"Nad!" panggil Cacha saat melihat sahabatnya yang hendak masuk ke unit apartemen yang berada di sebelah miliknya. Nadira dan Cacha memang tinggal bersebelahan.
Awalnya, Cacha meminta Nadira untuk tinggal dalam satu unit bersamanya, tetapi gadis itu menolak dan memilih untuk membeli satu unit apartemen di samping milik Cacha. Nadira pun baru sekitar satu bulan tinggal di sana, karena selama ini dia tinggal bersama Ardian.
"Kamu dari mana, Cha?" tanya Nadira menyelidik.
"Oh, aku habis mengantar seseorang." Cacha terlihat begitu gugup. Dia khawatir Nadira akan tahu kalau Nathan selama sebulan akan tinggal bersamanya. Walaupun dia tahu, cepat atau lambat Nadira pasti akan tahu. Apalagi, dia baru mengetahui kalau Nathan bekerja sama dengan Rendra.
"Siapa?" tanya Nadira menuntut jawaban.
"Ya pokoknya seseorang. Kamu sendiri dari mana?" Cacha berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Aku habis ada urusan. Aku mau mandi dulu nanti aku ke apartemen kamu ya," kata Nadira dengan lembut.
"Jangan!" Cacha secara refleks menggoyangkan tangan tanda tidak setuju. Kening Nadira terlihat mengerut melihat Cacha yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu. "Em ... aku sehabis ini mau kencan sama James. Kamu 'kan tahu ini malam minggu," ucap Cacha beralasan.
"Astaga dasar bocah! Pacaran mulu. Ya udah, aku mau tidur aja kalau begitu," kata Nadira. Dia membuka pintu lalu masuk, sedangkan Cacha hanya tersenyum simpul. Dia kembali ke apartemen miliknya setelah Nadira menutup pintu.
Ketika sudah berada di dalam dan pintu sudah terkunci rapat, Nadira melempar tasnya ke sembarang tempat lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. Airmata yang sedari tadi ditahan-tahan akhirnya lolos begitu saja. Dia terisak, mengingat pertemuannya tadi dengan Nathan. Lelaki yang hampir dia lupakan meski perasaannya untuk lelaki itu masih tetap sama seperti dulu. Bahkan sampai saat ini, Nadira masih menutup rapat pintu hatinya untuk orang lain. Karena Jonathan Saputra, sudah memenuhi seluruh isi hatinya dan tidak ada tempat untuk hati yang lain lagi.
***
Nadira sudah memakai pakaian kerja dengan rapi, tubuhnya terbalut blazzer yang berwarna senada dengan rok selutut yang dipakai. Rambut dikucir kuda, hingga menampilkan leher jenjangnya. Dengan penampilan seperti itu, Nadira terlihat begitu cantik dan anggun dengan aura dewasa yang begitu terpancar.
Dia mengambil tas limited edition keluaran terbaru, lalu berjalan keluar apartemen. Dia begitu terburu saat melihat jam di pergelangan tangan sudah hampir menunjukkan angka delapan. Dia merutuki dirinya sendiri yang sudah terlambat bangun karena semalam tidak bisa tidur. Dirinya baru bisa menggapai mimpi sekitar jam lima pagi.
Bug!
Tas di tangan Nadira terjatuh saat tanpa sengaja menabrak orang yang baru saja keluar dari pintu lift yang terbuka.
"Maaf, saya tidak sengaja." Nadira yang sedang mengambil tas, seketika menghentikan gerakan tangannya saat mendengar suara yang begitu familiar di telinga.
Dia berdiri tegak, lelaki itu pun terdiam saat melihat wajah Nadira. Mereka saling terpaku dalam tatapan yang begitu memabukkan.
"Lho, bukannya kamu Elvina? Kamu tinggal di apartemen ini juga?" tanya Jasmin yang berdiri di belakang Nathan. Mereka berdua pun saling memutus pandangan. Nadira terlihat memaksakan senyum di depan Jasmin.
"Iya, Nona. Apa kalian tinggal di sini juga?" tanya Nadira. Saat ini, dia sedang berusaha keras mengontrol perasaannya.
"Ya hanya sementara sampai kerjasama kita selesai," tutur Jasmin. Nadira mengangguk mengiyakan. Dia kembali melihat jam di pergelangan tangan lalu berpamitan tanpa menoleh ke arah Nathan. Namun, saat Nadira melewati Nathan, lelaki itu justru menahan tangannya.
"Lain kali lebih berhati-hatilah, Nona Muda. Jangan sampai kecerobohan Anda menyakiti diri Anda sendiri," ucap Nathan. Hati Nadira terasa begitu nyeri saat mendengar Nathan berbicara seformal itu padanya.
Tanpa bicara lagi, Nathan melepas cekalan tangannya lalu pergi begitu saja meninggalkan Nadira yang hanya bergeming di tempatnya. Jasmin pun mengekor di belakang Nathan.
Nadira meremas tas di tangan dengan kuat, saat merasakan rasa sakit yang terasa begitu menghujam hatinya. Bahkan mata gadis itu terlihat berkaca-kaca saat menatap punggung Nathan yang perlahan menjauh darinya. Dia berharap Nathan akan berbalik dan kembali menghampirinya, tetapi semua hanyalah sebuah harapan yang takkan pernah jadi kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Darin Mumtazah
kan udh baca 2x masih mewek,,😭😭 tk ksih bunga thor smga sllu bermekaran ya😍
2023-02-13
1
Sinta anti
mungkin nathan kya gtu krna lamaran buat nadira di tolak sma nadira,mlah nadira milih cwok lain pda akhrnya cwo yg di pilih nadira cuma punya niat jahat sma keluarganya.seingt aq ceritany kya gtu bukan sih thor.soalnya aq dah bca cerita tentang alvino..
2022-09-01
1
Siti Homsatun
baru baca di bab 5 kau bikin aq mewek 😭😭
2021-12-17
0