Satriaji Needs A Friend
Hari yang tenang, kicau burung terdengar di mana-mana beserta angin yang berhembus pelan beserta para petani sedang bekerja di ladang mereka. Begitu juga dengan orang yang punya pekerjaannya sendiri, mereka sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing dan seluruhnya begitu sibuk.
Di salah satu desa terdapat anak kecil yang sedang di gendong ayahnya, mereka berjalan melewati sawah besar nan luas. Anak kecil di punggungnya membuka kelopak matanya, mendapati pemandangan indah memanjakan mata siapapun yang melihatnya bak sihir dapat menyihir mata siapapun yang melihatnya.
Sebuah kampung, kebanyakan warganya memiliki pekerjaan sebagai petani dan buruh sawah. Namun, hal tersebut mulai berubah semenjak datangnya benda aneh di tengah-tengah sawah milik kepala desa. Seperti sebuah pintu, pintu besar berwarna hitam pekat tercipta membuat semua orang heran dan kebingungan.
Kemunculannya ialah dua hari yang lalu, mereka mendengar suara retak seperti kaca retak dan pecah pada malam hari. Bunyi nyaring itu didengar oleh semua orang, bahkan suaranya mencapai ibu kota negara yang jaraknya sangat jauh. Besoknya mereka melihat benda itu berdiri tegak, tentu pemerintah begitu mendengar berita tersebut langsung mengirim orang.
"Wah, ada apa ini ?" Tanya warga. Satu polisi menghembuskan napas, ia menatap pintu raksasa di hadapannya terlihat begitu besar dan ada beberapa hal yang aneh terjadi jika mereka membawa barang seperti emas ke dekat gerbang. Saat logam mulia berwarna kuning tersebut menyentuh benda itu pintunya terlihat bergetar, seperti akan terbuka dengan sendirinya membuat semua orang heran.
Tentunya itu tidak wajar, bagi para ilmuan mereka mengetahui apa penyebabnya namun tidak bisa menjelaskannya dengan pasti. Terlebih lagi itu hanya teori atau yang dibuat tanpa kepastian atau hanya dugaan semata.
Dan bersamaan, benda ini muncul di berbagai penjuru dunia akan tetapi benda tersebut mengeluarkan monster. Hanya di beberapa negara saja yang pintunya terbuka, dan pemetintah tahu kalau benda itu berbahaya bagi mereka. Saat mencoba dihancurkan benda itu tidak bisa hancur sama sekali, lalu berhari-hari bahkan berminggu-minggu seluruh negara di dunia mengambil keputusan untuk memasuki pintu itu.
Dan setelahnya, kejadian itu terjadi mengakibatkan pintu rusak dan banyak monster bisa berkeliaran keluar dari pintu. Tentara yang masuk ke sana berhasil bertahan hidup, namun mereka melihat kalau tempat mereka dipenuhi dengan mahkluk yang diluar nalar akal manusia. Seperti naga, iblis, zombi, dan semacamnya.
Lalu, banyak anak kecil di umur 10 sampai 20 tahun memiliki kekuatan aneh dan unik, kemudian ada ukiran di setiap gerbang seperti meminta mereka untuk membasmi monster dengan bahasa yang mereka tidak ketahui. Akan tetapi setelah seminggu para ilmuan selesai mengartikan kalimat yang ada di batu.
"Kalian telah diberikan kekuatan, maka dari itu.. habisi semua mahkluk yang ada di dalam gerbang maupun di luar. Terima-kasih!" Begitulah kata-kata yang tercantum di batu, semua negara mau tidak mau mendirikan sekolah khusus dan membawa anak-anak yang memiliki kemampuan khusus untuk membunuh semua monster yang ada.
***
"Ah,.. kak Tedy, kenapa aku harus ikut ?" Tanya seorang remaja lelaki berambut biru gelap berpakaian baju abu putih. Seorang remaja lelaki juga agak tinggi darinya sedang berjalan pelan memakai pakaian yang sama dengannya, sambil mengunyah permen karet ia menjelaskan tujuannya.
"Apa kau tidak ingin melihat mereka, Ji ?!"
"Tidak,.. Mengintip juga bisa masuk penjara, loh."
"Enggak asik ah!" Senyumannya lebar seakan tidak pernah hilang dari wajahnya. Namun, begitu marah senyumannya itu sangat penting untuk tidak dilihat atau membuatnya marah. Bagi Satriaji sendiri itu cukup merepotkan kalau itu sering terjadi.
