Derap langkah kaki Dian menyusuri koridor rumah sakit. Wanita yang baru saja kembali dari Amerika mengikuti acara fashion itu, langsung menuju rumah sakit untuk menjenguk Luna temannya.
" Hai Lun, Selamat ya! Mana baby nya." Ucap Dian begitu ia membuka pintu ruang rawat Luna. Wanita itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Luna dan bayinya.
Dan seketika itu Dian langsung di buat terkejut dengan keberadaan Adik dan sahabat Adiknya. " Loh, kok jadi kalian berdua, apa jangan-jangan kakak salah kamar ya." Tanya Dian kepada Dion dan Reval yang kini tengah berbaring di atas ranjang pasien, sementara pasiennya sendiri entah berada di mana.
" Emangnya kakak ngapain disini." Tanya Dion, Adiknya.
" Mau jenguk in teman lah, masa iya kakak mau shopping, ada-ada aja pertanyaan kamu itu." Sahut Dian. "Kalian berdua, sendiri ngapain di sini. Terus kenapa baring di atas ranjang gitu, minta sakit Haah."
" Siapa juga yang minta sakit, orang kita lagi jagain, istri Reval yang baru melahirkan." Jawab Dion.
" Oh ya! Istri yang mana! Yang sah apa yang di kunyah. " Ejeknya kepada Reval.
" Yang Sah lah kak! Yang di kunyah kak udah busuk, nggak bisa di pakai lagi. " Sambung Reval, Lelaki itu beranjak dari ranjang dan menghampiri Dian. " Kalau Anita Di kunyah terus Kakak sendiri di sebut apa?" Reval berbalik mengejek Dian.
PLAK PLAK.
Belakang kepala dan lengan Reval, langsung di pukul oleh Dian dan Dion secara bersamaan." Aaakkk sial, kalau mau menyiksa orang itu, satu-satu jangan borongan! Heran kakak Adik, kompak benar. " Keluh Reval sambil mengusap belakang kepalanya.
" Makanya punya mulut di jaga, jangan asal kalau ngomong." Sahut Dian dengan senyum tanpa dosanya. Padahal jelas sendiri kalau dia yang memulai kenapa jadi Reval yang salah. " Mana istri dan Anak kamu, kebetulan disini sekalian kakak pengen kenalan! Kakak heran deh! Nggak ada angin, nggak Ada ujang tiba-tiba kamu udah nikah lagi." Tanya Dian. Sembari mendaratkan bokongnya di sofa yang ada di ruangan itu.
" Ketimbang durian runtuh dia. " Timpal Dion, Sembari ikut duduk di samping kakaknya. Dan menyandarkan kepalanya di pundak Dian.
" Maksudnya?" Dian mendorong pelan kepala Dion. Seraya menatap wajahnya dengan serius.
" Jadi, Istrinya yang sekarang itu! Adalah calon istri Zeon, kakak masih ingatkan sama sih Zeon." Tanya Dion.
" Oh si Zeon yang katanya play boy cap teh celup ya." Reval dan Dion Langsung tertawa. Di saat dia sudah tidak ada pun julukan play boy cap teh celup masih aja Dian pake." Huusshh nggak boleh gitu, Zeon udah tenang. " Tegurnya kepada Dion dan Reval. Keduanya pun menghentikan tawa mereka.
" Kakak sih yang mulai duluan." Sahut Reval. Di benarkan oleh Dion.
" Udah jangan bahas yang lalu-lalu, sekarang istri kamu Dimana?" Tanya Dian untuk ketiga kalinya.
" Lagi mandi." Jawab Reval sambil menunjuk pintu kamar mandi. "
" Kenapa kamu nggak temani!"
" Dia nya yang nggak mau. " Dian di buat geleng-geleng kepala dengan jawaban Reval. " Sudahlah kakak mau cari ruang rawat teman kakak dulu, nanti kakak balik lagi ya." Ucap Dian sembari beranjak Dari duduknya.
" Biar aku temani. " Timpal Dion, tetapi langsung di tolak oleh Dian.
" Nggak usah, kakak sendiri aja! Kamu tetap disini, temani Reval. " Sahut Dian. Dion pun mau tak mau hanya menuruti Dan Dian pun meninggalkan ruang rawat Luna, karena dia belum tahu luna yang dia cari adalah istrinya Reval, sahabat dari Adiknya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Disisi lain.
Getaran dari Dering ponsel yang ada dalam saku jas Andara, terus saja bergetar, membuat Andara yang tengah fokus dengan dengan meeting siang itu sedikit terganggu.
Awalnya dia mengabaikan, tetapi getaran itu semakin sering, membuat dia harus menghentikan meeting itu sejenak dan menerima panggilan itu.
