Setelah Laila menidurkan Andra, perempuan itu dipanggil oleh Samudra untuk berbicara berdua.
Laila mengerutkan keningnya saat pria itu malah membawanya ke kamar di sebelah kamar Andra.
Dalam hatinya, ia begitu was-was jika saja pria itu berniat buruk padanya.
"Mulai sekarang, kau akan tidur di kamar ini." Ucap Samudra lalu berbalik menatap Laila.
"Putraku menderita PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma.
Jadi dia tidak menyukai orang asing dan bahkan menutup diri terhadap lingkungan. Dia tidak suka keramaian dan lebih suka menyendiri, emosinya tidak stabil sehingga sulit menghadapinya.
Kau lihat tadi 'kan?
Dia bisa melukai dirinya sendiri, bahkan tadi dia sempat meretas perusahaan kantorku dan menghancurkan sistem perusahaan karena aku memberitahunya untuk mengikuti acara ulang tahun neneknya.
Karena dia menyukaimu, aku harap kamu bisa membujuknya supaya dia mau mengikuti acara ini.
Juga, tolong lebih perhatian dia dan jangan pernah meninggalkannya sendiri." Ucap Samudra panjang lebar.
"Aahh, saya mengerti, tapi, maaf, apakah dia memang bisu? Maksud say-"
"Tidak, dokter mengatakan ini adalah salah satu caranya melindungi diri.
Lagi, Dia paling membenci ibunya, jadi tolong supaya kamu terus mendampingi nya.
Apalagi ketika ibunya ada di rumah.
Kamu mengerti?"
"Saya mengerti." Jawab Laila.
Setelah Samudra meninggalkan kamarnya, Laila langsung membuang diri ke atas tempat tidur dan berbaring memejamkan mata.
Karena sangat kelelahan hari itu, dia akhirnya tertidur pulas dan pagi hari saat ia bangun dia mendapati seseorang sedang memeluk lengannya dengan hangat.
Karena tidak terbiasa, Laila dengan spontan mendorong Andra yang sedang memeluknya.
Pria kecil yang terkejut itu membuka matanya dan menguceknya perlahan.
"Aah, maaf, aku pikir kau orang asing. Apa aku baik-baik saja? Mengapa ada di sini?" Tanya Laila.
Pria kecil itu mengangkat tangannya dan mempengaruhi gerakan tangan yang memegang kertas dan yang lain menggunakan pena untuk menulis di kertas itu.
"Aah, tunggu!" Ucap Laila turun dari tempat tidur dan melihat koper yang ia bawa telah diletakkan di samping lemari.
Membukanya, ia kemudian mendapatkan sebuah catatan kecil dan sebuah pena untuk diberikan pada Andra.
AKU KANGEN KAKAK, tulisan Andra di kertas itu membuat Laila terkejut.
"Astaga,, baiklah, kakak juga merindukanmu." Ucap Laila mengacak rambut Andra membuat pria kecil itu tersenyum.
"Oya, kakak ingin membuat sebuah janji denganmu, apa kau mau melakukannya?" Tanya Laila kini duduk berhadapan dengan Andra.
Pria kecil itu terlihat bersemangat untuk membuat sebuah janji dengan Laila, dia mengangguk-angguk pada Laila.
"Kalau kita berdua seperti ini kita bicara biasa saja.
Tapi kalau ada orang lain, kakak harus bersikap sopan sama kamu. Kamu mengerti?" Tanya Laila.
Dengan senang hati Andra kembali mengangguk-angguk mengiyakan permintaan Laila.
Akhirnya pagi itu dilalui Laila dengan terus menemani Andra sampai pria kecil itu lelap dalam tidur siangnya.
Saat itu juga, di lantai bawah Selin menerima tamu yang baru saja tiba.
Laila hendak turun untuk mengambil air putih saat ia tiba-tiba berhenti di tangga ketika melihat sala satu tamu yang datang untuk menemui Selin ternyata adalah orang dari masa lalunya.
Laila ingin mengabaikannya karena belum tepat waktunya untuk berurusan dengan mereka.
Tapi sangat terlambat karena Anita langsung mengenalinya.
"Selin, siapa perempuan itu?" Tanya Anita menajamkan tatapannya pada Laila.
Dengan acuh, Selin mengalihkan pandangannya pada Laila.
"Ahh, dia salah satu pelayan di rumah ini, baru saja datang kemarin.
Hei, ambilkan kami minuman." Ucap Selin.
Mendengar itu, Laila hanya bisa mengatup giginya sebelum menjawab "Baik Nyonya."
"Siapa nama pelayan itu?" Tanya Anita yang masih sangat penasaran.
"Namanya Laila. Ada apa? Sangat aneh kau tertarik pada seorang pelayan!" Ucap Selin.
"Ahh,, Laila? Hei,, apa kalian melupakannya?
Itu Laila! Teman sekelasku yang hamil di luar nikah sewaktu kita memasuki kelas 1 SMA!" Ucap Anita mengingatkan semua perempuan yang sedang duduk bersamanya.
"Ahh, gadis pintar itu? Yang orang tuanya bercerai dan meninggalkannya?!"
"Iya,, ibunya menikah dengan ayahku!" Ucap Anita sedikit tidak puas dengan kenyataan Ibu Laila malah menjadi ibunya.
"Benarkah?!" Selin juga terkejut.
@Interaksi
Masa anggota mafia punya belas kasih? Hm,, bisa berubah deh geng mafia jadi geng amal🤭🤭 Ada yang mau bersedekah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Elis yulianti
gemes bgt sama si anita pngen nyeburin ke laut
2022-12-25
0
Hasnah Siti
wuah...makin seru nih..🤩
2022-11-29
0
Arin
wah dsni udh mulai paham...
2022-09-02
0