.

Hyorin sebenarnya merasa tidak nyaman dan sungkan harus masuk ke Apartemen seorang Laki-laki yang tinggal sendirian. Namun, demi memenuhi tanggungjawab dan profesionalitas atas sebuah profesi yang dipilihnya hal ini harus dilakukannya.

Pandangan Hyorin tertahan pada suatu benda yang sangat ia kenali tergantung di lemari transparan yang ada di ruangan itu. Hyorin mendekati lemari itu dan hendak membukanya.

“Eheeeemmm.” Suara deheman Ayesh mengagetkan Hyorin.

Hyorin membalikkan tubuhnya.

“Siapa yang menyuruh kamu membuka lemari itu?”

“Tidak ada.” Jawab Hyorin ketus.

“Lalu?”

“Itu milikku yang ada di dalam lemari.” Hyorin menunjuk benda yang ia maksudkan.

“Apa kau yakin?"

“Sangat yakin.” Jawab Hyorin mantap.

“Kembalikan itu milikku!" Sambung Hyorin.

“Aku tidak akan pernah memberikannya, pemilik jaket itu sudah mengacaukan hariku jadi biarkan tetap disana agar aku terus mengingat perbuatannya.”

Hyorin diam saja, karena percumah melawan si Tuan Arogan yang gila. Paling tidak dia tahu dimana jaket pemberian Ibunya kini berada.

“Sini duduklah, kalau itu memang milikmu suatu saat akan aku kembalikan.” Ayesh menepuk-nepuk sofa kosong disebelahnya, agar Hyorin duduk.

Hyorin bergidik ngeri, sebab belum pernah dia menemui orang yang seperti Ayesh. Hyorin kemudian duduk di sisi yang lebih jauh dari Ayesh.

“Cepat katakan kenapa aku harus kesini sepagi ini?”

“Hari ini kamu harus menemaniku!” Perintah Ayesh.

“Tugas saya sebagai Dokter bukan sebagai teman Anda, jadi untuk apa saya harus menemani Anda ini di luar kontrak kerjasama kita.”

“Saya tidak mau tahu, kamu harus tetap disini!”

“Saya tidak mau, saya permisi.”

Hyorin beranjak dari tempat duduknya, seketika itu Ayesh bangkit menahan Hyorin agar tidak pergi. Ayesh menahan tangan Hyorin saat gadis itu hendak bangkit.

“Lepaskan aku Pak!”

“Panggil aku Ayesh.”

Ayesh mendekatkan wajahnya ke wajah Hyorin, mata Elang Ayesh terus saja menatap dengan tatapan penuh intimidasi. Aroma vanilla masuk ke rongga hidung Ayesh, menusuk hidungnya begitu dalam terasa sangat memabukkan.

Ayesh tiba-tiba menempelkan bibirnya ke bibir Hyorin. Gadis itu tersentak kaget atas apa yang dilakukan Ayesh. Hyorin mendorong tubuh Ayesh namun pemuda itu tak bergeming sedikitpun.

Dia terus menciumi bibir Hyorin dengan lembut meskipun tanpa balasan dari Hyorin. Ayesh baru melepaskan ciumannya itu setelah hatinya cukup puas.

“Anda sungguh kurang ajar!!” Hyorin hendak menampar Ayesh, namun Pemuda itu menangkap tangannya.

“Bukankah ini yang seorang gadis inginkan saat bersama seorang Pria?”

“Anda anggap aku apa Pak? Perempuan murahan?” Hyorin berkata dengan kemarahan yang sudah memuncak.

“Bukankah kau sama dengan saaudaramu itu yang tak tahu malu?”

“Siapa yang Anda maksudkan Pak?”

“Silvia!” Pekik Ayesh.

“Anda mengenal Silvia?” Tanya Hyorin.

