Denting jam yang berbunyi dari dinding kamar Dian, menyadarkan dia dari lamunan panjangnya. Semenjak bertemu dengan mamanya Ken waktu itu! Dian terus memikirkan omongan wanita paruh bayah itu.
Bahkan Dian tidak menyadari, malam semakin larut dan dia masih terjaga seperti malam-malam sebelumnya.
Dian yang kembali melamun di kejutkan oleh dering ponsel yang berada di atas Meja Nakas, membuat fokusnya teralihkan pada benda pipi itu. Dian meraih ponselnya dan menekan icon berwarna hijau sebelum menempelkan benda itu dengan daun telinganya.
" Hallo... selamat malam! Maaf ya aku udah lancang ganggu waktu istirahat kamu." Ucap Si penelpon! Tetapi Dian tidak menyahutinya! Wanita itu hanya diam dan mendengar orang itu berbicara. " Selamat ulang tahun! Sehat selalu. Besok aku akan mengirim Hadiah ke butik Kamu dan semoga kamu suka ya. Aku juga akan menunggu kamu di restoran yang sama. Selamat malam selamat istirahat! Yang sabar ya cantik kamu itu wanita hebat." Setelah mengatakan hal itu. Panggil itu pun berakhir tanpa ada satu kata pun yang keluar dari bibir Dian. Bukan hanya sekali, hal ini terjadi. Bahkan setiap orang itu telpon atau mengajaknya berbicara berdua, Dian selalu bersikap Dingin kepadanya. Lain halnya kalau mereka berkumpul bersama, sikap Dian akan berubah 180 derajat.
Dian kembali meletakkan benda pipi itu di tempat semula, wanita itu bersiap-siap untuk tidur, tetapi ketukan di balik pintu kamarnya membuat Dian menunda niatnya dan melangkah ke arah pintu. Ia memutar Handel pintu dengan perlahan, saat pintu itu terbuka Dian langsung di sambut kehadiran Andara.
" Selamat ulang tahun ya sayang! Sehat selalu, semoga apa yang kamu harapkan segera di Kabul kan tuhan dan di lancarkan segala urusannya." Ucap Andara sembari membawa Dian kue dengan lilin angka 27 di atasnya. Lelaki itu manahan kue itu dengan salah satu tangannya dan memeluk Dian sembari mengecup keningnya.
" Terima kasih mas! Udah mau repot-repot kasih suprise kaya gini. " Ucap Dian sembari melepas pelukan mereka.
" Nggak repot kok sayang, kan semuanya di siapin oleh Elana." Dan Andara pun sedikit memiringkan tubuhnya.
" Selamat ulang tahun ya mbak, semoga di tahun ini mbak cepet di berikan momongan." Kini Elana yang berada dua langkah di belakang Andara yang memberikan ucapan selamat kepada Dian. Wanita itu terlihat sedikit kesulitan karena sedang menimang-nimang putrinya yang baru berusia beberapa bulan itu.
" Terima kasih ya El. " El tersenyum sembari mengangguk kepalanya.
" Ayo sayang di tiup lilinnya, tapi ingat berdoa dulu sebelum tiup lilinnya." Pinta Andara. Tanpa banyak bicara Dian pun maju satu langkah dan memejamkan matanya." Ya tuhan, seandainya aku masih di beri umur yang panjang, aku ingin ulang tahun mendatang, kadonya di ganti anak saja! Aku siap menanggung sakitnya melahirkan dan Aku rela menukar apa yang aku punya saat ini dengan kado istimewa itu." Dian membuka matanya dan menghalau cairan bening yang menetes di pipinya sebelum meniup lilin itu.
" Amiin." Ucap Andara sembari memeluk tubuh Dian dan mengusap punggungnya, lelaki itu tahu betul doa sang istri, sebab doa itu yang selalu Dian panjatkan di setiap ulang tahunnya. Tapi sayangnya tuhan belum mau mengabulkan do'a-doanya.
Setelah surprise kecil-kecilan itu El dan Anaknya kembali ke kamar mereka, sementara Andara menetap Di kamar itu untuk menemani Dian.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Pagi harinya, Dian terbangun seperti biasanya dan Dian tidak menemukan Andara di sisinya! Lelaki itu kembali meninggalkan dia seorang diri di kamarnya.
Dian meraih selimut dan melingkarkan selimut itu di tubuhnya. Dengan perlahan ia beranjak dari tempat tidur, memungut pakaiannya yang masih berserakan di lantai dan berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya di cermin. Seraya merasa iba serta jijik dengan dirinya sendiri.
