Hyorin membuka pintu rumahnya dengan antusias, rumah yang selama Lima tahun ini sudah ia tinggalkan.
Rumah yang dulu penuh dengan kehangatan kedua Orang Tua juga Kakaknya sebelum Ibu kesayangan mereka meninggal dunia, karena sebab yang aneh dan belum terungkap selama Lima tahun terakhir.
Mereka selalu meyakini bahwa Ibu mereka meninggal karena serangan jantung. Tetapi, ada hal yang membuat mereka janggal karena yang mereka ketahui selama ini Ibu yang sangat mereka sayangi itu tidak pernah menderita penyakit jantung.
Hyorin berkeliling rumah, keadaannya masih sama seperti saat dia tinggalkan dulu, semuanya masih terawat dengan baik. Tiba-tiba ada wanita paruh baya menghampirinya.
“Non Orin ya? benarkah ini Non Orin? Mbok tidak salah lihat kan Non?” Mbok Nah tampak sumringah melihat Hyorin yang sudah pulang ke rumahnya.
Hyorin menyalami Mbok Nah dan memeluknya. Orin mengurai pelukannya dan berkata.
“Iya Mbok…ini Orin sudah kembali. Apakah Mbok Nah sehat?” Tanya Orin dengan senyum manisnya.
“Mbok sehat Non, Mbok bahagia sekali Non sudah kembali. Kangen rasanya sama kamu Non, kalau tahu Non akan pulang pasti akan Mbok masakan makanan yang enak untuk Non.”
Orin tersenyum bahagia, karena Mbok Nah masih sama seperti dulu menyayanginya dengan tulus.
“Non sekarang istirahat saja di kamar ya, nanti Mbok panggil untuk makan malam kalau masakannya sudah matang. Non pasti lelah setelah perjalanan jauh.” Mbok Nah berlalu pergi ke dapur untuk memasak.
Hyorin menuju kamarnya di lantai dua. Hyorin merebahkan tubuhnya yang penat setelah perjalanan yang panjang untuk bisa sampai di rumah. Dia memejamkan matanya sebentar.
Hyorin menatap langit-langit kamarnya, warna biru muda kesukaanya masih terawat tak tergantikan. Hyorin teringat kembali akan jaket berwarna biru muda yang tiba-tiba menghilang, padahal ia ingat betul saat di Bandara jaket itu masih ada.
Hyorin membongkar kopernya, semua bajunya dia acak-acak, berserakan kesana kemari. Namun, benda yang ia cari tidak diketahui ada dimana rimbanya.
“Waktu itu sapu tangan, sekarang jaket. Ibu maafkanlah anakmu ini yang ceroboh tidak mampu menjaga barang-barang yang kau tinggalkan.” Gumam Hyorin penuh dengan penyesalan atas kecerobohannya.
Hyorin merasa bosan mencari apa yang ia inginkan, setelah menghembuskan nafasnya kasar dan mengacak rambutnya penuh frustasi, kemudian ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Dia mengamati kamar mandinya yang masih seperti dulu dan tetap terawat dengan baik, sama seperti kamarnya yang di rawat oleh Asisten Rumah Tangga yang ada di rumahnya.
Barang-barangnya tetap berada di tempatnya dan tetap bersih. Setelah Lima Belas menit Hyorin keluar dari kamar mandi, mematut dirinya di cermin. Wajah imutnya terlihat begitu segar setelah mandi tadi.
Tiba-tiba Kakaknya menyelonong masuk ke kamar tanpa permisi, memeluk Adik kesayangannya.
“Kenapa pulang tanpa memberikan kabar? aku pasti akan menjemputmu kalau tahu kamu akan pulang.” Cerocos Kakaknya tanpa melepaskan pelukan terhadap Adik yang sangat dirindukannya itu.
“Kakak tidak usah khawatir ada Nita dan Ayah yang menjemputku Kak.”
“Nita sahabatmu itu?” Tanya Hyoshan.
“Iya Kak, niatnya mau ngasih surprise tapi ternyata aku yang dikasih surprise karena Ayah ternyata menjemputku juga.” Jawab Hyorin sambil terisak.
“Kenapa kamu menangis?” Tanya Hyoshan khawatir
“Aku hanya masih merasa sakit ketika melihat rumah ini Kak, itulah sebabnya aku tidak pernah pulang.”
“Sudahlah Rin, kita harus mengikhlaskan semuanya. Kejadian yang sudah lewat biarkan berlalu, kita do’akan Ibu tenang di alam sana.” terang Oshan menenangkan Adiknya yang tampak masih sesenggukan.
“Oh ya, sekarang kamu kan sudah jadi Dokter. Lalu apa rencanamu Rin, mau menikah atau mau bekerja dulu?” Ledek Kakaknya.
