Istri Untuk Mantan Suamiku
❤Selamat Membaca❤
Airin Zakia Wijaya, adalah anak kedua dari pengusaha ternama nan kaya raya Bernama Wijaya Bratayuda, Airin bahkan menjadi primadona di kampusnya. Hampir di akhir pekan, selalu ada-ada saja pria yang mengungkapkan cinta kepadanya. Baik melalui pesan singkat dari media sosial miliknya, ataupun melalui selembar kertas, bahkan ada yang mengungkapkan cinta kepadanya di hadapan banyak orang.
"Rin," panggil Nino, dari dalam mobil.
"Hey," jawab Airin lalu segera masuk kedalam mobil milik pria muda tersebut.
Nino adalah pria yang hampir 4 tahun ini mengisi hari-hari si cantik, sejak SMA Airin dan Nino sudah menjalin cinta, bahkan pria muda itu mampu membuat Airin tak mau berpaling sedikit pun.
"Rin, nanti malam kita gagal makan malam berdua, ya," ujar Nino pelan.
"Kenapa?" Airin menatap heran.
"Aku ada urusan keluarga, jadi kapan-kapan saja ya," jawab Nino lalu tersenyum ke arah gadis yang begitu mencintainya.
"Oke," jawab Airin dengan tersenyum pula.
Meski kecewa karena Nino sering ingkar janji padanya, bahkan ini yang ke sekian kali, kekesihnya itu menggagalkan makan malam berdua, namun karena cinta yang teramat besar, membuat si cantik tak menaruh rasa curiga.
* * *
Malam pun tiba, dingin sang angin membelai tubuh Airin, yang kini sengaja keluar rumah dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Braaaak!"
Si cantik tak sengaja menabrak pelan mobil seseorang yang kini tengah berada tepat di depan motor miliknya.
"Gak punya mata ya, mbak," sosok pria tampan, keluar dari dalam mobil yang tadi di tabrak oleh Airin.
"Gak usah marah dong mas! Aku kan tidak sengaja," kilahnya ketus.
"Pelankan nada bicaramu! Bukan minta maaf tapi malah marah-marah," emosi pria itu pula.
"Yeeee, biasa aja dong mas, gak usah nyolot juga, kali," ejek Airin kian menjadi.
"Namaku Alvian, bukan mas mas!" pria itu mengerutkan wajah tampanya.
"Ihh gak nanya," ejek si cantik lalu pergi dari hadapan pria yang bernama Alvian tersebut. "Cakep sih, tapi ganas," gumam Airin dalam hatinya dan semakin menjauhi keberadaan Alvian.
Sementara Alvian menggeleng pelan, ia tersenyum simpul namun berdecak heran. Sebab tak ia pungkiri, gadis yang baru saja menabrak mobilnya memang cantik luar biasa.
"Bisa-bisanya, mobil berhenti di tabrak, untung lecetnya tidak terlalu parah," grutu Alvian kemudian.
Benar saja, sebab Airin belum terlalu pandai mengendarai kendaraan roda dua, hingga hal yang tak di inginkan tadi pun terjadi.
"Huuh.... ," Airin membuang nafas lega, ia hampir saja mati konyol. "Untung tadi aku bawa nih motor pelan banget, kalau ngebut pasti sudah mampus, tadi," ucap Airin di dalam hati seraya mengelus pelan dadanya yang sejak tadi berdebar-debar tak jelas.
Gadis cantik itu menghentikan kendaranya di sebuah Cafe, Airin berencana pulang di jemput saja oleh sopir sang papa. Kejadian tadi membuat Airin tak berani mengendarai motor lagi.
Namun tiba-tiba saja, sorot mata si cantik menajam ke arah dua orang yang tengah tertawa begitu lepasnya dan terlihat sangat bahagia.
"Nino," ucapnya pelan, namun membuat Airin cukup terkejut. Sebab ia melihat sang ke kasih tengah bermesraan dengan seorang wanita dan terlihat sangat saling mencintai.
"Dini, 3 hari lagi, aku akan datang melamarmu," ucap Nino lalu mencium punggung tangan wanita yang kini tengah bersamanya.
"Kau serius?" tanya wanita bernama Dini itu.
"Serius, bahkan aku sangat serius, karena aku harus bertanggung jawab, atas hal yang telah kita lakukan," ujar Nino lagi.
"Lalu. Bagaimana dengan Airin? Apa kau sudah memutusknya?"