“Jangan samakan aku dengan gadis itu, dia saudara tiriku. Dia berbeda denganku karena aku dilahirkan dari seorang Ibu yang mendidikku dengan sangat baik, bahkan ciuman pertama yang akan aku berikan kepada Suamiku nanti Anda sudah mengambilnya.” Hyorin berbicara dengan sangat lantang dengan disertai amarah yang seolah sudah memenuhi ubun-ubunnya.

Deeegggg….

Ayesh sungguh merasa bersalah karena dia menganggap Hyorin sama dengan Silvia. Dia pikir mereka sama mudahnya untuk menyerahkan tubuhnya ke dalam pelukan seorang Laki-laki.

“Anda benar-benar orang yang sangat kurang ajar. Saya permisi!”

Hyorin keluar dari Apartemen Ayesh, dengan terus mengelap bibirnya menggunakan tisu.

Dia tidak ingin ada jejak Laki-laki itu yang masih menempel di bibirnya. Dia sangat kesal, hatinya kacau.

Menghadapi Pria gila itu sungguh memuakkan, dia pikir aku ini apa, perempuan murahan? Tuhan kenapa kau pertemukan aku dengan orang gila itu. Masalahku sudah terlalu banyak, kenapa kau tambahkan dengan menghadirkan pemuda gila dalam hidupku Tuhan.

Sepanjang perjalanan menuju ke parkiran, hati Hyorin tak henti berceloteh.

Kak Indra maafkan aku, aku tidak bisa menjaga apa yang seharusnya aku berikan kepadamu jika kamu jodohku. Hyorin bermonolog di dalam hatinya sambil terus mengendarai motornya.

Hyorin tidak ingin langsung pulang ke rumahnya, karena jika dia pulang itu sama saja akan menambah kesal dirinya yang harus bertemu dengan Silvia.

Hyorin tidak tahu hubungan Ayesh dengan Silvia namun hatinya terasa kesal sebab dia dibawa-bawa ke dalam masalah yang dia tidak tahu apa yang hal itu telah merugikan dirinya saat ini.

Cinta pertama Hyorin adalah Kak Indra. Hyorin cukup bahagia bisa bertemu dengan p

Pria itu lagi.

Hyorin terus berharap Kak Indra mengetahui perasaannya meskipun tanpa Hyorin ungkapkan. Tapi kini waktu untuk bertemu Kak Indra saja sangat jarang karena Ayesh seringkali mengganggunya sama seperti kejadian di Mall tempo hari.

****

Sepeninggal Hyorin dari Apartemennya, Ayesh mengambil jaket Hyorin yang ia gantung di lemari kaca. Ayesh memandangnya dengan sendu sambil terus menciumi aroma vanilla pada jaket itu yang kini sudah seperti candu baginya.

Ayesh merebahkan tubuhnya di sofa, meringkuk sambil memeluk jaket itu.

“Orin maafkan aku, aku telah salah menilaimu.” Sesal Ayesh.

“Seandainya kau adalah gadis yang di Jerman waktu itu, aku pasti akan segera meminta Ayah untuk melamarmu tanpa ragu demi menebus semua kesalahanku. Meskipun hal yang tadi aku lakukan bukanlah hal yang fatal tapi aku tahu kamu sangat sedih atas apa yang telah hilang darimu.”

Ayesh mengambil ponselnya dan terus menghubungi Hyorin untuk meminta maaf, namun gadis itu mengabaikannya. Pesan yang Ayesh kirimkan pun tak di gubris oleh gadis itu.

Berpuluh-puluh pesan yang Ayesh kirimkan tak ada satupun yang dibalas, dibacapun sepertinya tidak.

Ayesh merasa sangat frustasi dengan keadaan ini, kewibawaan sebagai seorang pengacara runtuh sudah.

Aaaarrgggggghhh.....

 

Hai Kak, maaf ya Author updatenya malam karena ada hal yang harus Author kerjakan.

Jangan lupa dukung Author dengan like, komen, vote dan jadikan favorite ya supaya tidak ketinggalan update dari Author.

happy reading Kak 💕💕💕

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!