“Ih…Kakak ngeselin, bagaimana mau menikah punya pacar saja tidak Kak. Kakak sendiri memangnya sudah siap menikah?”
“Ak…aku masih bingung Rin.” Jawabnya kecut.
“Tidak usah melow Kak, tenang ada yang siap menerima lamaran Kakak.” Hyorin mengerlingkan matanya dan berlalu pergi dari kamar untuk makan malam bersama Ayahnya, karena tadi saat Hyorin keluar dari kamar mandi Mbok Nah datang memberitahu kalau makan malam sudah siap.
“Hei…apa maksudmu Rin? Kamu pikir Kakakmu yang ganteng ini tidak bisa mencari pasangan sendiri!" Hyoshan mengejar Adiknya.
****
Di tempat lain, Ayesh sudah kembali dari Surabaya. Dia tidak menginap di Surabaya karena besok pagi ada rapat bersama Ayahnya di Kantor yang tidak mungkin dia tinggalkan begitu saja. Sebab Ayahnya selalu disiplin terhadap apapun.
Rasa lelah dan mengantuk menyergap tubuhnya, dengan gontai dia masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berniat untuk memejamkan matanya yang lelah.
Ayesh sudah berniat untuk naik keranjangnya yang luas untuk ukuran dirinya sendiri, ingin melepas lelah karena seharian beraktivitas.
Namun, logikanya terus saja menerawang jauh, mengingat kejadian Tiga tahun yang lalu yang ia alami di Jerman, kejadian yang begitu memilukan dan sekaligus ia syukuri.
Wangi vanilla dan mata bening gadis itu masih saja terlintas di benaknya, serasa aroma itu terus saja menempel di hidungnya yang mancung. Ayesh teringat jaket beraroma vanilla yang ia kenakan tadi siang, sangat menenangkan.
Tidak mungkin gadis tengik itu kan, bukan…mereka orang yang berbeda. Aroma itu pasti hanya kebetulan sama. Gumam Ayesh dalam hati.
Ayesh serasa menemukan aroma yang sama tapi ia merasa bukan gadis yang sama yang pernah menolongnya Dua tahun yang lalu, sebab Ayesh merasa gadis yang ditemuinya tadi pagi sangatlah menyebalkan dan tidak memiliki sopan santun.
Berbeda dengan gadis itu, yang samar-samar Ayesh lihat sebelum ia pingsan. Gadis yang manis, bermata besar dan sangat imut. Gadis yang sungguh sempurna. Sedangkan gadis yang ia temui tadi pagi hanyalah gadis biasa, Ayesh menganggapnya seperti itu karena dia hanya melihat sekilas di balik kaca mata hitam yang ia kenakan.
Rasa kesalnya begitu mendominasi, hingga ia tak dapat melihat gadis seperti apa yang menabraknya tadi pagi. Dengan dingin ia melaju pergi meninggalkan gadis itu dengan amarah yang meluap-luap.
Ah…gadis itu kenapa kau tidak pernah ku temukan lagi.
Ayesh begitu berterima kasih kepada gadis yang telah menolongnya. Gadis itu menghilang begitu saja tanpa jejak, dia meninggalkan Ayesh yang terbaring lemah di Apartemen milik gadis yang menolongnya itu.
Hingga kini Ayesh terus saja mencarinya, hatinya terasa telah terpaut oleh gadis bermata bening dan tubuhnya memancarkan aroma vanilla yang sangat memabukkan untuk Ayesh.
Ayesh menatap langit-langit kamarnya, mengingat gadis yang sangat ia rindukan. Melukiskan wajahnya yang samar dalam hatinya.
“Aku harap kau masih menyimpan benda yang aku tinggalkan, karena itu adalah satu-satunya hal yang dapat membuat kita saling mengenali karena aku masih menyimpan apa yang kau sematkan ditubuhku saat itu.” Ayesh bergumam sambil senyum-senyum sendiri bagaikan seseorang yang sedang jatuh cinta akut.
Yah…memang pada kenyataannya Ayesh benar-benar sudah jatuh cinta pada gadis itu sejak pertama kali berjumpa dengannya, meskipun samar Ayesh yakin gadis itu adalah gadis yang sangat lembut dan baik hatinya, tidak terasa Ayesh terlelap hingga pagi menjelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Liesdiana Malindu
Berubah2,,,habis 2 thn,,3 thn lgi,,, kemudian berubah lgi jdi 2 thn, yg benar yg mana Thor?
2022-04-24
1
Elizabeth Zulfa
apa Ayesha orang zg diberi saputangan oleh hyorin
2022-04-13
1
Fe Ariesta
Semangat thor
2021-12-17
1