Di kehamilan keduanya, Elana begitu manja kepada Andara, segala sesuatu yang ia minta pasti akan langsung di turutin oleh Andara dan Ibunya, Seperti saat ini.
" Mas, kita liburan yuk, aku bosan di rumah terus." Ajak Elana. Keduanya kini tengah bersantai di ruang keluarga. Andara bersantai sambil mengotak-atik tablet di tangannya, sementara wanita hamil itu berbaring sambil meletakkan kepalanya di atas pangkuan Andara, seraya menikmati potongan buah yang di sediakan pelayan rumah itu.
" Kamu mau liburan kemana, Hmm?" Tanya Andara tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet yang ada di tangannya." Yang dekat-dekat aja, kasian Dia! Kalau di bawah jalan jauh dan kamu pasti akan kecapean." Lanjutnya lagi. Kali ini Andara memilih meletakkan Tabletnya di atas meja.
Lelaki itu sedikit mengangkat kepala Elana, memperbaiki posisi duduknya sebelum kembali meletakkan kepala Elana di pangkuannya lagi, agar wanita hamil itu nyaman saat dia mengelus perut Elana yang mulai membuncit.
" Aku ingin ke Bali Mas, suasana pantai yang tenang cocok buat ibu hamil seperti Aku." Ucap Elana. Wanita itu menghentikan makannya dan menatap wajah Andara. " Boleh ya mas, ini juga keinginan anak kamu loh." Sambungnya. Wanita itu begitu berharap Andara mau menuruti keinginannya.
" Kan aku sudah bilang kamu mau kemana aja boleh, yang penting nggak jauh-jauh! Kasihan dia." Tolak Andara.
" Tapi kita berdua ingin ke sana mas . " Elana mulai cemberut dan bersiap-siap untuk mengeluarkan air matanya. " Kamu nggak ngerti gimana susahnya hamil kaya gini, mau ke sana-kemari nggak bebas, selalu mikirin soal anak, padahal kata dokter dia baik-baik! Ayolah mas." Rengek Elana. Sembari beranjak dari pembaringannya dan duduk berhadapan dengan Andara.
" Aku Mohon mas, kali ini aja. " Ucap Elana lagi, sambil menggenggam kedua tangan Andara.
" Nggak El, jangan maksa aku, aku bilang nggak ya nggak. " Tegas Andara, membuat Elana menitihkan air matanya.
" Kenapa sih mas kamu selalu begini ke aku! Aku juga punya perasaan mas. Seandainya mbak Dian ada di posisi aku sekarang, apa mas akan menolaknya juga. " Tanya Elana dengan berlinang air mata.
" Jangan bawa-bawa nama aku dalam masalah kalian." Sahut Dian. Wanita itu sudah lama berdiri menatap kemesraan serta perdebatan suami dan madunya, sembari melipat kedua tangannya di dada." Jika kamu takut terjadi sesuatu dengan anak kalian, kamu bisa membawa Elana ke dokter, memeriksa kandungannya, sekaligus bertanya kepada dokter, Kandungan Elana aman tidak jika perjalanan jauh." Ucap Dian lagi, sembari berjalan melewati mereka.
Jika weekend adalah hari yang menyenangkan dan waktu yang di tunggu-tunggu oleh untuk mereka yang sibuk bekerja. Maka hal itu tidak berlaku untuk Dian. Sebab weekend seperti ini ia harus menahan perasaannya, menyaksikan keharmonisan keluarga kecil suaminya. Belum lagi. Toxic yang di terima dari sang Mertua yang semakin hari semakin menjadi, wanita paruh baya itu selalu dengan terang-terangan mengatai dan membandingkan Dian dengan Elana.
" Sayang. Kamu mau kemana." Tanya Andara, saat menyadari penampilan Dian. Wanita terlihat begitu elegan dengan dan cantik. Saat berpakaian kasual seperti ini.
" Aku juga butuh liburan, bukan hanya istri muda kamu." Jawabnya. Wanita itu berbalik menatap Andara dan Dian secara berganti. " Sebaiknya kamu turutin permintaan Elana dan jangan buat dia stress kalau kamu tidak ingin terjadi sesuatu dengan anak yang ada dalam kandungannya." Setelahnya Diana pun kembali meneruskan langkah tanpa menghiraukan panggil suaminya. Tak ada salahnya kan, jika sesekali ia menjadi istri pembangkang.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Jika biasanya Dian menikmati weekend dengan meratapi nasibnya di kamar. Untuk weekend nya kali ini, Dian tidak ingin seperti itu. Sebab ia baru saja mendapatkan teman baru, yang mengajaknya untuk jalan-jalan dan menikmati weekend bersama.
