Hyorin dan Nita sampai di Mall yang mereka tuju, keduanya langsung memasuki Mall dengan antusias. Di kejauhan nampak Ayesh mengamati pergerakan kedua gadis itu.
Sebenarnya Ayesh tadi dalam perjalanan pulang dari Kantor, namun netranya melihat bayangan gadis yang tadi siang menandatangani kontrak bersamanya.
Karena penasaran Ayesh menyuruh Doni Asistennya untuk menepikan Mobil yang mereka naiki dan langsung mengikuti kedua gadis itu dari kejauhan.
Di dalam Mall Nita nampak berjalan kesana kemari persis orang yang baru pertama kali masuk ke Mall. Setelah sekian lama berjalan-jalan di sekitaran Mall dan tidak membeli apapun, perut Hyorin terasa lapar.
“Nit…aku lapar nich, kita makan dulu yuk sebelum lanjut jalan-jalan.”
Nita mengangguk dan mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Mereka berdua masuk ke sebuah Restoran yang ada di dalam Mall, Nita memesan makanan tidak lupa minuman dingin. Hyorinpun melakukan hal yang sama, sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka mengobrol santai sambil sesekali tertawa.
“Eheeemmmmm….”
Deheman seseorang tiba-tiba mengusik keasyikan mereka.
“Kak Indra?” Wajah Hyorin tiba-tiba merona.
“Boleh gabung?”
“Boleh banget Dok, iya kan Rin?” Nita berkata sambil mengerlingkan matanya kepada Hyorin.
“Iya boleh Kak.”
“Ciee…ada yang salah tingkah nich?” Ledek Nita kepada Hyorin.
“Apaan kamu Nit.” Jawab Hyorin kesal dengan temannya itu.
“Kalian kenapa kesini tidak ajak-ajak?”
“Maaf Kak, tadi Nita yang ngajak kesini tanpa rencana.”
Di meja lain, Ayesh terus mengamati interaksi ketiganya. Ayesh sangat penasaran kenapa muncul Pemuda yang cukup tampan yang sangat akrab dengan Hyorin dan temannya itu.
Hyorin dan teman-temannya terus berbincang dengan santai. Tiba-tiba ponsel Hyorin berdering, nomor yang tidak dikenal menghubunginya. Hyorin sedikit ragu untuk mengangkat panggilan telfon itu.
“Siapa Rin?” Tanya Kak Indra.
“Aku tidak tahu Kak, nomor baru.”
“Jawab saja dulu Rin, siapa tahu ada yang penting.” Perintah Kak Indra.
Hyorin mengangkat telfon itu, sebenarnya Hyorin merasa malas karena tidak ingin diganggu saat ini. Namun, panggilan dari nomor yang sama terus berdering beberapa kali.
“Hallo Dokter Orin aku tahu kamu ada dimana, sekarang ke tempatku. Ini perintah!”
Hyorin menyapu seluruh ruangan, matanya menangkap wajah seseorang yang datar tanpa ekspresi. Hyorin kaget kenapa orang gila itu ada di tempat yang sama dengannya saat ini.
Sebenarnya Hyorin tidak mau bertemu dengan orang itu sekarang. Hyorin terpaksa menemui orang yang tadi menelfonnya.
“Nit, Kak Indra aku tinggal dulu sebentar ya.” Pamit Hyorin.
“Mau kemana Rin?” Tanya Nita.
“Aku ke depan dulu sebentar ya.”
Hyorin bangkit meninggalkan kedua temannya, Hyorin bingung karena Ayesh sudah tidak ada di tempatnya.
“Kamu mencariku Dokter Orin?" Laki-laki itu tiba-tiba muncul dari arah belakang.
“Ish…mengagetkan saja.” Hyorin memegang dadanya karena kaget.
Sekilas Ayesh melihat liontin itu masih bertengger di leher jenjang milik Hyorin.
Gadis ini masih memakai liontin yang sama.
“Kenapa jam segini belum pulang, malah keluyuran.” Ayesh berkata masih dengan wajah yang datar.
“Apa urusan anda menanyakan hal itu?”
“Ayo sekarang kita pulang!” Ayesh bukannya menjawab pertanyaan Hyorin malah menautkan tangannya ke lengan Hyorin dan segera membawanya dengan paksa keluar dari Mall.
“Lepaskan aku!!! aku tidak mau pergi. Lepaskan!!! Kalau tidak aku akan teriak!!” Ancam Hyorin sambil memukul-mukul lengan Ayesh.
“Teriak saja, aku akan bilang kalau kamu Anak Bandel yang sudah sore masih keluyuran.” Ayesh tak kalah sengit.
“Menurut atau aku akan lebih menyakitimu!!!”