" Sebegitu berlebihannya kamu mencintai dia sampai kamu berulang kali di rendahkan harga dirimu. Dan di saat seperti ini pun kamu masih di perlakukan dengan sama! Kamu bodoh Diana, sakit kan perjuangan kamu." Tanya Dian pada bayangannya sendiri. Sembari menahan sesak di dada.
" Di jangan tergesah-gesah, menangis pun tidak ada gunanya." Ucapnya lagi sambil mengusap air matanya." Biarkan hati kamu merasakan siksa rindu dan sakit hati yang dia ciptakan. Sampai sagala daya dan upaya yang kamu usahakan selama ini berakhir dengan hilangnya rasa itu. " Dian berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Setelah itu dia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Begitu Dian selesai bersiap siap wanita itu langsung keluar kamar, bahkan ia tidak menghiraukan panggil Andara yang sedang duduk di taman depan rumah mereka bersama Elana dan Alesya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Seharian di butik Dian tidak bisa konsentrasi untuk bekerja! Wanita itu hanya termenung, sambil meletakkan kepalanya di atas meja. Di ikuti cairan bening yang sesekali menetes tanpa permisi.
" Masuk." Pintanya saat mendengar suara ketukan di balik pintu ruangan kerjanya.
" Permisi mbak, ini ada kirim paket buat mbak." Ucap pegawainya. Sambil membawa kotak hadiah yang di ikat dengan pita merah dan boneka beruang kecil bernama putih. di ikuti seorang pegawai lainnya yang membawa buket bunga mawar putih.
" Taruh aja disini." Sahut Dian, sembari menegakkan kepalanya. Kedua orang pegawainya itu langsung meletakkan hadiah dan buket bunga itu di atas meja dan meninggalkan ruangan bos mereka.
...Selamat ulang tahun cantik! Sehat selalu. Semoga kamu suka hadiah yang aku berikan....
...OH iya! Kalau hadiah ini sampai di tangan kamu, aku sudah menunggumu di tempat yang sama! Aku harap kali ini kamu mau datang....
Dian menyimpan hadiah-hadiah dan kartu ucapan itu, setelahnya ia meraih tas dan berlalu dari ruangan kerja, menuju! Restoran dimana seseorang tengah menunggu kedatangannya.
Tiga puluh lima menit kemudian, Dian telah tiba di restoran dan di sambut seorang pelayan. " Mbak Diana ya." Tanya pelayan itu, di angguki Dian. " Mbak sudah di tunggu sejak tadi, mari saya antar."
Dian pun mengikuti langkah wanita itu. Kebetulan restoran yang di pilih, memiliki private room, jadi pertemuan Dian dengan orang yang menelepon serta mengirimnya hadiah tidak akan di ketahui Andara maupun orang-orang yang mengenal mereka.
" Aku pikir kamu nggak akan datang, seperti biasanya." Ucap orang itu saat Dian sampai di ruang yang di tunjukkan pelayanan yang mengantarnya.
" Tanpa perlu menjelaskan kamu pasti tahu kenapa aku sampai datang menemui lelaki lain di belakang suamiku." Jawab Dian sembari duduk di hadapan orang itu.
Sementara lelaki itu hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya. " Aku bingung dengan keadaanmu. Kenapa kamu mau berkorban dan bertahan sejauh ini. Di bilang bodoh pun! kamu adalah wanita cerdas dengan lulusan terbaik." Ucap lelaki itu sembari menggeleng kepalanya.
" Jawabnya simple! Karena aku mencintainya pakai hati, bukan pakai logika."
" Lalu kenapa kamu tidak bisa melakukan hal yang sama kepada aku. " Dian tersenyum.
" Jika aku bisa membolak-balikkan hati, aku pasti akan memilih lelaki yang mau menerima kekuranganku dan mau memperjuangkan aku! Bukan sebaliknya." Ucap Dian.
" Lalu bagaimana dengan perasaanku."
" Bukankah sejak awal aku sudah pernah mengatakan. Siapa pun boleh mengungkapkan perasaannya kepadaku, boleh mencintai aku! Tapi tolong jangan marah dan merasa tersakiti, jika aku tidak dapat membalas perasaan kalian. Karena aku tidak ingin menjadi alasan hancurnya orang lain termasuk kamu Kak Ken."
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading... 💔💔...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
WJ
sdah d tunggu bang Ken tuch🤩
2022-05-22
0
Rian Inggriana
Lanjut
2022-05-01
1
Yoo anna 💞
lama lama gedek ama diana cuman bisa nangis dan nangis tpi gk mau ngmbil tindakan 🙄
2022-04-20
0