Kehadiran Hani seakan membawahi cahaya baru dalam hidup Dian, wanita itu seakan menemukan semangat Hidup.
Bahkan hari-hari Dian menjadi semakin berwarna dengan Adanya Hani, gadis kecil yang begitu pandai dalam berceloteh akan segala hal yang dia lalui itu, mampu membuat Dian gemas dan tertawa dalam waktu bersamaan. Hebatnya lagi dengan bersama Hani, Dian dapat melupakan masalah rumah tangganya dengan Andara.
Walaupun waktu itu, kehadiran Hani hanya sebentar! Karena Gadis kecil itu kembali di bawah pergi oleh Melly, Mommy nya Hani, wanita yang tidak lain adalah mantan adik iparnya.
Waktu itu hanya Dua hari kebersamaan Dian dan Hani, bahkan mantan adik iparnya itu tidak menunjukkan wajahnya di hadapan mereka. Dan perginya pun entah ke mana. Membuat Dian harus kembali ke rumah. Melihat keharmonisan keluarga kecil suaminya.
Dan syukurnya hal itu tidak bertahan lama, sebab Adiknya kembali menemukan Hani dan Melly berkat insiden penculikan. Jika penculik selalu membawa kerugian tetapi penculikan saat itu membawa berkah untuk Dian dan Adiknya. Sehingga Dian bisa merasakan jadi ibu dari kedua keponakannya. Hani dan Lisa, dulu Dian tidak punya waktu banyak bersama Lisa, karena ibunya yang terlalu bertingkah dan baiknya Dian, dia tidak pernah mengusik wanita yang pernah menjadi adik iparnya itu, se kesal apapun dia sama Ria.
" Bunda Hani mau cerita?" Ucap Hani. Keduanya kini tengah berbaring di kamar Dian. Gadis kecil itu sengaja Dian bawa pulang kerumahnya, karena Mommy dan Daddy sedang berbulan madu untuk kedua kalinya, setelah melaksanakan janji suci pernikahan untuk kedua kalinya.
" Kamu mau cerita apa sayang?" Tanya Dian sembari memperbaiki posisi tidur mereka agar nyaman saat Hani bercerita.
" Bunda tau nggak! Kenapa perut Mommy nya Stella besar?" Gadis kecil itu mulai bercerita dengan bertanya terlebih dulu.
Dian menggeleng kepalanya seraya menjawab." Nggak tuh, kenapa emangnya?"
" Karena di perut mommy Stella ada adiknya Stella bunda." Sahut Hani sambil memanyunkan bibirnya.
" Oh ya! Hebat dong, sebentar lagi Stella bakalan jadi kakak, terus kenapa bibir anak bunda manyun kaya gitu. Hmmm." Tanya Dian sambil mencolek pipi Hani.
" Hani juga pengen jadi kakak seperti Stella Bunda. Kak Naela punya Adik Nayna, Kak Alesya juga punya Adik Lania, Lisa punya Adik Hani. Tapi Hani kenapa nggak punya Adik."
" Bukan nggak punya sayang! Hani juga akan punya adik, tapi nanti." Sahut Dian.
" Benar bunda." Gadis kecil itu langsung bangun, saking senengnya dia.
" Iya sayang. "Jawab Dian sambil mengangguk.
" Yeeh berarti di perut bunda udah ada adiknya Hani." Teriak Hani sambil berdiri dan lompat-lompat di atas ranjang.
" Sayang jangan gitu nanti kamu jatuh. " Dian segera bangun untuk menghentikan Hani. Dan mendudukkan gadis kecil itu di atas pangkuannya. " Sayang dengar ya! Di perut Bunda tidak Ada adiknya Hani! Adik Hani itu adanya di perut Mommy."
" Kenapa begitu bunda! Hani kan senang, kalau punya dua Adik."
" Bunda tahu, tapi kata dokter bunda nggak bisa kasih Hani adik."
" Kok gitu bunda! Mommy yang dokter aja nggak pernah ngomong gitu bunda, ke pasiennya! Mommy justru sering ngomong gini." Hani memperbaiki posisi duduknya, ia menatap serius wajah Dian dan menggenggam kedua tangan Dian." I will help you as much as I can! The rest is helped by prayer!" Ucap Hani begitu pase, sembari menepuk punggung tangan Dian dengan lembut. Entah kenapa wajah serius Hani membuat Dian ingin tertawa. Kenapa gadis kecil itu tidak berpikir sesuai umurnya.
