Semenjak perdebatan mereka waktu itu, Diam mulai berubah, dia yang selalu peduli dengan menanyakan kabar dan menyapa di pagi hari serta selalu mengingatkan Andara untuk ini dan itu. Menjadi orang yang pendiam. Walaupun dia tetap menjalankan kewajibannya seperti biasa, mulai menyiapkan kopi, sarapan dan pakaian suaminya.
Diamnya Dian bukan karena Dia tidak peduli lagi atau tidak mencintai Andara lagi. Hanya saja dia sedang berusaha menata hati, untuk lebih kuat, saat keadaannya tidak baik-baik saja.
Sebab Tidak ada yang tahu sehebat apa Dian berusaha tegar, sekuat apa dia berusaha menerima dan bersikap baik baik saja dalam keadaan yang tidak baik baik saja, sederas apa air mata yang jatuh di tengah malam dan di saat dia menadahkan kedua tangannya untuk di berikan kepercayaan yang sama seperti Elana dan sebaik apa dia menutupi luka dengan senyumannya.
Dan di saat semua orang mempertanyakan dirinya. ' Udah lama nikah kok belum punya anak juga? Kamu kok mau sih di dua in? Kamu bisa ya tinggal serumah sama madu kamu? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Seandainya Dian bisa memilih dan mengatur semua semaunya dia juga tidak ingin berada di posisi ini. Tapi apa mau di kata! Ini sudah garis takdirnya, dia sudah ditakdirkan untuk berbagi dengan wanita lain, walaupun hatinya sakit. Belum lagi perkataan mertuanya yang selalu menyakitkan dan perubahan suaminya.
Tok... Tok... Tok..
Suara ketukan pintu membuat Dian menghentikan aktivitas menggambar desain. Dan menatap kearah pintu ruang kerjanya.
" Iya, Masuk." Ucapnya, mempersilahkan orang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.
" Permisi! Mbak, ada pelanggan yang ingin ketemu sama mbak." Ucap salah satu karyawannya.
" Siapa? Kayanya hari ini saya nggak ada janji sama pelanggan deh." Seru Dian sembari berpikir. "Sebaiknya kamu sediakan minimum dan cemilannya! Setelah ini saya akan menemui orang itu." Lanjut Dian di angguki oleh karyawannya. Karyawan wanita itu langsung meninggalkan ruangan kerja Dian. Sementara Dian sendiri merapikan pensil, kertas dan alat-alat lainnya yang di gunakan untuk menggambar desainnya.
Sesuai ucapannya, begitu Dian selesai merapikan keperluannya dia langsung menuju sebuah ruangan yang di sediakan untuk pelanggan yang ingin bertemu dengannya atau yang ingin mendengar lebih jelas tentang rancangan pakaian nya.
" Maaf, membuat kalian menunggu!" Ucap Dian kepada dua orang wanita yang tengah Duduk membelakanginya.
" Nggak lama kok, bahkan tante siap menunggu kamu lebih lama dari ini." Ucap salah satu wanita sembari berbalik dan tersenyum kepada Dian.
" Ya tuhan, tante Ambar! Kapan datangnya? Di pikir siapa." Seru Dian sembari memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri wanita paruh baya yang di panggil Ambar itu.
" Tante baru tiba kemarin, makanya langsung kesini ketemu kamu! Sekalian buat kejutan." Sahut wanita paruh baya itu sembari mengurai pelukannya dengan Dian.
" Kak Di nggak sapa aku." Wanita lainnya ikut menyapa Dian sembari memanyunkan bibirnya.
" Hai Kania! Kamu apa kabar? Udah wisuda." Tanya Dian sembari memeluk tubuh Kania.
" Udah dong makanya aku bisa ada disini dan soal kabar! Seperti yang kakak lihat aku baik-baik saja. " Jawab wanita itu.
" Oh iya, Tante dan kania kesini sama siapa?"Tanya Dian begitu ketiganya duduk di sofa yang sebelumnya di duduki Ambar dan putrinya. Kedua wanita itu sengaja memberikan Dian tempat diantara keduanya.
" Kita di Antar sama kak Ken! Cuma kak Ken nya nggak bisa mampir, karena ada pekerjaan yang harus kak Ken kerja kan, bersama suami kakak." Jelas Kania. Hanya di respon O dan anggukan kecil oleh Dian. " Kakak udah maka siang belum? Temani aku dan mami makan Yuk! Soalnya tadi kita nggak sempat makan siang. " Ucap wanita itu lagi, seraya merengek kepada Dian untuk makan siang bersama mereka.
" Nia jangan gitu, siapa tahu kak Dian nya sibuk."
" Tapi kapan lagi mi, kita bisa makan sama kak Dian! Sementara besok kita sudah Harus kembali ke Inggris." Gadis itu tetap kekeh.
" Nggak papa kok tante! Kebetulan Dian nggak terlalu sibuk hari ini." Sela Dian Sebelum wanita paruh baya itu membuka mulutnya.
" Tapi, Di."
" Dian juga belum makan siang. Jadi tante nggak perlu khawatir, soal pekerjaan masih bisa di lanjutin nanti."
