Di Firma Hukum Akbar Grup….
Ayesh terlihat memasuki ruangan rapat bersama Doni Asistennya, Dia sampai di Kantor Sepuluh menit lebih cepat dari pada biasanya. Tentu karena ada hal penting yang harus di rapatkan pagi ini bersama dengan Ayahnya.
Ayesh tidak mau terlambat, meskipun sebenarnya Ayesh sangat lelah dengan perjalanan pulang pergi ke Surabaya yang harus ditempuhnya dalam waktu Satu hari. Namun, tanggung jawab dan profesionalismenya berkata lain, dia selalu menepati janji dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
Ayesh duduk di sebelah kiri meja rapat, tepatnya di sebelah kiri kursi pimpinan yang nantinya akaan diduduki oleh Ayahnya.
Tampak Ayah Ayesh dan rekan-rekan yang lain mulai memasuki ruangan.
“Selamat pagi semuanya, kali ini kita mulai rapat hari ini karena ada hal penting yang harus kita bahas dan sifatnya sangat mendesak.” Ayah Ayesh membuka rapat pagi ini, yang di sambut dengan ucapan selamat pagi dari semua yang hadir di ruangan itu.
Rapat berjalan dengan penuh hikmat dan menghasilkan banyak hal yang masing-masing Departemen harus menanganinya segera.
Rapat ditutup saat jam makan siang dan semua yang hadir disitu bergegas meninggalkan ruang rapat untuk dapat beristirahat menikmati santap siang mereka sebelum harus kembali ke Departemen masing-masing mengurus kasus Hukum yang menjerat klien mereka.
Ketika Ayesh dan Doni hendak beranjak dari tempat duduknya, Pak Akbar memanggilnya untuk tinggal sementara.
“Ayesh tinggalah sebentar, Ayah ingin berbicara denganmu.”
“Baik Ayah.” Ayesh patuh.
“Ayesh…Ayah dan rekan-rekan Ayah sudah menangani kasus yang menimpa keluarga Mahardika sejak Lima tahun yang lalu, tapi hingga kini kasus itu tidak pernah menemui titik terang, tidak ada bukti yang cukup yang dapat Ayah temukan agar kasus itu dapat diajukan ke meja persidangan dan menjerat pelakunya yang saat ini masih bebas di luaran sana.” Ayah Ayesh tampak sangat sedih, ada guratan kekecewaan di sudut matanya.
Ayesh masih terdiam mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Pak Akbar.
“Saat itu Mahardika teman Ayah sangat terpukul kehilangan Istri tercintanya, Mahardika datang kesini memohon belas kasih dan keadilan agar Ayah dapat menemukan pelaku yang telah membuat Istrinya mengalami serangan jantung mendadak, padahal tidak pernah diketahui jika Nyonya Mahardika menderita gangguan pada jantungnya, hingga saat ini Ayah belum mampu mengungkap semua itu Nak, Ayah merasa diri Ayah ini tidaklah berguna hingga sahabat Ayah sendiri tidak mampu Ayah bantu.” Pak Akbar mulai menitikan air matanya.
“Ayah sudahlah, jangan Ayah salahkan diri Ayah. Sebab tidak semua kasus dapat kita selesaikan sesuai dengan keinginan kita.”
“Ayesh…Ayah berharap kamu mau menggantikan Ayah, agar dapat menyelesaikan kasus ini. Keluarga Mahardika berusaha meyakinkan diri mereka kalau hal itu merupakan sebuah kebetulan, namun bagi Ayah tidak ada yang kebetulan. Pasti ada dalang dibalik ini semua yang tidak kita ketahui motif sebenarnya.”
Ayesh mengangguk tanda menyetujui permintaan Ayahnya.
“Ayah lalu apa yang bisa aku lakukan, sedangkan kejadian itu sudah sangat lama, tentu akan sangat sulit untuk menemukan buktinya.”
“Tenanglah Nak, Ayah menyimpan semua hal yang kamu butuhkan, tugas kamu adalah melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang akan Ayah berikan kepadamu.”
“Baiklah Ayah aku setuju.” Ayesh berkata dengan mantap yang diacungi jempol oleh Doni Asistennya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia obrolan Ayah dan Anak itu.
“Oh ya…Ayesh ada satu lagi yang ingin Ayah bicarakan kepadamu.”
“Apalagi Ayah?” Tanya Ayesh heran karena Ayahnya sedang banyak bicara dengannya hari ini.
“Nak…Ayah sudah memilihkan Dokter Pribadi untukmu. Ayah tidak mau kamu terluka seperti waktu kamu di Jerman itu.”
“Ayah aku tidak butuh Dokter Pribadi, ada banyak rumah sakit yang bisa aku kunjungi di Kota ini dan Kota-kota lain Ayah.” Ayesh terus memburu pernyataan Ayahnya dengan argumennya.
“Iya nak Ayah tahu, tapi prosedur yang harus kamu lalui ketika ke rumah sakit umum sangatlah berbeda apabila kamu memiliki Dokter Pribadimu sendiri.”
“Ayah tidak mau terjadi apa-apa denganmu, kamu anak satu-satunya dikeluarga Akbar. Kamu harus selalu mendapatkan semua yang terbaik ketika Ayah mampu melakukannya.” Sambung Ayah Ayesh.
