"Josh, kamu selingkuh?!" Ucap Mira dengan napas tercekat, bersamaan dengan hidupnya lampu.
"Mira?!" Sahut dua orang bersamaan. Lelaki yang di panggil dengan sebutan Josh tersebut membelalakan matanya, tidak dengan wanita yang berada di bawah kungkungannya, wajahnya berubah santai, bahkan tersenyum puas.
"Aku bisa jelasin, Mir!" Josh meraih sebuah handuk untuk menutupi pinggang hingga lututnya.
"Jelasin? Apa yang kamu mau jelasin? Kamu selingkuh sama Namika apa maksudnya?" Mira membalikkan tubuhnya, hendak melangkahkan kaki keluar dari apartemen itu.
"Tunggu, Mira!"
"Sudah, Josh! Biarkan saja dia pergi! Bukannya kamu sudah tidak mencintainya?" Namika menarik tangan Josh, kemudian bergegas memakai pakaiannya yang berceceran di lantai.
Dengan segera mungkin ia menyusul Mira yang baru sampai di depan lift untuk turun.
"Mira, aku bisa jelasin!"
Mira tak menghiraukan Josh yang terus meneriakinya, ia buru-buru memasuki lift. Josh ikut masuk ke dalam lift dan segera menutupnya sebelum ada orang lain yang ikut masuk.
"Mir," Ucap Josh sambil menggapai lengan Mira. Namun tangannya ditepis dengan kasar.
"Aku khilaf, Mir." Ucap Josh lagi sambil bersimpuh di kaki Mira.
"Khilaf?!" Ulang Mira dengan tatapan mata nyalang ke arah Josh, seketika membuat pria dengan sosok idaman para wanita itu langsung menunduk. "Sudah berapa lama kalian seperti tadi? Apa jangan-jangan.... Sejak aku pergi kalian sudah berhubungan?"
Josh semakin menunduk, ia tak berani menjawab pertanyaan Mira.
"Kita putus!" Ucap Mira tegas sambil melangkahkan kakinya keluar dari lift. Meninggalkan Josh yang masih tercekat di dalam lift, hingga pintu lift tertutup kembali.
Langkah kaki Mira begitu sangat cepat, hingga ia telah berada di depan sebuah halte bus terdekat apartemen. Ia duduk di tempat itu, bukan untuk menunggu bus, melainkan memikirkan siapa yang bisa ia ajak mencurahkan isi hati serta keluh kesahnya. Hingga ia telah mengetahui siapa tujuannya.
Mira membuka ponselnya, menghubungi kontak dengan nama Hui.
"Hallo? Kamu di rumah kan, Ze? Aku kesana ya? Mau curhat, masih boleh kan?" Tanyanya pada seseorang di seberang telepon itu dengan nada suara sedikit bergurau. Setelah menutup teleponnya, datanglah sebuah bus yang kebetulan satu tujuan dengan Mira.
Mira menaiki bus itu, duduk di kursi paling belakang. Sebelum duduk disana, ia sedikit terkejut karena di sebelah kursi yang akan didudukinya terdapat seorang pria dengan wajah yang mirip dengan Josh.
"Aku tahu aku tampan, tapi bisakah kamu tidak menatapku seperti itu?" Pria itu nyatanya mengetahui bahwa Mira menatapnya.
Mira memalingkan wajahnya, membatalkan niatnya untuk duduk disebelah pria itu. Hal itu membuat laki-laki pemilik wajah tampan itu mencebik.
"Bilang saja ingin dekat tapi tidak berani!" Gerutunya sambil tersenyum menggoda pada Mira.
Mira memalingkan wajahnya ke arah lain, matanya menyusuri setiap baris kursi di dalam bus itu. Hatinya mencelos saat tak menemukan kursi kosong lainnya selain di samping pria yang membuatnya memiliki kesan menyebalkan dalam benak Mira.
Tiba-tiba pria itu mengulurkan tangannya, menyentuh tangan Mira dan menariknya hingga gadis bertubuh langsing itu terjatuh hingga terduduk di kursi kosong itu.
"Setidaknya sayangi kakimu agar tidak terasa pegal." Ucap pria itu sambil tersenyum manis dengan memperlihatkan deretan giginya yang rapi, tak lupa mengedipkan sebelah matanya.
"Menjijik*n!" Umpat Mira sambil mendongakan kepalanya.
Sepanjang perjalanan Mira merasa sangat kesal pada pria disampingnya yang tak henti-hentinya menatapnya sambil tersenyum manis. Sesekali bahkan tangannya selalu berusaha menyentuh tangan Mira.
Hingga ia merasa tidak kuat lagi dan langsung turun saat bus berhenti tepat di halte bus dekat komplek perumahan besar. Mira tak menyadari tas tangannya tertinggal di atas kursi bus.
"Hei, Nona!" Pria itu terus memanggil Mira, namun tak dipedulikan oleh Mira yang sudah sangat merasa kesal padanya.
Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh.
