Akhirnya, Laila kembali juga ke negara yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya selama 15 tahun umurnya.
Lewat pengaturan Dewa, Laila langsung pergi ke sebuah perusahaan jasa asisten rumah tangga.
Ia akan menyamar menjadi asisten rumah tangga dan memasuki rumah pria terkaya di negara itu.
"Bawa barang-barang kalian, kita akan berangkat sekarang."
"Baik." Jawab 6 perempuan termasuk Laila yang sudah berdandan layaknya asisten rumah tangga.
Setelah perjalanan yang memakan waktu 30 menit, mereka akhirnya tiba di rumah bak istana yang akan menjadi rumah baru Laila selama 6 bulan kedepan.
Saya itu sudah sore, jadi beberapa lampu taman sudah dinyalakan. Laila mengamati lampu seharga 5 juta per buah itu.
'Ckk,, ck,, dasar orang kaya! Ada berapa banyak lampu yang ada di taman ini?' gumamnya.
Setelah turun dari mobil, mereka disambut oleh kepala pelayan di rumah itu. Seorang Pria tua yang kira-kira berumur 60 tahun.
"Kalian, silahkan ikuti saya." Ucap pria tua itu lalu mereka segera pergi ke sebuah pavilium yang berada di belakang rumah.
Setelah barang bawaan mereka di periksa, mereka di suruh berbaris untuk mendengarkan arahan.
"Perkenalkan nama saya Pak Amba, kepala pelayan di rumah ini.
Mulai sekarang, kalian akan mendengarkan instruksi dari saya.
Ada 6 kamar yang masing-masing satu kamar untuk 1 orang.
Kalian bisa beristirahat sekarang dan memulai pekerjaan kalian besok pagi." Ucap pria tua itu sembari membagikan beberapa catatan yang harus dibaca oleh setiap pelayan untuk mengetahui aturan-aturan di rumah besar itu.
Laila mengambil catatan itu lalu segera berjalan ke arah kamar yang berada di ujung.
Setelah membongkar barang bawaannya, Laila kemudian menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
Belum sempat memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Laila segera membuka pintu dan melihat seorang perempuan paruh baya yang berpakaian pelayan.
"Ada apa?" Tanya Laila.
"Bantu aku membersihkan menara." Ucap perempuan itu menyerahkan beberapa alat pembersih pada Laila lalu keduanya bergegas ke menara.
"Ingat untuk tidak menimbulkan suara apa pun.
Saat ini adalah jam Tuan Muda berada di kamarnya.
Jadi kita punya kesempatan membersihkan.
Semua pelayan lain juga sedang membersihkan di tempat lain." Ucap perempuan yang enggan memperkenalkan diri pada Laila.
"Saya mengerti." Jawab Laila yang berkelana dengan pandangan lurus, meski dari sudut matanya ia sedang mengamati rumah besar itu.
Setelah sampai, keduanya berbagi tugas, Laila di tugaskan membersihkan loteng menara.
Saat tiba di loteng menara, Laila mengeryit melihat loteng itu didesain sangat nyaman.
'Loteng ini, mengapa lebih bagus dari kamar pelayan?' Gumamnya kebingungan karena seharusnya Temat itu adalah tempat yang paling jarang di kunjungi sebab berada di ketinggian tanpa lift.
Jalan ke sana juga sempit, hanya untuk orang bertubuh kecil, tangga yang menghubungkan juga memiliki jarak besar.
Tapi Laila tetap membersihkan tempat itu.
2 menit dia membersihkan disana, tiba-tiba pintu itu tertutup dengan keras.
Ia terkejut, bulu kuduknya langsung terangkat saat berbalik mendapati tidak ada satu pun orang di sana kecuali dirinya.
Dengan perlahan Laila mendekati pintu itu dan berusaha membukanya.
'Sial! Tidak bisa terbuka!' gertaknya.
Karena beberapa kali mencoba membukanya dan tidak bisa terbuka, Laila menggedor pintu itu.
"Halo? Apa ada orang di luar? Tolong,, saya terkunci di sini." Ucap Laila yang memang memiliki ketakutan pada hal-hal mistis.
Setelah lelah berteriak, tidak ada satupun orang yang mendengarnya.
Laila akhirnya menyerah dan berbalik menatap ruangan yang dibagi menjadi dua itu.
'Aku harus memastikan tidak ada satu pun arwah di sini.
Kalau tidak, aku tidak bisa tenang.' gumam Laila kini melangkah ke ruangan sebelah yang dipisahkan sebuah rak kecil.
Laila sangat terkejut saat melihat seorang pria kecil yang kira-kira berumur 5 tahun dengan wajah yang sangat pucat dengan baju serba hitam di tubuhnya.
Mata pria itu sangat indah dengan tatapanya dingin yang tajam.
"Hantu!" Teriak Laila langsung tersungkur dan menyembunyikan wajahnya ke dinding.
'Sial!!! Mengapa pelayan itu membawaku ke sini!!' gumamnya sambil bergetar ketakutan.
Cukup lama dia bergetar di tempatnya sebelum ia bisa mengumpulkan semua keberaniannya dan berbalik.
Dilihatnya, pria yang tadi dikiranya hantu kini sedang memainkan laptop di pangkuannya.
'Apakah Hantu bisa bermian komputer?' Laila kebingungan.
Tapi setelah menatapnya lebih lama, ia yakin 100 persen kalau pria kecil itu adalah manusia! Bukan hantu!
Laila bernafas lega sembari memperhatikan pria yang sesekali menatapnya penuh peringatan, seolah pria kecil itu mengatakan padanya supaya tidak pernah bergerak.
'Apakah ini yang namanya Tuan Muda? Anak CEO yang terkenal bisu dan suka keheningan?' gumam Laila menilai pria kecil di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
maka mata mata masa takut sama hantu dan seperti lemah banget🖕🖕
2023-04-30
0
Hasnah Siti
😅😅😅laila laila....
2022-11-29
0
Diana Marwah
Ank Siapa ya, jdi Penasarn
2022-01-05
0