Bukan berarti selama ini Dian nggak punya teman, hanya saja. Tujuh puluh lima persen teman-temannya sudah mengenal Andara. Dan setiap bertemu dengan mereka. Mereka selalu bertanya ' Kok sendiri, Dimana suami kamu? Kenapa tidak ikut?' Dan masih banyak pertanyaan seputar Andara lainnya. Jika seperti ini kan Dian tidak perlu repot untuk menjelaskan tentang ini itu kepada teman-temannya. Karena titik terlemahnya Dian itu. Saat ditanya, dimana suami kamu?
" Hai Lun! Udah lama?" Tanya Dian, saat menghampiri temannya, yang telah lebih dulu sampai di tempat janjian mereka.
" Aku juga baru sampai kok mbak." Jawab wanita yang di panggil luna itu, seraya menghampiri Dian, memeluk serta cipika-cipiki.
" Syukurlah. Hari ini kita mau kemana?" Tanya Dian lagi.
" Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu, setelah itu kita mampir ke butik Bunda aku. " Usul Luna.
" Terserah kamu aja! Tapi kamu yakin mau jalan-jalan dengan keadaan kamu ini." Tunjuk Dian pada perut Luna yang membesar, ya wanita itu tengah hamil anak ke tiganya.
" Tenang, Aman kok! Lagian cuma jalan ini, bukan kerja berat juga." Sahut luna dan Dian hanya mengangguk pasrah.
Keduanya pun menghabiskan waktu bersama seharian. Tepat jam delapan malam barulah Dian pulang kerumahnya. Dan setibanya di rumah Dian langsung di sambut mertuanya dengan ocehan panjang kali lebar kali tinggi dalam kalimat ocehannya terdapat tetap saja mengandung toxic .
" Maaf ma, Dian capek mau istirahat." Ucapnya menghentikan ocehan sang Mertua.
" Kamu tuh ya emang susah di bilang, kamu tidak bisa apa seperti El, El begini, El begitu dan masih banyak bla bla bal lainnya." Hal itu membuat Dian semakin muak, rasanya Ia begitu menyesali keputusannya untuk pulang kerumahnya.
" Mau kemana kamu! Hmmm. " Teriak Nyonya Wartika saat Dian melewatinya begitu saja." Kalau orang tua ngomong itu di dengar jangan cuma nyelonong aja. " Sambungnya lagi tapi tetap tidak di di hiraukan Oleh Dian.
Wanita itu memilih naik ke kamarnya, ketimbang harus mendengar omelan mertuanya ya selalu berujung menyakiti perasaannya.
" Kenapa baru pulang. " Tanya Andara begitu Dian menyalahkan lampu kamarnya, Lelaki itu kini tengah berbaring di atas ranjang dengan kedua tangan yang di letakkan di belakang kepalanya.
" Astaga mas...! kenapa nggak nyalain lampunya sih." Tanya Dian sambil mengelus dadanya.
" Dari mana kamu! Kenapa baru pulang?" Andara tidak menjawab pertanyaan Dian, lelaki itu justru balik bertanya sambil beranjak dari tempat tidurnya.
" Jalan sama teman. "
" Teman yang mana? Aku hubungi semua teman kamu tapi tidak ada satu pun yang tahu kamu di mana! Kamu mau bohongi aku." Andara mulai tersulut emosinya melihat sikap Dian yang acuh tak acuh.
" Berhenti bersikap posesif ke aku ya! Apa aku pernah bersikap begini saat kamu bersama El? Nggak kan, jadi please jangan mencurigai aku. Lagian kamu tidak kenal semua teman aku. " Balas Dian sembari beranjak ke kamar mandi.
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...Bersambung. ...
...Happy reading..💔💔...
...Kalau like nya bagus aku double up. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Rian Inggriana
Lanjut lg thoor
2022-05-01
1
lya yaya
perbaiki ya thor lu punya novel bukan mau kritik sih tapi gua pusing karya authornya
2022-04-26
1
lya yaya
gua bingung sumpah anaknya udah lahir apa belum
2022-04-26
0