Ayesh membuka pintu Mobilnya dan mendorong tubuh Hyorin agar masuk ke dalam Mobil. Sedangkan dia memutari mobilnya untuk kemudian masuk dan duduk di sebelah Hyorin di kursi belakang.
Ayesh memerintahkan Doni untuk segera memacu kendaraannya meninggalkan area Mall.
“Tuan Ayesh, tolong turunkan aku!!" Teman-temanku masih ada disana. Mereka pasti akan mencariku.”
“Mana ponsel kamu?” Ayesh memerintah sambil menengadahkan tangannya meminta ponsel Hyorin.
“Tidak…aku tidak mau memberikannya padamu.”
“Cepat…!!!”
Hyorin akhirnya menyerah, dia pasrah ponselnya disita.
Doni yang melihat semua itu hanya tersenyum. Doni merasa aneh dengan Ayesh, karena baru kali ini Ayesh sangat posesif dengan seorang gadis, bahkan gadis itu baru ia kenal akhir-akhir ini.
Doni menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya yang seperti tidak ada yang mau kalah.
“Anak baik.” Ayesh mengacak rambut Hyorin.
Hyorin hanya mendesis sebal dengan tingkah Ayesh yang seenaknya sendiri.
“Katakan berapa nomor temanmu itu!”
Hyorin tidak mau menjawab sama sekali.
“Katakan cepat! atau kamu ingin temanmu itu khawatir?”
“Temanku itu Nita, cari saja kontaknya di ponselku.”
Ayesh tampak mencari kontak dengan nama “Nita” kemudian Ayesh menelfonnya menggunakan ponsel Hyorin.
“Hallo Rin, kamu ada dimana? kenapa kamu tidak segera kembali?” Nita tampak heboh diseberang sana.
“Hallo…kamu jangan mengkhawatirkan temanmu, dia aman bersamaku. Kamu pulang saja!"
“An..Anda siapa? Kenapa ponsel Orin ada pada Anda?”
Ayesh tidak menjawab pertanyaan Nita dan langsung menutup panggilan telfonnya.
“Tuan Anda itu begitu aneh, Anda itu sungguh tidak jelas. Menjengkelkan, kembalikan ponselku!”
Ayesh memberikan ponsel Hyorin kembali.
Hyorin tahu Nita pasti akan sangat khawatir padanya. Kemudian Hyorin mengirimkan chat pada Nita.
Hyorin
Nit kamu pulanglah, aku tidak apa-apa. Ada hal penting yang harus aku urus, maafkan aku tidak pamit tadi. 🙏
Nita
Orin kamu membuatku khawatir, aku kira kamu diculik. 😭😭😭
Hyorin
Tidak Nit, kamu pulanglah. Sampaikan maafku untuk Kak Indra ya Nit. Minta tolong Kak Indra untuk mengantarmu pulang.
Nita
Ok Rin, kamu hati-hati ya...bye Orin. 💕💕💕
Hyorin
Bye Nit, kamu juga ya hati-hati di jalan. 💗💗💗
Chat pun diakhiri, Hyorin sedikit merasa lega sekarang karena Nita tidak mengkhawatirkannya lagi.
“Sudah chatnya?” Tanya Ayesh memecah keheningan.
Hyorin tidak menjawab, dia hanya memanyunkan bibirnya. Ayesh merasa gemas dengan tingkah Hyorin.
Entah apa maunya Ayesh sebenarnya, Hyorin sungguh tidak paham dengan orang yang ada dihadapannya sekarang ini.
Hyorin merasa perjalanan yang biasanya dia tempuh dengan cepat serasa begitu lama, entah karena dia sedang kesal atau karena ada seonggok es batu di sebelahnya.
“Sudah sampai Tuan.” Doni menginteruksi.
Ayesh kemudian turun dan membukakan pintu untuk Hyorin. Dia mengikuti Hyorin masuk ke halaman rumah setelah satpam membukakan pintu gerbang untuk mereka.
Doni memarkirkan mobil di halaman rumah Hyorin, sedang Ayesh mengekori Hyorin masuk.
Di dalam rumah, ternyata Ayah Hyorin sudah sampai di rumah. Pak Mahardika melihat kedatangan putrinya bersama Ayesh.
“Nak Ayesh, mari silahkan duduk.” Perintah Ayah Hyorin.
“Baik Om.”
“Nak Ayesh kok repot-repot mengantar Orin?”
“Tidak repot Om, kami hanya tidak sengaja bertemu tadi.”
“Oh begitu rupanya.”
Hyorin masih berdiri di tempatnya tanpa berbicara apapun, dia masih kesal. Di depan Ayahnya Ayesh begitu ramah. Tapi berbeda tadi ketika di Mall bahkan dia membawanya pulang dengan paksa.