"Cara yang sangat bagus untuk membuatku seolah berusaha menemuimu untuk mengembalikan ini!" Gumamnya sambil memasukan dompet Mira ke dalam saku jaketnya.
...****************...
"Jadi, Josh selingkuh?!"
Keterkejutan sangat jelas terpampang di wajah seorang gadis yang tengah duduk di atas tempat tidur berukuran king size. Ditemani seorang lagi yang kini tengah telungkup dengan wajah menimpa bantal.
Punggung dan bahunya berguncang-guncang menandakan bahwa ia sedang menangis.
Gadis itu menghentikan tangisnya untuk mengangguk, hingga sekejap kemudian kembali telungkup dan menangis lagi.
"Huft," gadis yang tengah duduk itu menghela napas gusar, kemudian menarik tangan gadis yang sedang menangis dan mengguncang-guncangkan tubuhnya.
"Stop! Jangan menangis, lakukan hal yang Josh inginkan dari kamu bersama laki-laki lain! Buat dia menyesal!" Usul wanita berambut pirang sebahu tersebut sambil menjentikan jempol dan jari manisnya.
Mira, gadis yang sejak tadi menangis langsung menghentikan tangisnya dan menegakkan tubuhnya. Tak lupa, matanya membulat sempurna.
"Maksud kamu? Aku harus..."
"Ya!"
"Gila!" Mira mengumpat sambil melemparkan sebuah bantal pada sahabatnya tersebut hinggal terjungkal.
"Gaul Mir!"
"Vika!" Mira kembali melemparkan sebuah bantal pada Vika, sahabatnya.
Kali ini Vika bisa menangkap lemparan bantal dari Mira dan balas memukul Mira dengan bantal.
"Jangan beneran!" Usul Vika yang membuat Mira makin bingung.
"Maksudnya, buat seolah kamu tidur dengan laki-laki lain," Vika menjelaskan maksudnya yang langsung membuat Mira memikirkan usulnya.
Mira sedikit ragu, namun akhirnya setuju. Kebingungannya tidak berhenti disitu, ia bahkan tidak tahu siapa yang harus di ajaknya untuk melakukan usulan cara dari Vika.
"Tapi... Sama siapa aku harus melakukan itu?" Vika mengerutkan dahinya, ia sendiri bingung untuk hal itu.
Hingga Vika tersenyum bangga dan membisikan sesuatu ke telinga Mira.
"Oke!" Mira mengacungkan jempolnya, lalu memeluk Vika.
"Makasih ya, Vik! Kamu selalu bisa dan siap membantuku!"
...****************...
"Kamu yakin, Vik?" Mira menatap setiap sudut ruangan, dimana terdapat banyak meja yang diatasnya dipenuhi berbagai botol minuman yang bisa membuat seseorang hilang kesadaran.
Usul dari Vika sangat meyakinkan, akan tetapi tempat untuk mencari kebutuhan dalam usul itu cukup mengerikan bagi Mira.
Ini pertama kalinya, ia menjejakan kaki ke dalam sebuah bangunan yang setiap malamnya ramai di kunjungi banyak orang, utamanya laki-laki yang mencari hiburan disana.
Musik yang keras dan asing cukup membuat telinga Mira sakit, bau minuman dimana-mana membuat mual, lampu kerlap-kerlip membuatnya pusing.
Rasanya jika tidak bersama Vika, mungkin Mira sudah ingin membalikan tubuhnya dan kembali ke rumah.
"Vik, kamu yakin? Kita cari di tempat lain aja!" Ajak Mira sambil memperhatikan wanita-wanita yang sedang menari dengan para pria, dengan pakaian yang sangat minim.
"Mir, cuma disini kita bisa menemukan laki-laki seperti itu!" Vika menarik tangan Mira untuk ke ujung ruangan, dimana seorang pria tengah duduk sambil menyesap rokoknya dan tangan lainnya memainkan gadgetnya.
"Kalian datang juga!" Pria itu mematikan rokoknya, meletakannya di asbak dan memperhatikan Mira dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"
"Cuma pura-pura tidur dengan Mira, kami bayar lebih mahal dari bayaran yang kamu minta, Mike!"
Pria itu kembali memperhatikan Mira.
"Jika wanitanya seperti ini, tanpa dibayarpun aku rela." Lelaki bernama Mike itu tersenyum penuh arti pada Mira.
Mira mencubit tangan Vika.
"Jangan membuat sahabatku takut! Jadi, kamu mau atau tidak?"
Mike mengangguk cepat, kemudian meraih gelas berisi air putih tidak biasa dan meneguknya.
"Waktu dan tempat akan aku kabari!"
...****************...
"Siapa gadis yang tadi duduk dengan kamu di bus?!"
-
-
-
-
-
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Sinta Cinta
hummm mulai tertarik
2022-03-24
0
☘ʟɪᴀᴢᴛᴀ™๖ۣۣۜ ᴸᴰᴸ
lanjut author cantik
2021-11-11
2