" Baiklah, tapi tante nggak maksa loh ya. "
" Iya tante. "
" Asyik, Ayo kak! Kebetulan aku udah reservasi sebuah restoran mewah buat kita dan makanan di situ di jamin Enak banget. " Ucap Nia dengan menaikkan kedua jempolnya.
Setelah itu, mereka langsung menuju restoran yang di pilih Nia. Setelah menempuh dua puluh lima menit perjalanan, Akhirnya mereka tiba di restoran itu dan langsung di antar oleh seorang pelayan menuju meja yang telah di reservasi Oleh Nia.
Begitu pelayan selesai menyajikan pesan mereka, ketiga wanita itu mulai menikmati makan siang Dalam diam. Sampai suara Dering ponsel, memecah keheningan di antara mereka.
" Mi, kak aku izin angkat telpon sebentar." Baik Dian maupun Wanita paruh baya itu sama-sama mengangguk.
Kania berdiri dari duduknya dan melangkah menjauh dari kedua wanita itu. " Di tante Dengar suami kamu nikah lagi?" Tanya Ambar membuat Dian menghentikan makannya, di ikuti anggukan kepala." Di perihal anak, jodoh dan rejeki itu rahasia tuhan."
" Tapi Aku bahagia kok tante. Mas Andara juga nggak berubah tetap sayang sama aku." Sanggahnya. Membuat wanita itu tersenyum.
" Kamu salah memilih orang untuk berbohong sayang. Karena sebelum kamu berada di posisi ini, tante sudah lebih dulu merasakan posisi yang sama." Dian terdiam sembari kembali menikmati makanannya di ikuti cairan bening yang mulai menetes dari kedua sudut matanya.
" Kenapa ya tante rasanya begitu sakit. " Tanya Dian." Padahal Dian sudah mencoba untuk bersikap rela dan baik-baik saja. Tapi di dalam sini tuh sesak banget tante, terkadang sampai untuk bernafas itu rasanya sulit sekali."
" Karena kerelaan kamu itu bersifat bohong. Kamu bersikap baik-baik saja, hanya untuk menutupi kebohongan itu tanpa kamu sadar hal itu membuat kamu semakin tersisih dan merasa sakit sendiri. " Jawab mami sambil menggenggam tangan Dian." Apa yang kamu rasakan saat ini belum seberapa sayang. Karena sakit yang lebih dari ini akan menanti kamu di depan. Saran tante saat kamu berada di posisi itu nanti, ingat perjuangan kedua orang tua kamu dan cinta mereka agar kamu tidak menghancurkan diri kamu sendiri."
" Tenang aja Tante! Dian nggak akan pernah melakukan hal sebodoh itu! karena selain mas Andara, Dian juga punya Dua lelaki hebat lainnya." Wanita itu mengangguk, setuju dengan apa yang di ucapkan Dian. Setelah itu keduanya terdiam.
" Mi, kita balik sekarang ya! Soalnya aku udah di tungguin. " Ucap Kania begitu Dia selasa menelepon dan kembali menghampiri , bertepatan dengan Dian yang menyelesaikan makannya." Ayo kak, sekalian aku antar. "
" Kamu sama Tante Duluan aja! Soalnya aku ada keperluan Di sekitar sini. " Tolak Dian dengan halus.
" Kamu yakin? Kamu nggak marah kan sama tante."
Dian tersenyum seraya berkata. " Kenapa aku harus marah! Kan tante cuma berbagi pengalaman sama aku. " Dian berdiri dari duduk dan menghampiri wanita paruh baya itu seraya memeluk tubuhnya. " Terima kasih ya tante, setidaknya kata-kata tante membuat aku dapat mempersiapkan tubuh dan hati aku." Ambar mengangguk sambil membalas pelukan Dian.
" Tante Masih berharap suatu hari nanti kamu akan menjadi anak perempuan tante."
" Masih banyak perempuan diluar sana yang lebih baik dari aku tante! Mereka pasti akan dengan senang Hati menjadi bagian Dari keluarga tante." Balas Dian.
" Tapi Tante, anak tante dan keluarga besar kita cuma maunya kamu. "
" Iya kak! Kania juga mau kakak jadi kakak Kania, biar kita bisa kurasa harta Abang Ken sama-sama. "
" Huussh jangan ngomong gitu! Kakak udah punya suami, entar kalau orang dengar bisa salah paham. " Tegur Dian.
" Ya udah tante sama Kania duluan ya! Nanti tante akan menemui kamu begitu tante berkunjung kesini. "
" Iya tante! Kalian hati-hati ya." Mereka pun saling melambaikan tangan setelah berpelukan dan cium pipi kanan kiri.
Begitu Kania dan Maminya pergi, Dian ikut meninggalkan restoran itu dan kembali ke butiknya.
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...Bersambung. ...
...Happy reading... 💔💔...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
jangan2 Andara ngk jelas y
2023-08-08
0
Lina aja
tinggalin j andara....masih banyak lelaki yg akan menyayangi mu tulus
2022-10-28
0
Agus Artiningsih
haaah, hela nafas , kok aky yg nyesek ya ?
2022-07-11
0