Episode 4

Dua tahun yang lalu di Jerman…..

Malam itu Hyorin sedang asyik mengerjakan tugas kuliah di Apartemen yang ia sewa di Jerman tempatnya menimba ilmu Kedokteran yang merupakan cita-citanya sejak kecil.

Hyorin merupakan anak yang cerdas dan ceria meskipun keceriaannya sempat sedikit hilang setelah Ibunya meninggal dunia.

Dokter yang menangani Ibunya saat itu memvonis Ibu Hyorin gagal jantung, saat dilarikan ke rumah sakit malam itu Ibunya sudah tak sadarkan diri. Tidak ada yang tahu apa penyebab Ibunya tiba-tiba pingsan dirumahnya, ketika Suami dan Hyorin serta Kakaknya sedang tidak berada di rumah.

Ayah Hyorin saat itu sedang bekerja lembur di Kantornya, sedangkan Hyorin sedang mengerjakan tugas di rumah temannya, saat itu Hyorin masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Kakak Hyorin saat itu sedang bermain futsal bersama teman-teman kuliahnya.

Hyorin saat ini sedang menempuh kuliah di semester keenamnya, tinggal Dua semester lagi baginya untuk bisa menyelesaikan kuliah setelah semester 6 ini selesai.

Dia bertekad akan segera menyelesaikan kuliah dan bisa segera coasisten untuk mengambil pendidikan profesinya, agar bisa menemani Ayah dan Kakaknya yang mungkin saja kesepian semenjak ditinggal pergi oleh Ibu yang merupakan Istri kesayangan Ayahnya itu.

Hyorin sendiri sudah Tiga tahun tak pernah pulang, rasa sakit yang ada dalam hatinya belum sembuh benar. Melihat rumah yang ditinggali bersama Ibunya dulu, tentu akan semakin membuat hatinya terus merasa sakit, entah sampai kapan Hyorin harus lari dari kenyataan pahit itu.

Yah…mungkin suatu saat nanti ketika ia sudah benar-benar siap untuk tidak lagi merasa sedih, merasa bahwa Tuhan tak adil untuk diri dan keluarganya.

Malam itu di sela-sela mengerjakan tugasnya, dia Nampak gelisah dan berkali-kali melamun. Memikiran Ayahnya, memikirkan betapa bahagianya mereka dulu. Saat ini, senyum Ayahnya telah memudar kalaupun masih ada, itu hanyalah senyum yang mungkin dipaksakan.

Satu-satunya harapan Ayahnya adalah Hyorin dapat segera menyelesaikan kulihanya dan segera menikah, menghadirkan cucu-cucu yang lucu untuk Ayahnya yang mungkin dapat mengembalikan senyum Ayahnya yang dulu pernah ada. Namun, apalah yang bisa Hyorin lakukan pacaranpun Hyorin tidak pernah, waktunya ia habiskan untuk belajar dan belajar.

Dia tidak mau mengecewakan Ayahnya. Dia gadis yang normal, tak dipungkiri dia memiliki rasa terhadap lawan jenis saat dia masih duduk di bangku SMA, namun bagi seorang gadis dia tidak akan mungkin mengungkapkan perasaannya itu, dia selalu menepis perasaan itu agar tidak tumbuh dengan subur seperti jamur di musim penghujan.

Sedangkan Kakaknya tentu saja tidak akan mungkin jika harus menikah muda, Hyorin dan Hyoshan hanya terpaut empat tahun saja usianya, tentu dia memiliki tanggungjawab lebih besar untuk mengelola perusahaan yang telah Ayah mereka bangun dengan susah payah bersama Ibunya. Saat Hyorin memutuskan untuk kuliah di Jerman, Hyoshan baru saja menyelesaikan kuliahnya dan siap masuk ke Perusahaan Ayahnya sembari melanjutkan kuliah S2 nya.

Hyoshan memutuskan untuk kuliah di Dalam Negeri saja agar Ayahnya tidak merasa kesepian sepeninggal Hyorin ke Jerman.

Meskipun sebenarnya banyak sekali yang menyukai Hyoshan tapi lak-laki itu tampak belum berkeinginan menjalin hubungan serius dengan siapapun. Tak terkecuali Nita sahabat Hyorin yang begitu mengagumi Hyoshan sejak dulu mereka bertemu di rumah Hyorin untuk pertama kalinya, waktu itu Hyorin dan Nita masih sama-sama duduk di bangku kelas 1 SMA sedangkan Kakaknya sudah kuliah di salah satu Universitas ternama di Negeri ini. Namun, Hyorin tidak pernah memaksa Kakaknya untuk bisa menerima Nita.

Hyorin ingin Kakaknya memilih sendiri jodoh yang terbaik untuknya, meskipun dia tetap berharap Nitalah yang kelak akan menjadi Kakak Iparnya. Ah…biarkan saja waktu yang akan menjawabnya.

Hyorin masih tampak senyum-senyum sendiri memikirkan dirinya pernah jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya, seseorang yang mencuri hatinya itu begitu baik dan sopan.

Banyak yang menyukai laki-laki itu karena ketampanannya, laki-laki itu adalah Kakak Kelasnya, kabar terakhir yang ia ketahui setelah Kakak Kelasnya lulus SMA adalah laki-laki itu menempuh Pendidikan Kedokteran sama seperti dirinya tapi Hyorin sendiri tidak tahu dimana laki-laki itu berkuliah.