" Kamu pintar banget! Emangnya mommy sering ngomong gitu. " Hani mengangguk. Sementara Dian hanya tersenyum geli.
" Iya bunda, jadi sebelum tidur bunda harus berdoa dulu, biar kita di kasih adik sama tuhan." Dian kembali harus menahan tawanya, karena celotehan Hani.
" Gimana Do'a nya? " Tanya Dian. Dan Hani mulai menadahkan kedua tangannya di ikuti oleh Dian.
" Ya tuhan, Bunda dan Hani pengen punya adik sama Seperti Stella! boleh ya Tuhan. Hani janji akan rajin belajar, jadi anak baik dan pintar. Bunda juga! Tolong kasih Hani dan Bunda Adik ya tuhan, Amiin." Ucapnya setelah itu mencium perut Dian dan membuat Dian terkejut dengan ulah gadis kecil itu.
" Amiin." Walaupun terkejut, Dian tetap mengaminkan do'a Hani.
" Ayo bunda kita tidur, biar kita cepat di kasih Adik. " Ajak Hani, gadis kecil itu kembali berbaring begitu juga dengan Dian.
...\=\=\=\=\=\=\=...
Setelah malam itu, malam-malam berikutnya Hani terus saja mengucapkan do'a yang sama sebelumnya tidur. Membuat Dian menitihkan air matanya. Bukan karena kecewa akan apa yang dia harapkan tidak pernah datang, tetapi sedih karena bersyukur sekaligus bahagia memiliki Hani disisinya.
Dian bahkan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah orang tua. Karena untuk saat ini Dian merasa dia tidak membutuhkan apapun lagi, baginya Hani sudah cukup mengobati kerinduannya akan seorang anak di tambah dengan Lisa.
Kedua gadis kecil itu mampu membuat dia menjadi seorang ibu, walaupun keduanya tidak pernah lahir dari rahimnya. Tetapi cintanya untuk Hani dan Lisa benar tulus.
Hal itu membuat Hubungannya dengan Andara semakin Dingin. Lelaki bahkan sering marah-marah tidak jelas, saat pulang kerja dan tidak mendapati Dian di rumah seperti saat ini.
" Ma! Dian nggak pulang lagi?" Tanya Andara. Sembari menghempaskan tubuhnya di sofa tepat di samping ibunya.
" Nggak tahu, Palingan juga pulang ke rumah orang tuanya lagi. Lagian mama heran ya sama kamu! Istri kaya gitu kok masih mau di pertahankan! Kalau dia nyaman di rumah orang tuanya ya turutin aja." Jawab sang mama.
" Ma."
" Kamu tuh gitu, susah di bilangin. " Ucap sang mama. Kemudian meninggalkan Andara sendiri. Sementara Andara mengeluarkan ponsel dari saku Jas nya, kemudian mengirim pesan untuk Dian.
...My Wife❤️...
Sayang, dimana?
Pulang jam berapa?
^^^Butik mas! ^^^
^^^Hari ini aku pulang ke rumah mama lagi? ^^^
Lagi sayang?
^^^Iya^^^
Sayang kamu punya suami.
Dan itu aku! Apa kamu lupa?
^^^Nggak begitu mas! ^^^
^^^Aku hanya ingin dekat dengan HANI aja. ^^^
Hani lagi Hani lagi.
Kamu boleh dekat dengan Hani tapi jangan kelewatan apalagi sampai lupa status kamu.
^^^Kamu kenapa sih mas? ^^^
^^^Biasanya juga nggak gini? ^^^
Sudahlah.
Aku nggak mau ribut sama kamu.
Siap-siap aku jemput sekarang.
^^^Mas nggak bisa gitu dong. ^^^
Setelah itu Andara memilih mengabaikan pesan yang masuk dari istrinya. Ia bersungut-sungut tak jelas saat Dian membantahnya, dalam benak lelaki itu Dian mulai berubah dan melawan. Tanpa Andara Tahu, Selama ini Dian selalu berusaha dan berdoa, agar Dia tetap Cinta dan sikapnya tidak berubah untuk Andara.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung. ...
...Happy reading.. 💔💔...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sukliang
mgkn doa hani yg tulus terkabul ya thor
2023-06-15
0
Lina aja
lanjut
2022-10-31
0
SEPTi
istrinya Dion byk bgt,AQ bingung
2022-06-24
0