“Ta…tapi Ayah.”
“Ayah tahu kamu tidak akan pernah mengecewakan Ayah Nak, Ayah paham betul karakter dirimu. Tadi Dokter Asef selaku kepala rumah sakit tempat calon Dokter Pribadimu bekerja sudah menghubungi Ayah bahwa Dokter itu setuju dan siap menandatangani kontrak. Kita tinggal mengatur waktu kapan bisa bertemu dengan Dokter itu. Ini kontrak yang sudah Ayah buat kamu bisa membacanya terlebih dahulu.” Ceramah Ayah Ayesh panjang lebar.
Ayesh hanya mampu tersenyum kecut, baginya kali ini Ayahnya betul-betul melakukan pemaksaan agar Ayesh bisa menyetujui rencananya.
Ayah Ayesh meninggalkan ruangan rapat sambil menepuk bahu Anaknya membesarkan hati anak semata wayangnya itu.
Ayesh menatap Doni mencoba meminta pendapat, Doni hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu dengan apa yang harus ia katakan kepada Ayesh bosnya di Kantor dan sahabatnya ketika di luar Kantor.
Ayesh sangat percaya dengan Doni dan Doni sangat loyal terhadap Ayesh sejak mereka sama-sama masuk ke Firma Hukum Akbar Grup.
****
Hyorin masih di rumah sakit, dia keluar dari ruangan Dokter Asef dan berkeliling rumah sakit. Saat Hyorin ada di halaman belakang rumah sakit dia bertemu dengan Nita sahabatnya yang ternyata bekerja di rumah sakit Mahardika sebagai seorang Perawat.
“Rin….Orin!!!!” Teriak Nita dari kejauhan.
Hyorin menoleh ke sumber suara.
“Nita…kamu kerja disini?” Hyorin merasa sangat bahagia, senyumnya terus mengembang.
“Iya Rin, sejak aku lulus kuliah aku ditawari kerja disini sama Ayahmu. Pak Mahardika sungguh orang yang baik.” Kenangnya.
Hyorin tersenyum mengingat Ayahnya yang selalu baik kepada siapapun, Hyorin justru khawatir kebaikan Ayahnya disalah gunakan oleh orang lain terutama Dua orang yang saat ini ada dirumahnya. Hyorin tidak tahu kenapa mereka ada disana.
Ah…Hyorin bisa stres kalau terlalu memikirkannya, akan dia tanyakan nanti saja.
“Rin…kok melamun?” Nita membuyarkan lamunan Hyorin.
Hyorin hanya tersenyum karena dia tidak mau Nita mengetahui hal apa yang sedang membebani pikirannya.
“Rin kamu tahu tidak, Kakak kelas kita dulu pas SMA yang popular itu Rin ingat nggak kamu ya? Dia bekerja disini Rin sudah sekitar setahun yang lalu kata teman-teman Perawat.” Cerita Nita antusias.
“Siapa Nit? Kakak kelas kita yang popular itu banyak Nit.”
Nita tampak berpikir.
“Nanti kalau kamu ketemu sama dia pasti sangat mengenalnya Rin, meskipun belum tentu dia akan ingat sama kamu…hehehheeeee.” Ledek Nita.
“Siapa sih Nit? tinggal kasih tahu aja napa Nit beres kan.” Hyorin mengerlingkan matanya.
“Eh…tidak surprise dong Rin, tahu nggak Rin banyak yang jatuh hati sama dia tapi sepertinya tidak ada yang pernah di gubris sama Dokter itu.” Nita memangut-mangutkan dagunya sehingga bibirnya terlihat menggemaskan.
“Jadi dia seorang Dokter nih Nit? Eh…tunggu Dokter?”
Deeegggg….Hyorin teringat seseorang……
Nita tidak menjawab, dia malah melotot melihat jam tangan yang ia kenakan ditangan kirinya.
“Aduh Rin, aku sudah masuk shift ini. Aku pergi bertugas dulu ya.” Nita ngacir begitu saja.
Kebiasaan Nita suka sekali lupa waktu kalau sudah mengobrol bersama temannya.
Hyorin menggeleng-gelengkan kepalanya, dia melihat sahabatnya itu masih sama seperti dulu saat masih sekolah, suka ceroboh dan lupa waktu. Berkali-kali mendapatkan peringatan tapi tetap tidak pernah jera.
Hyorin tertawa di dalam hatinya, merasa lucu dengan tingkah sahabatnya itu. Calon Kakak Ipar yang aneh. Upssss….kapan Nita dan Hyoshan jadian. Hahahaaaa….
Hyorin tidak sadar sebenarnya ada sepasang mata yang dari tadi mengawasinya dari kejauhan.
------------------------------------------------------------------
Hallo Kakak-kakak Reader, jangan lupa dukung karya Author ya, biar Author jadi tambah semangat buat updatenya.....
Jangan lupa like, komen dan vote ya Kak....
Happy reading Kakak-kakak Reader sayaaaannggg.....
Salam dari Author....💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Fe Ariesta
Semangat thor..aq msh setia
2021-12-17
0