"Belum, karena aku masih butuh dia untuk menjadi ATM kita, sebab Airin selalu memberi apapun yang ku minta, lagi pula kau sudah hamil anakku, biarkan aku dan dia tetap berpacaran, sementara kita berdua menikah," ucap Nino dengan lugasnya, bahkan tak ada rasa bersalah sedikit pun.
Airin yang sejak tadi memang berada tak jauh dari keberadaan Nino, mendengar dengan sangat jelas, apa yang sudah di rencanakan oleh pria yang begitu di cintainya. Hancur perih dan sakit, tak bisa mengungkapkan betapa hancurnya batin Airin kini, sebab Nino adalah pria yang amat ia cintai bahkan rela memberi apapun yang pria itu minta darinya. Tapi kini, Airin melihat dan mendengar dengan sangat jelas pengkhianatan yang Nino lakukan.
"Ba ji ngan.... sialan!!" pekik Airin sekuat tenaga lalu menyiram wajah Nino dengan segelas air dingin yang berada di meja.
"Rin!" Nino pun terkejut saat melihat kehadiran Airin di antara ia dan Dini.
"Owh... ini yang kau bilang, ada urusan keluarga," Airin bedecak kesal lalu menunjuk wajah Dini yang juga menatap lekat ke arahnya.
"Rin, aku bisa jelaskan," Nino meraih tangan Airin dan berusaha meredamkan amarah gadis itu.
"Tidak perlu! Aku sudah mendengar dengan telingaku, semua pengkhianatanmu dan juga rencana busukmu. 4 tahun bersama, membuatku buta bahwa pria yang begitu ku cinta, hanyalah pria sialan yang licik cara pikirnya. Mulai hari ini, kita putus!!" ucap Airin dengan sangat emosi.
"Putus, tinggal putus. Lagi pula Nino memang tidak mencintaimu, dia hanya butuh uangmu untuk membahagiakanku," ejek Dini lalu mendorong tubuh Airin hingga terjatuh.
"Sialan, dasar murahan!!" umpat Airin semakin manjadi-jadi.
"Tidak masalah, kau mau menyebutku murahan, lagi pula wanita murahan inilah yang bisa membuat takluk pria yang begitu kau cintai," tambah Dini lagi, hingga membuat Airin semakin emosi.
"Diam......!!!" teriak Airin sekuat tenaga lalu memecahkan gelas yang sejak tadi ada di tanganya.
"Akan ku beritahu sesuatu padamu, bahwa aku sudah hamil 3 bulan anak dari kekasihmu, bahkan kami berencana menikah dalam waktu dekat." Ujar Dini kian menjadi, bahkan emosi Airin membuatnya semkin senang untuk mengungkap kisah cintanya bersama Nino.
"Kau....!"
Sorot mata Airin menajam ke aran Nino dan Dini, bahkan air matanya tumpah tanpa ia sadari. Sakit hatinya kini memang tak bisa ia tutupi, namun emosi dan air mata Airin membuat Dini tertawa lepas di hadapanya.
"Ayo kita pulang, sayang!" Dini menarik pelan tangan Nino dan pria itu memang lebih memilih pergi bersama Dini, dari pada menghapus air mata, di wajah gadis yang sudah 4 tahun ini bersamanya.
"Kalian......!!
Airin berlari dan melempar pecahan gelas yang ada di hadapanya, hingga pecahan tersebut mengenai tepat di bagian prut Dini.
Secara spontan, darah pun bercucuran dan Dini pun pingsan tak sadarkan diri.
"Rin... apa yang kau lakukan?"
Melihat Dini tak berdaya dengan darah yang keluar dari perutnya membuat Airin begitu kerakutan, ia berjalan pelan menjauhi keberadaan Nino dan selingkahnya yang sudah tak berdaya, akibat pecahan gelas kaca yang Airin hujamkan tanpa sengaja, sebab ia emosi luar biasa hingga tak sadar ulahnya tadi bisa membunuh Dini.
Malam itu Nino segera membawa wanita yang tengah mengandung anaknya dengan di bantu banyak pengunjung Cafe, yang juga menyaksikan pertengkaran di antara mereka bertiga. Dini yang seolah sudah tak bernyawa lagi, kini harus di larikan ke rumah sakit.
Sementara Airin berlari tak tau arah, akan kemana, hanya air mata yang menjadi saksi betapa lemah ia kini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-12
1
Nur Ain
Lanjutin
2022-08-25
0
Ivon Pramesti Syahnanda
hai cantik aku udah mampir yaaa
yuk mampir di novel Terbaru ku Hit me so hard 😊
2022-08-23
0