“Rin buatkan minum untuk Ayesh Nak.” Pinta a
Ayahnya.
“Biarkan Mbok Nah saja yang membuatkan Yah, aku capek sekali mau ke kamar dulu.”
“Tidak boleh begitu Nak, masa kamu kaya gitu tidak sopan.”
“Biarin saja Yah, aku naik dulu.”
Hyorin berlalu pergi untuk masuk ke kamarnya di lantai dua. Sebelum Hyorin mencapai pintu tiba-tiba Silvia yang sudah ada di rumah berhambur ke ruang depan menemui Ayesh dan langsung mencoba memeluk Ayesh, namun Ayesh menepisnya dengan ekspresi tidak suka.
Hyorin melihat pemandangan itu dan tertawa kecil melihat tingkah aneh Silvia yang sembarangan memeluk orang.
Silvia belakangan ini Hyorin ketahui sebagai saudara tirinya karena Tante Mirna ternyata sudah menikah dengan Ayahnya sejak Dua tahun yang lalu. Kenyataan yang sungguh belum bisa Hyorin terima namun demi kebahagiaan Ayahnya, Hyorin tidak boleh egois.
“Kalian sudah saling kenal rupanya?” Tanya Ayah Hyorin.
“Sudah Ayah, dia Kakak tingkatku waktu kuliah dulu Yah, hanya kami berbeda Jurusan.” Jawab Silvia yang tampak berbinar tanpa merasa malu sedikitpun pelukannya ditolak.
“Baguslah kalau begitu Nak, silahkan kalian ngobrol Om pamit masuk dulu ya sebentar ke dalam.”
“Om saya pamit saja ya, sudah terlalu malam. Kasian Doni menunggu di depan.” Ayesh berkata demikian sambil melirik Hyorin yang ternyata belum masuk ke kamarnya.
“Lho tidak makan malam dulu disini Nak? Tante sudah menyiapkan makanan di meja makan.”
“Lain kali saja Om, kapan-kapan saya akan kesini lagi.” Tolak Ayesh sopan.
“Oh baiklah Nak, hati-hati di jalan ya. Terimakasih sudah mengantarkan Anak Om."
“Hati-hati di jalan Kak Ayesh.” Silvia terus mengembangkan senyumnya.
Ayesh hanya menanggapi Silvia dengan datar dan berlalu pergi dari kediaman Om Mahardika.
Ayesh baru tahu kalau Silvia tinggal bersama Hyorin. Setahu Ayesh Om Mahardika hanya mempunyai Dua orang anak yaitu Hyorin dan Kakak Laki-lakinya yang merupakan sahabat baik Ayesh.
Sial kenapa harus bertemu dengan gadis murahan itu disini. Umpat Ayesh dalam hatinya.
Ayesh tampak kesal, wajahnya mengisyaratkan sebuah kebencian yang tertahan.
“Kenapa Bro, murung gitu?” Tanya Doni begitu Ayesh memasuki Mobil.
“Ketemu sama cewek tidak tahu malu di dalam.”
“Siapa? Dokter Orin?”
“Bukan.” Jawab Ayesh singkat.
Doni kemudian melajukan kendaraan yang mereka naiki menuju Apartemen Ayesh.
Sepeninggal Ayesh dari rumahnya, Hyorin memasuki kamarnya. Ketika Hyorin mau masuk ke kamar mandi. Tiba-tiba Silvia masuk ke kamar Hyorin tanpa permisi.
“Rin…kenapa kamu pulang diantar Kak Ayesh?”
“Kami tidak sengaja bertemu.”
“Kalian saling kenal?”
“Dia pasienku.” Jawab Hyorin singkat karena tidak mau berlama-lama berbicara dengan Silvia.
“Oooo…jangan pernah kamu jatuh cinta sama dia. Kak Ayesh milikku!" Silvia memberikan peringatan.
“Kamu bicara apa sich, aku tidak tertarik. Keluar sana aku mau mandi!”
Silvia pun keluar dari kamar Hyorin dengan perasaan bahagia, karena dia tahu Hyorin dan Ayesh tidak memiliki hubungan apapun hanya antara Dokter dan Pasien. Terbukti dengan sikap Hyorin yang tampak sangat cuek terhadap Ayesh.
Hai Kakak-kakak reader, terus dukung karya Author ya. Jangan lupa like, komen, vote dan jadikan favorit ya, supaya tidak ketinggalan pas Author update. 🔥🔥🔥🔥
Happy reading Kakak reader.🤗🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Habibah Hamid
lanjut
2023-06-21
1
Fe Ariesta
Ada ya perempuan gtu..hihihi...kya ulat blu..gatel...semangat thorr
2021-12-17
0
Besse Nurfadillah
cuek tdk selamanya ngk cinta kan
2021-12-05
2