Hyorin ingin sekali bertemu dengan laki-laki itu kembali. Laki-laki itu bernama Indra Pratama Harahap, putra pertama di keluarga Harahap.

Hyorin beberapa kali memukul-mukul kepalanya merasa apa yang dipikirkannya itu sungguh unfaedah karena malu pada dirinya sendiri memikirkan laki-laki yang belum tentu juga memikirkannya.

Apa sih yang aku pikirkan, Kak Indra mungkin sekarang sudah menikah dan hidup bahagia bersama Istrinya karena dia cukup popular waktu SMA dulu, selain itu dia juga cerdas dan tampan, wanita mana yang akan menolak laki-laki seperti Kak Indra. Ucap Hyorin di dalam hatinya.

“Ah…tapi apakah mungkin dia akan menikah semuda itu?” Gumamnya lirih.

“Suatu saat aku pasti bisa bertemu dengannya lagi.” Hyorin tampak tersenyum menanti hari itu tiba, meskipun dia tidak tahu kapan akan terjadi dan apakah mungkin.

Tugas yang dia kerjakan sudah selesai, Hyorin tampak akan meninggalkan meja belajarnya.

Hingga tiba-tiba pintu Apartemennya digedor dengan sangat keras. Hyorin tampak takut dan was-was mengingat dia memang tinggal sendirian.

“Iy…iya sebentar....” Teriaknya dari dalam.

Hyorin perlahan membuka pintu, dia membulatkan matanya lebar-lebar melihat apa yang ada di depannya. Seorang Laki-laki berpakaian rapi dan bersimbah darah ada di depannya.

Dia tidak tahu siapa Laki-laki itu, namun dia merasa tidak asing dengannya. Dia tidak memperdulikan itu semua, dia bergegas memapah laki-laki itu masuk ke dalam.

“Tuan…apakah Anda tidak apa-apa?” tanyanya takut-takut.

“Saya akan antarkan Tuan ke rumah sakit terdekat.” Imbuhnya.

“Tidak…jangan bawa aku ke rumah sakit, karena orang-orang itu pasti akan mencariku dan menemukanku, tolonglah saya Nona karena nyawa saya sedang terancam.” Laki-laki itu berkata sambil menahan rasa sakit yang begitu dalam.

“Nyawa Anda terancam? An…Anda bukan mafia kan yang sedang dicari orang hingga Anda babak belur seperti ini?”

“Nona, tolonglah saya dulu nanti akan saya ceritakan semuanya.” Mohon Laki-laki itu kepada Hyorin.

“Baiklah Tuan, saya bisa merawat Anda Tuan.”

“Terimakasih Nona…” Setelah mengatakan hal itu, Pria itupun pingsan.

Hyorin bergegas mengambil peralatan medisnya, gadis ini selalu menyimpan peralatan medis yang biasa iya gunakan praktik di Apartemen, sebab dia merasa akan sangat susah apabila ada keadaan darurat harus ke kampus dulu mengambil peralatannya, seperti sekarang ini.

Dia dengan sigap memeriksa Laki-laki yang tiba-tiba pingsan dihadapannya itu. Meskipun dia belum memiliki ijin praktik, namun pertolongan pertama tetaplah harus dilakukan.

Hyorin dengan cepat membuka sepatu, dasi dan jas yang Pria itu kenakan, dengan cekatan ia mulai memeriksa kondisi Laki-laki itu, dia pun membersihkan luka yang ada di tubuh Laki-laki itu dengan telaten.

Membersihkan darah yang menempel disetiap sudut tubuh Laki-laki itu. Dia merasa ragu, untuk membuka kemeja Laki-laki dihadapannya itu, namun apapun itu tetap harus ia lakukan.

Ia cukup terkesima dengan tubuh atletis yang ada dihadapannya itu, namun tubuh itu penuh memar disana sini. Hyorin berinisiatif mengganti pakaian yang dikenakan oleh Laki-laki itu dengan menutup matanya.

Dia tidak mau matanya ternodai oleh pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat, meskipun dia seorang calon Dokter yang paham betul dengan fisiologi tubuh manusia, namun dia belum pernah melihatnya secara langsung apalagi yang ada dihadapannya ini adalah seorang Laki-laki.

Setelah semua selesai, Hyorin merasa lega dan bangkit dari tempat duduknya yang berada di sebelah ranjang tempat Laki-laki itu berbaring.

Hyorin merebahkan tubuhnya di sofa yang agak jauh dari ranjang namun masih berada di kamar. Tubuhnya lelah, namun matanya tak bisa ia pejamkan.

Dia menatap lurus ke arah jendela, waktu sudah menunjukkan pukul 01.05 dini hari namun jalanan yang ada di bawah Apartemennya masih cukup ramai, banyak mobil berlalu lalang disana.

Hyorin tampak memikirkan sesuatu, sambil sesekali melirik Laki-laki yang pingsan atau lebih tepatnya tidur dengan damai di ranjang empuk yang biasa ia gunakan.

Laki-laki itu terluka disana sini. Hyorin terus menjaganya, takut-takut Laki-laki itu membutuhkan sesuatu.

Malam ini Hyorin dengan rasa kemanusiaannya merelakan ranjang itu untuk tamu yang tak dikenalnya, yang mengetuk pintu Apartemennya dengan memelas memohon bantuan. Pria itu cukup menawan, parasnya rupawan, wajahnya bersih jikalau sedang tidak terluka. Namun, luka disana sini menutupi lukisan wajah asli yang Tuhan ciptakan dengan sempurna.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!