Mereka berjalan cukup lama menyusuri jalan, hendak tersenyum lega sampai di tempat tujuan mereka suara mendeham datang dari belakang. Keduanya langsung merinding dan berkeringat dingin, keduanya menoleh ke belakang langsung lega setelah melihat siapa yang datang.
Teman sekelas mereka yang sudah akrab dari semenjak SMP, ketiganya melempar tali ke atas dahan pohon tapi Fauzan tidak ikut dan hanya duduk diam di bawah naungan pohon. Melihat kedua teman bodohnya naik ke atas membuatnya bingung, ia pada akhirnya membuka buku dan membaca novel sambil menunggu kepulangan mereka.
Selang beberapa saat kemudian, ia melihat keduanya turun dari atas pohon membawa sebuah kotak kecil sebesar kotak pensil. Wajah kak Tedy kelihatan senang, namun teman sekelasnya berekspresi sebaliknya bahkan terlihat sangat kesal.
Keduanya turun dan Fauzan bertanya, "bagaimana ? Apa kalian melihat atau mendapatkannya ?"
"D-Dia..! A-Artha! mencuri pisau!"
"Ha ?.. apa ?" Satriaji berkeringat. Begitu juga dengan Vlad teman sekelasnya, Artha terlihat senang terus membuka kotak kayu di telapak tangan dan menatap barang dalam kotak dengan mata berkaca-kaca. Sangat senang malahan sampai terlihat ingin meneteskan air matanya.
"Woahhh! Akhirnya, aku dapatkan pisau dari Singapura! Lihatlah ukiran yang ada di bila--- ap--!" Perkataannya terhenti setelah memandangi pisau di tangannya. Vlad mundur beberapa langkah ke belakang, dikuti Satriaji yang sama-sama mundur perlahan-lahan. Seperti yang diperkirakan oleh keduanya, Artha mencengkram pisau erat dan menghancurkannya.
Mata merahnya menyala di kegelapan malam, ia menoleh ke belakang kalau seorang gadis cantik berambut merah muda memegang benda yang asli. Keduanya saling tersenyum, tapi semua orang tahu kalau senyuman itu bukan hanya senyuman biasa.
"Hei! Kalian yang ada di sana!" Teriak penjaga. Serentak ketiganya kabur dari belakang asrama perempuan, tapi penjaga mengetahui ada yang lari segera mengejar mereka. Kecepatannya terlihat tidak biasa, jadi pasti dia juga seorang mantan pemburu. Walaupun begitu Vlad berlari lebih cepat dari yang lain.
Setelah beberapa menit penjaga mengejarnya, ia kehilangan jejak ketiga orang yang kabur dan mereka berhasil melarikan diri. Berada di depan pintu asrama laki-laki, ketiganya masuk ke dalam dan Artha berjalan ke kamarnya bersama Satriaji sedangkan Vlad pergi ke kamarnya. Sebelum berpisah mereka pamitan terlebih dahulu.
"Kak Tedy, apa kamu sudah mencuci bajumu ?" Tanya Satriaji tersenyum kecil. Orang yang ditanya masih terlihat kesal, ia menjawab tanpa nada yang berarti dan mereka sampai di depan kamar mereka. Satriaji membuka pintu dan keduanya masuk, mendapati beberapa anak sedang mengobrak-abrik kamar mereka berdua. Dua kasur terbalik, lemari hancur, dan barang-barang mereka acak-acakan.
Salah satu orang menoleh ke belakang dan melihat mereka sedang berdiri lalu dia menepuk pundak temannya. "... Zrak! Mereka kembali!"
"Oh,.. baguslah kalian kembali nah sekarang berikan surat itu padaku."
"Sialan, kau ingin merasakan bagaimana kematian ha ?" Artha berjalan mendekat penuh amarah. Tangannya mengepal kuat, dan teman dekatnya menarik tangan Adly menghentikan langkahnya. Dan dia berjalan ke tong sampah, mencari-cari sebuah kertas lalu memberikannya pada orang-orang yang mengacak-acak kamarnya.
Mereka menerimanya dengan wajah kesal, tak lama kemudian satu orang memukul Satriaji cukup keras hingga dia terlempar ke dinding. Orang itu mengepalkan tangannya lagi, asap kuning mengelilingi kepalan tinjunya dan saat ingin mendekat Artha menarik pedangnya. Semua orang yang ada di sini mual lalu muntah darah, kecuali Satriaji yang tengah duduk.
Dan besoknya, dengan tuduhan menggunakan sembarang kekuatan khusus keduanya dihukum untuk berdiri di lapangan saat upacara bendera sampai sore hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Zahra Fitria
tu ada nama Fauzan ama satriaji kok kaya ada yng aneh y ?🤔
2021-11-02
1