" Hallo Ma! Ada apa? Aku lagi meeting." Protes Andara kepada orang yang meneleponnya, siapa lagi kalau bukan mamanya.
" Kerumah sakit sekarang, Elana mau melahirkan." Ucap sang mama dari seberang sana.
" Iya ma! Aku kesana sekarang." Sahut Andara dan panggil itu pun berakhir.
" Ken, Vin! Kalian lanjutin aja! Aku harus ke rumah sakit. El mau melahirkan! Maaf ya aku tinggal. " Jelas Andara dengan wajah yang mulai panik, setelah meminta maaf kepada Investor Asing yang akan bekerja sama dengan mereka.
" Pergilah! Elana membutuhkan kamu sekarang" Sahut Kevin. Sementara Ken hanya diam! Sembari Menatap tak suka punggung Andara yang telah menghilang di balik pintu ruangan meeting.
" Rapat hari ini sebaiknya di tunda atau di batalin ke terserah." Ucap Ken sembari ikut berdiri meninggalkan ruang rapat itu. Ia bahkan tidak menghiraukan tatapan para investor Asing yang telah meluangkan waktu untuk meeting hari ini.
" Ken kamu nggak bisa gitu dong! Kerja sama kita bisa rugi besar kalau kaya gini. " Tegur Kevin yang menyusul langkah Ken saat berada di luar ruangan.
" Aku nggak peduli. Makanya bilang sama sepupu kamu itu jangan jadi bangs*t."Seru Ken sambil menunjuk wajah Kevin.
" Ken apa salahnya, Dia nemenin istrinya yang mau lahiran."
" Nggak salah! Tapi Dia selalu mengutamakan Elana ketimbang Dian."
" Itu karena Elana saat ini membutuhkan Dia_"
" Terus kamu pikir Dian tidak! Apa kamu lupa atau pura-pura lupa? Kalau lima belas menit yang lalu, Dian juga meneleponnya untuk meminta dia menjemputnya di bandara. Tapi sepupu kamu yang tidak tahu diri itu menolak untuk menjemput Dian dengan alasan meeting in. Lihat lah dia langsung meninggal ruang meeting begitu Elana yang membutuhkannya. " Ucap Ken penuh kemarahan.
" Beda dong Ken, Elana itu akan mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan Anak mereka sementara Dian kan hanya butuh jemputan lagian taksi juga banyak di bandara." Ucap Kevin membuat Ken tertawa.
" Ternyata kalian itu sama! Sama-sama nggak punya hati. Mulai sekarang aku nggak ada kerjaan sama lagi sama kalian, kamu bisa menghubungi assiten aku untuk masalah selanjutnya dan bilangin sama sepupu kamu itu buat lepasin Dian kalau dia nggak bisa Adil. " Sambung Ken.
" Ken nggak bisa gitu dong! Itu masalah rumah tangga mereka, jangan di sangkut in sama pekerjaan. Lagian masa cuma karena wanita kamu jadi seperti ini. " Kevin mencoba untuk menahan Ken Agar tidak pergi." Kamu ingin menghancurkan persahabatan kita." Ken tidak menyahutinya, ia malah memilih pergi.
Sementara di tempat lain Dian yang sedang mengelilingi koridor rumah sakit mencari ruang rawat Luna, berpapasan dengan Andara dan mamanya di depan ruang bersalin.
" Di, Kamu kok disini? " Tanya Andara saat menyadari kehadiran istrinya.
" Aku mau jenguk in teman Aku! Mas sama mama sendiri ngapain di sini." Tanya Dian dengan terbata-bata.
" Kita lagi nungguin Elana melahirkan di dalam! Emangnya kamu. Kesana-kemari nggak jelas. " Dian mengangguk. Tanpa banyak berkata wanita itu meninggalkan mertua dan suaminya, ia terlalu kecewa dengan sikap Andara.
" Jika Elana lebih penting kenapa nggak bilang! Ngapain juga harus bohong pake acara meeting segala. " Keluhnya di dalam hati. Sambil terus melangkah menyusuri koridor rumah sakit tanpa tujuan.
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...Bersambung. ...
...Happy reading... 💔💔...
...Kalau ada typo mohon infonya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
momy ervina
andaranya terlalu bodoh masih mau di injak2 sm mertua jg suami yg g punya pendirian berada di ketek ibunya,sesabar2nya orang baik pasti bkal bangkit dan berontak klo di injak2 harga dirinya
2023-01-30
0
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
Aduuhh Dian udah donk bodohnya jangan lama².. merasa sakit dan terhina tapi kok bisa bertahan sampe selama itu..🤦♀️
2022-06-17
0
Maria
ini
2022-06-11
0